chapter 9

238 29 3
                                    

"Kau terlihat cantik."




Hermione dengan cepat mendongakkan kepalanya ke arah pria berambut coklat di depannya, menatap pria itu heran.

Ia tidak pernah menduga bahwa Theo akan mengucapkan hal seperti itu. Hermione memang sempat mengharapkan pujian, namun tidak terpikir bahwa Theo adalah orang pertama yang akan memujinya. Tidak bisa dipungkiri jika Hermione merasa senang akan pujian yang pria itu lemparkan, namun itu terlalu tiba-tiba dan sedikit mengejutkannya.

Theo mulai mengambil garpu lalu memakan hidangan yang tersaji di depannya. Sebelum suara Hermione mengalun lembut di gendang telinganya.

"Terima kasih untuk pujiannya."

Theo kembali melirik Hermione, mengangguk pelan lalu kembali fokus ke makanannya.

"Apakah kau tidak memiliki kekasih?"

Theo tersedak mendengar pertanyaan Hermione. Membuat wanita di depannya sedikit panik lalu mengulurkan segelas air padanya.

"Pelan-pelan, kau mengangagetkanku." Hermione menggerutu saat melihat Theo menegak gelas yang berisi cairan bening.

"Kaulah yang mengagetkanku," sungut pria itu.

"Aku belum terlalu tertarik untuk berkomitmen dan memulai hubungan yang serius dengan seseorang." Lanjutnya, menjawab pertanyaan Hermione.

"Kenapa bertanya seperti itu? Apakah kau ingin mencalonkan diri menjadi kekasihku?" Tebaknya sambil menggoda Hermione.

"Jangan gila, aku sama sekali tidak tertarik denganmu." Hermione mengalihkan pandangannya ke samping saat seorang waitress datang membawa sebuah nampan.

"Well, Itu sedikit melukai harga diriku." Pria itu berbicara dengan nada sedih yang dibuat-buat. Theo tidak terlalu serius menanggapi kalimat Hermione, memilih untuk terus melahap makanannya yang mulai dingin.


Hermione memakan makanannya dengan tenang. Sesekali melirik ke arah pria yang duduk di depannya.

Angin menerpa wajah Hermione, membuat rambut wanita itu sedikit berantakan.

Theo mengamati Hermione yang berusaha untuk membenarkan rambutnya. "Lain kali kau harus mengikat rambutmu." Ucap pria itu

Hermione terdiam, merasa deja vu. Ia ingat Draco pernah mengatakan hal yang sama padanya beberapa waktu yang lalu. Dengan susunan kalimat dan nada bicara yang sama pula.

Pandangan mereka tidak sengaja bertemu, namun Hermione segera menunduk dan kembali memasukkan sesendok gelato ke dalam mulutnya.

"Bagaimana denganmu?" Theo bertanya.

Hermione menghentikkan kegiatannya lalu memasang ekspresi bingung. Tidak
mengerti maksud dari pertanyaan pria di depannya.

"Kekasih, apakah kau memiliki kekasih?" Theo kembali bertanya, mengulang susunan kalimatnya agar wanita itu mengerti.

"Ah itu," Hermione berseru ketika ia akhirnya paham dengan maksud dari pertanyaan itu.

Terdapat jeda yang panjang diantara kalimatnya. Hermione kembali bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia memiliki kekasih?

Hermione tersadar dari lamunannya saat tangan besar pria itu bergerak tepat di depan wajahnya.

"Kau melamun."

Hermione tersenyum canggung lalu berkata "Aku juga sama sepertimu, menikah bukanlah prioritasku." Bohongnya.

Theo menganggukan kepalanya berkali-kali sambil menyesap minuman bersoda yang ia pesan. Pria itu melihat ke arah Hermione yang terus menyendok gelato berwarna coklat miliknya.

London BreezeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang