Bab 6

133 19 5
                                    

Hari berganti menjadi minggu, minggu menjadi bulan, bulan menjadi tahun, Pawat, Nanon dan Chimon jadi semakin dekat. Mereka menghabis waktu bersama setiap harinya. 

Bahkan sekarang mereka di SMP yang sama. Walau mereka tidak sekelas tapi tidak membuat mereka jauh sedikitpun. Kadang mereka menginap disalah satu rumah dari mereka.

Ada positifnya mereka bersama dan ada negatifnya. Positifnya mereka itu berfikiran tebuka, apapub dibahas, pelajaran atau apapun dibahas. Kadang kalau mereka belajar bersamapun mereka memang belajar. Dan teman-teman mereka ada dimana-mana, karena mereka tidak memilih-pilih untuk berteman

Tapi kalau sisi negatifnya, mereka itu jahil. Kadang mereka suka membolos kelas kalau salah satu lagi tidak mood untuk belajar, dan mereka akan kewarnet untuk main. Para orang tua mereka malah sering dipanggil kesekolah untuk menasehatin mereka.

Kalau kata Gulf ini turunan dari para bapak-bapak yang sewaktu muda seperti itu. Tapi walau begitu mereka masih bisa berfikir saat dimana itu baik atau tidak. Jadi para orang tua tidak bisa memaksa mereka juga, disatu karena pelajaran mereka sama sekali tidak terganggu sama sekali

Saat ini mereka ada dikamar Pawat, mereka baru pulang sekolah dan sedang malas main kemana-mana, dikarenakan diluar panas dan Chimon tidak mau panas-panasan

"Waat bilangin bik tarsih kalau gua mau Cola dingin doong" pinta Chimon sambil baring dikasur Pawat

Nanon yang duduk dikursi menoleh kearah Pawat, "Gua susu coklat dingin aja" pinta Nanon juga

Mendengar permintaan Nanon , Pawat tersenyum. Dielusnya kepala Nanon, "Dasar anak kecil"

"Resee!!" ditepisnya tangan Pawat dan berbaring disofa

Pawat hanya tertawa, dan menuju telpon interkom untuk menelpon Bik Tarsih. Setelah dia memesan dia menuju kursi, "Non tidurnya dikasur aja sana, gua mau duduk tau"

"Yaelah Paw, gua lagi pewe" malas Nanon

Pawat menghela napas panjang, diangkatnya kepala Nanon lalu duduk dan diletakkan kepala Nanon dipahanya. Nanon hanya tersenyum melihat perlakuan Pawat itu. Pawat hanya melirik sebentar keNanon dan sekarang dia fokus ke HP.

"Chat sama siapa lu?" tanya Nanon kepo

Diliriknya Nanon, "Devina" singkat Pawat

Mendengar nama Devina Chimon langsung mengambil posisi searah Pawat dan Nanon, "Lu dah jadian sama Devina??"

"Iya nih, bukannya baru dekat ya??" tanya Nanon

"Yaaa ngapain lama-lamaaa" tawa Pawat. Untuk soal percintaan Pawat menang jauh dari kedua sahabatnya.

"Ciiihh... Gua padahal udah kasih kode-kode sama Abang juga gak tengok-tengok gua, Masa gua kalah sama Nanon" sedih Chimon

Saat ini Nanon sudah punya pacar, namanya Lea. Mereka udah pacaran selama 1 bulan. "Yee itu mah elunya aja yang terlalu agresif, yang ada Abang takut sama luu" Kata Nanon

"Maka dari itu Non bantuin guaa doong" pinta Chimon

"Diihh usaha sendiri doong" tolak Nanon

Chimon duduk diujung tempat tidur dan memandang sinis kearah Nanon, "Awas ya luu, kalau Abang udah jatuh ketangan gua, lu bakalan gua siksaaaaa"

"Siksa aja kalau bernaniiii" ejek Nanon

Mendengar itu Chimon melempar bantal kearah Nanon, Nanon yang kenak malah memeluk bantal yg mengenainya. Pawat tersenyum melihat mereka berdua, walau fokusnya terpecah dia tetap menyimak omongan mereka. Tak lama Bik Tarsih membawa minuman dan cemilan yang diminta Pawat tadi, setelah itu Bik Tarsih meninggalkan mereka bertiga.

Mencari CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang