(XI) Dia Lagi

2 5 0
                                    

Aku kayanya mau revisi cerita ini besok deh 🙃 aku baca ulang kaya ada yang kurang srek sama alurnya.

Udah gitu aja, happy reading ☺

---NABUMI---

Surai yang selembut kapas, membuat anak rambut Laskara berjatuhan karena terhembus angin dari jendela dan terus menyapu netranya. Ia meraih jepit rambutnya yang Sadewa berikan beberapa minggu lalu, kemudian memakainya.

Laskara teringat janjinya bersama Sadewa tempo hari, untuk jalan-jalan bersama seraya menemani Laskara untuk membeli beberapa buah-buahan dan makanan untuk menjenguk Radea yang tidak masuk kuliah hari ini karena sakit. Laskara segera membereskan buku dan alat tulis lainnya yang masih terserak diatas meja.
“Mau kemana? Buru-buru banget”
Sambil memasukan satu persatu barangnya kedalam tas. Laskara menoleh pada Nakula yang berdiri dengan tas hitam yang sudah bertengger dibahu kanannya. Gadis itu terdiam sejenak, lalu tersenyum dan berkata “Ada janji sama Sadewa”

Laskara nampak bersemangat, tak peduli seberapa panas matahari yang sangat terik pada siang hari ini. Gadis itu sudah tidak sabar untuk bertemu Sadewa. Lihat saja, kulit wajah yang terlihat seputih susu sudah ia poles dengan rona peach ditambah liptint yang berwarna sama. Ah pantas ternyata, gadis itu ingin menemui kekasihnya.

“Dewa hari ini nggak sibuk emang?” tanya pemuda itu memastikan.

Laskara sedikit memiringkan wajahnya “Maksud kamu?”

“Takutnya Sadewa sibuk persiapan. Coba deh kamu chat dia lagi, Bumi” Gadis itu mengangguk ragu, namun sedetik kemudian ia membuka ponselnya. Mengirim pesan pada Sadewa untuk memastikan.

“Gak dibales. Na” keluh gadis itu. “Apa aku samperin aja ya keruang BEM?” ucapnya kemudian.

“Iya, coba samperin aja. Mau gak aku temenin?” Tawar Nakula.

Laskara bergeming beberapa saat. Ia sebenarnya tidak ingin merepotkan Nakula. Tapi ia juga tidak terlalu akrab dengan anggota BEM. “Bo-boleh deh Na.” finalnya.

Nakula mengangguk, kemudian Laskara bangkit setelahnya. Mereka berdua berjalan beriringan menuju ruang sekretariat BEM yang memang cukup jauh.

Nakula sendiri tidak mempunyai motif apapun untuk mengantar Laskara. Ini semua murni karena ia tidak ingin melihat Laskara tertinggal sendiri karena Sadewa yang ternyata tidak bisa menemui gadis itu. Terlebih sifat Sadewa yang sulit diterjemahkan akhir-akhir ini.

---NABUMI---

“Ada apa Na?”

Fabian menghampiri tatkalan mendapati Nakula dan Laskara yang tengah berdiri diambang pintu. wajah pemuda itu terlihat Lelah, lengan almamater yang ia naikkan sampai siku. Fabian, sebagai presiden mahasiswa tentu ia salah satunya yang akan berfikir paling keras dan bekerja kesana kemari selain ketua pelaksana.

Nakula menoleh sebentar pada Laskara kemudian berucap “Ini Laskara temen gue, dia cari Sadewa. Ada nggak kak?”

Laskara mengangguk sungkan pasalnya ia belum pernah bertemua Fabian sebelumnya. Terlebih jabatannya yang tidak biasa membuat Laskara sungkan untuk mendahului pembicaraan “Kak, aku Laskara. Bener kata Nakula, aku mau cari Sadewa”

Fabian mengangguk mengerti “Salam kenal ya Laskara, gue Fabian. Tapi sorry nih, Sadewa lagi cari  bahan-bahan buat dekorasi sama Ratu. Jadi dia gak ada di sekre sekarang”
Laskara dan Nakula terlihat berpandangan, kemudian Laskara mengangguk pelan “Oh gitu ya kak. Kira-kira kapan Sadewa selesainya ya?”

“Kurang tau sih. Dewa sama Ratu baru berangkat dua puluh menit lalu soalnya”
Gadis berbaju broken white itu menghelan nafas pelan. Ia mutlak dikecewakan oleh Sadewa karena mengingkari janjinya hari ini. Sebenarnya jika Sadewa berkata terlebih dahulu jika ia sibuk pada Laskara, mungkin gadis itu akan memakluminya. Namun, Sadewa tidak ada kabar dan ternyata sedang pergi bersama Ratu.

“Lo pacarnya Sadewa?” Tanya Fabian. Suara berat pemuda itu menyeruak. Membuat Laskara yang tadinya bingung atas jawaban Fabian, ia kembali menaruh atensinya pada pemuda itu.

“Iya kak” singkat Laskara, gadis itu tersenyum tipis.

“Loh, gue kira pacarnya Sadewa itu Ratu. Ternyata elo.”

Senyum laskara luntur kala mendengar kalimat yang sudah ia dengar kali kedua. Lagi, ia mendengar sesuatu yang sangat tidak ingin didengar. Laskara jadi penasaran, sebenarnya sedekat apa Sadewa dengan Ratu hingga mereka berdua disangka sebagai sepasang kekasih.

Laskara tidak memungkiri jika hatinya begitu nyeri, ia sangat cemburu. Ratu memang cantik, tapi Sadewa adalah miliknya. Sadewa mengingkari janjinya karena ada tugas bersama Ratu, Sadewa disangka berpacaran dengan Ratu karena mereka sering bersama. Akhir-akhir ini, kehidupannya mengapa malah diisi dengan nama itu.

---NABUMI---

Nabumi | ft NCT [SEGERA DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang