(XII) Skala Semesta

5 5 0
                                    

---NABUMI---

Pukul setengah tujuh malam. Nakula mengajak Laskara makan di restoran yang terletak di rooftop sebuah apartemen dekat mall yang sudah mereka kunjungi untuk sekedar berkeliling dan membeli buah-buahan dan bingkisan makanan untuk menjenguk Radea. Setelah menanyakan Sadewa pada Fabian di sekretariat BEM, Laskara dan Nakula langsung berangkat menuju mall tepat setelah pemuda itu menawarkan diri untuk mengantar Laskara. presetan dengan Sadewa dan janjinya, dia tidak bisa dihubungi sampai sekarang.

Restoran ini bergaya klasik dan indah. Dari meja mereka, Laskara bisa melihat pemandangan lampu-lampu cantik dibawah sana. Angin pun tertiup sepoi-sepoi terasa sangat bersahabat. Lilin-lilin kecilnya yang menyala didalam wadah kaca yang ditarus disetiap meja seperti menari-nari karena tiupan angin sepoi itu.

Makanan yang dipesan, sudah mulai mereka santap dengan pelan. Laskara baru kali ini menginjakkan kaki dalam restoran outdoor yang begitu mengesankan. Mulai dari desain, view restoran serta makanan yang begitu bisa dinikmati. Keduanya asik mengobrol sepanjang makan. Seperti biasa obrolan berlangsung lancar, dan Laskara pun sangat menikmati obrolan mereka. Dengan Nakula, ia bisa menceritakan apa saja. Nakula sudah sangat mengenalnya, hingga Laskara dengan bebas bisa menjadi dirinya sendiri didepan Nakula.

“Makasih banyak kamu udah ajak aku ketempat seindah ini Na.  Kayanya tempat ini enak dijadiin pelarian deh kalo aku lagi mumet tugas.” Laskara tersenyum

“Kenapa begitu?” Tanya Nakula.

“Entah. Aku merasa nyaman aja disini.”

“Duh, kalo tau ini bakalan dijadiin tempat kabur, kamu salah tempat deh kayanya” Nakula tertawa pelan “Disini terlalu ramai untuk melebur ketidak beruntungan dihidup kamu Nabumi. Kalo kamu mau, aku bisa cariin tempat yang paling sejuk, damai dan nyaman buat kamu melepas sementara bebanmu itu”

“Nggak mungkin di Jakarta ada tempat kaya gitu” Laskara menggeleng tak percaya.

Nakula mengernyit “Siapa bilang aku Cuman cari tempat kaya gitu disekitaran Jakarta ? aku akan cari kemanapun Nabumi. Aku akan cari tempat itu buat kamu”

Laskara hanya bisa terlongong bengong. Ia tidak menyangka akan mendengar hal semacam ini. Lalu beberapa detik kemudian ia terkekeh “Oke…Kalo kamu menemukan tempat itu, kasih tau aku ya. Nanti aku akan datang kesana”

Nakula terbahak, “Kamu aneh sekali” dibalas kenyitan bigung oleh Laskara ketika melihat respon Nakula yang tiba-tiba tertawa.

“Kok Aneh?” Tanyanya.

“Iya, aneh. Kamu bilang begitu sama saja kamu merencanakan ketidak beruntungan dalam hidupmu. Kar, manusia mana yang mau-mau aja dapet ketidak beruntungan kaya gitu. Nggak ada” Jelas Nakula.

“Kamu dari tadi bicara ketidak beruntungan terus. Ketidak beruntungan apa yang kamu maksud Nakula.”

“Mumet, Sedih, Kecewa, lelah sampai hampir putus asa, mencintai, rindu, hal-hal seperti itu termasuk ketidak beruntungan Nabumi.”

“Aku setuju..” Laskara mengangguk “Tapi Na, semua didunia ini berpasangan bukan ? Setelah kita mendapat ketidak beruntungan, pasti ada keberuntungan setelahnya. Kalau kamu mendapat keberutungan, pasti ada ketidak beruntungan setelahnya.”

Nakula tertawa kecil, mengangguk-anggukan kepala. “Kalo gitu, jika seseorang mendapat kesedihan maka dia adalah orang yang tidak beruntung dan akan mendapat keberuntungan Bahagia setelahnya. Begitupun orang yang mencintai, ia tidak beruntung tetapi akan mendapat keberuntungan dicintai setelahnya. Begitu maksudmu?”

Nabumi | ft NCT [SEGERA DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang