Draco pergi meninggalkan flat Hermione dengan perasaan gundah. Sesekali melirik ke arah ponselnya. Suara Astoria terdengar dingin dan tidak ramah di telepon.
Draco menggenggam setir mobilnya erat, mengendarakannya dengan kecepatan tinggi. Jantungnya tiba-tiba berdebar lebih cepat dari biasanya, kekhawatiran perlahan menyelimuti dirinya.
Draco segera memarkirkan mobilnya asal saat sudah memasuki halaman rumah.
Berjalan memasuki rumahnya dengan sedikit terburu-buru sambil terus melihat sekelilingnya. Berusaha untuk mencari sang istri.
Matanya menangkap Astoria yang sedang duduk di ruang tamu sambil meminum segelas teh dengan mug mewah koleksinya.
Pria itu bernapas lega saat berhasil menemukan istrinya. Draco berjalan mendekat, mendudukkan dirinya disamping Astoria. Melihat ke arah wanita itu, mencoba mempelajari ekspresinya.
"Apakah ada sesuatu yang menganggumu?" Tanya Draco to the point.
"Kenapa kau berasumsi seperti itu?" Astoria membalikkan pertanyaan.
"Tidak. Ini hanya- tidak seperti dirimu, suaramu terdengar sedikit berbeda jadi aku pikir mungkin ada sesuatu yang terjadi padamu." Jawab Draco.
"Mungkin." Astoria memandang lurus ke arah Draco. Memindai penampilan pria di depannya. Penampilan Draco terlalu rapi untuk ukuran orang yang berkerja semalaman tanpa henti.
"Kau darimana saja?" Astoria kembali bertanya.
Draco hendak menyuarakan suaranya namun terhenti saat tiba-tiba Astoria kembali melanjutkan kalimatnya.
"Kau tidak pulang semalam, aku menghubungi Blaise dan dia berkata bahwa kau sudah meninggalkan kantor sejak jam enam sore." Suara Astoria berubah menjadi dingin. Sudah hapal dengan alasan pria itu.
Draco mendadak kaku, ia tidak pernah berpikir kalau Astoria akan langsung menghubungi Blaise.
"Aku memiliki sedikit urusan di luar dan aku tidak memberitahu Blaise soal itu." Jawabnya, kembali mengatur ekspresinya agar terlihat senormal mungkin.
"Kau berbohong."
"Aku tidak berbohong, aku memang mengurus sesuatu yang berhubungan dengan kontrak kerja keluarga Nott."
"Apakah kau benar-benar berpikir aku akan percaya padamu?"
"Tori, mengertilah."
"Aku ini tidak bodoh, selama ini kau benar-benar berpikir kalau aku tidak mengetahui segala sesuatu yang kau lakukan di belakangku?"
"Aku sudah berusaha menahannya selama ini. Berpikir bahwa kau mungkin akan sadar dan meninggalkan perempuan itu. Tapi ternyata aku salah, sampai saat ini kau masih terus berhubungan dengannya. Kau mengunjunginya secara teratur, kau bahkan menginap di flat kecil miliknya."
"Kau meremehkan istrimu Draco. Aku mengetahui segala sesuatu tentang dirimu dan perempuan itu, Hermione Granger. Aku bisa saja menemuinya kapanpun tapi aku tidak melakukannya."
Napas Draco tercekat. Wanita itu membombardirnya dengan semua kalimat yang ia keluarkan. Sejak kapan Astoria mengetahuinya? Mengapa istrinya tahu bahwa ia berhubungan dengan Hermione?
"Kau berselingkuh di belakangku Draco." Ucapnya penuh penekanan pada kata berselingkuh.
Mata Astoria memerah. Mencoba menahan tangisnya sekuat mungkin, namun pada akhirnya tangis itu meledak.
Draco tidak bisa melihat istrinya menangis, namun ia tidak bisa melakukan apapun kali ini. Ini semua terlalu tiba-tiba. Draco tidak pernah mengira bahwa ini semua akan terjadi. Draco menatap Astoria menyadari bahwa selama ini wanita itu hanya diam saat mengetahui fakta dirinya berhubungan dengan perempuan lain. Menyimpan rasa sakit hatinya sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
London Breeze
RomanceHermione yang terjebak di dalam hiruk pikuk kota London. Berusaha untuk mencari jalan keluar dari semua masalahnya dan berakhir terseret dalam hubungan terlarang dengan Draco Malfoy.