"Kamu mau apa, Kak?" tanya Sabrina.
"Kalo aku mau ngekos, boleh apa nggak?" ulang Sagara.
"Gak boleh!" tolak Sabrina dengan tegas.
Ale mengusap lengan istrinya. "Kita dengerin dulu alesannya Sagara, kenapa dia mau ngekos. Jangan langsung nolak gitu."
Sabrina menghela napas pelan. "Kenapa kok tiba-tiba kamu mau ngekos? Mau ngekos dimana? Terus gimana makanmu kalo ngekos? Berapa hari sekali mau pulang ke rumah?" tanyanya beruntun.
Sagara mengerjapkan matanya mendengar pertanyaan dari Bundanya yang begitu banyak.
Ale berdecak mendengar pertanyaan-pertanyaan istrinya untuk Sagara. "Kamu itu kalo nanya satu-satu, Bri. Bikin Sagara makin puyeng aja denger pertanyaanmu." Lalu Ale beralih menatap Sagara. "Kenapa kamu mau ngekos?" tanya Ale dengan lembut.
Sagara menarik napas, lalu menghembuskan perlahan sebelum menjawab pertanyaan Ayahnya. "Aku mau coba-coba aja, Yah. Biar bisa mandiri"
"Mau ngekos dimana emangnya?" tanya Ale lagi.
"Salah satu kos Bunda yang deket sama kampus aku," jawab Sagara.
"Untuk makan, kamu yakin bisa masak atau makan dengan teratur kalo tinggal sendiri?" tanya Ale.
Sagara terdiam.
"Kamu tinggal sama orang tua aja, masih suka lupa makan. Setiap makan harus selalu dipanggil dulu."
Sagara maaih tidak bersuara.
"Boleh Ayah ngomong, alesan Ayah gak bolehin kamu ngekos?" tanya Ale yang dibalesi anggukan Sagara. "Yang pertama tujuan kamu ngekos gak jelas. Buat coba-coba mandiri? Di rumah, kamu juga bisa ngelakuin segala sesuatunya sendiri kalo memang mau mandiri."
Sabrina tersenyum puas mendengar penjelasan dari Ale untuk Sagara.
"Yang kedua, kamu gak butuh banget untuk ngekos. Jarak tempuh ke kampus gak sampe setangah jam dari rumah," ucap Ale. "Bukan Ayah pelit gak mau nambah uang jajan lebih buat kamu kalo ngekos, tapi kamu emang gak butuh untuk ngekos. Kalo emang ada yang buat kamu gak nyaman tinggal di rumah ini, bilang."
"Apa Sofia sama Sayaka terlalu berisik dan ganggu kamu buat belajar?" tanya Sabrina.
Sagara menggeleng. "Aku cuma pingin coba-coba aja ngekos."
"Kalo Ayah sama Bunda gak ngebolehin, kamu gak bakal marah kan?" tanya Ale pada Sagara. "Karena semua yang Ayah katakan tadi sudah cukup jelas."
"Aku gak marah kok."
"Nanti Bunda tambah aja ya uang jajannya," ucap Sabrina. "Kamu gak perlu ngekos. Ngekos itu gak seindah apa yang kamu bayangkan. Jauh dari keluarga, bingung mau ngatur keuangan buat makan, belum lagi bersih-bersih kamar sendiri."
"Maaf ya Bun, Yah," ucap Sagara.
"Hei, gak ada yang marah sama keinginan kamu ini," sela Ale. "Kalo kamu punya tujuan yang jelas buat ngekos, Ayah akan ngijinin kamu kok."
"Mas!" seru Sabrina tidak terima.
"Tapi sayangnya, alesan kamu gak jelas. Jadi lebih baik kamu tinggal di rumah aja," lanjut Ale sebelum mendapat amukan dari Sabrina.
"Iya, Yah."
***
Sagara menuruni tangga dan mendapati Felisha sedang bermain bersama Sofia dan Arga.
"Hai," sapa Felisha begitu melihat Sagara mendekat.
"Kapan dateng?" tanya Sagara mengambil duduk di sebelah Felisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love and Friendship
Teen FictionPersahabatan antara satu lelaki dan dua perempuan. Sagara (18) yang akan memasuki bangku perkuliahan, bersahabat baik dengan Felisha (18) dan Sika (13). Dilematis antara mempertahankan pertemanan, atau merelekannya demi cinta yang belum pernah ia ra...