[Now playing : Ed Sheeran - Photograph (slower + reverb vers)]
...
—5 years later—
Angin sepoi-sepoi yang bertiup di padang rumput memang sangat menyejukkan. Rasanya sangat nyaman tidur walau hanya beralaskan rerumputan. Awan berdatangan menutupi sang mentari membuat rasa panas juga sudah tidak terasa lagi. Aku memindahkan topi besar yang menutup wajahku. Aku menguap sembari merenggangkan tanganku. Huh, rasanya enak sekali bersantai disini.
Aku mendudukkan tubuhku. Mengambil botol minum disamping dan meminum airnya. Sambil minum, aku mengedarkan pandanganku pada sapi-sapi yang masih asik menikmati rumput mereka.
Aku melirik jam yang melingkar ditanganku. Ini sudah saatnya membawa sapi-sapi ini kembali pulang. Aku bangun sembari memakai topi gembalaku dan menyelipkan botol minumku di pinggangku.
"AYO PULANG!!!"- seruku pada sapi-sapi yang kurawat.
Iya. Aku sekarang jadi pengembala sapi, hehe. Aku benar-benar memulai kehidupan baru. Benar-benar baru. Aku pergi dari Korea dan sekarang tinggal di New Zealand. Aku tidak melanjuti kuliahku disini, melainkan bekerja.
Sebenarnya, banyak pekerjaan lain yang bisa ku lakukan. Awalnya, aku pekerja sebagai pelayan restoran, tapi itu hanya berlangsung selama satu bulan. Aku tidak suka berurusan dengan orang-orang. Kemudian, aku mencari pekerjaan lain dan sempat ditawari bekerja di sebuah club. Ya tentu saja aku tidak mau.
Awal-awal kepindahanku disini, cukup sulit sebenarnya. Aku pergi dengan uang pas-pasan dan tak kunjung mendapat pekerjaan yang menyenangkan. Aku pergi kesini kan niatnya menghilangkan stress dan menemukan kebahagiaan, tapi... ternyata tidak semudah itu.
Akhirnya, aku ditawari untuk pekerja disebuah peternakan milik empunya rumah yang aku sewa selama aku tinggal disini. Aku memanggilnya KJ. Dia seorang duda anak satu yang sangat baik. Anaknya satu tahun lebih tua dariku, namanya Hori. Dialah yang awalnya menawariku untuk ikut mengurus hewan-hewan ternak ayahnya itu.
Awalnya, aku menolak. Sudah pasti alasannya karena aku takut dan merasa aneh. Menggembala sapi? Yang benar aja dong.
Tapi... setelah mencobanya, aku jadi ketagihan. Bekerja dengan sapi sangat menyenangkan. Sapi-sapi disini tidak bandel. Mereka pintar dan bersih. Tugasku disini hanya memeras susu dan menggembala Sapi. Selebihnya, tugas Hori dan KJ.
Aku tidak peduli dengan gaji yang besar atau kecil. Asalkan cukup dan menyenangkan, akan kulakukan. Dan ya... aku sangat senang dengan pekerjaan ini. Berurusan dengan sapi lebih baik daripada berurusan dengan manusia.
"E haere ana koe ki hea?"-
Hori tertawa kecil mendengar logat berbicaraku yang mencoba menggunakan bahasa Maori.
"Yes, I want to meet a friend."-
"a friend? ch! must be a girl again."- aku berdecih padanya.
Hori kembali tertawa dan itu artinya, memang benar dia akan bertemu dengan perempuan yang ia temui di aplikasi kencan. Hori memang suka sekali bertemu dengan orang-orang baru yang ia temui dari aplikasi.
"How about my appearance? it's good right? I'm handsome right? try to give a rate from 1-10 for me."- kata Hori sambil membenarkan kemeja yang ia pakai dan merapi-rapikan tatanan rambutnya.
Aku menyipitkan mataku sambil mengangkat topiku sedikit keatas. Supaya pandanganku lebih terfokus padanya. Hori terlihat menunggu akan jawabanku yang meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The PAIN of Love ✔️ [END]
Fanfiction-It's not about romance! but chill, if you're not hot! [⚠️🔞⚠️] Trigger warning [⚠️🔞⚠️] Cerita ini tidak diperuntukkan bagi kaum 17 tahun kebawah! Harsh Word // Mature Scene // Abuse // Manipulation // Stupid Scene, etc. ;Bahasa campuran.