"[Name], dia anak dari duke Barienth. Kau tidak perlu takut, dia bukan anak berbakat yang bisa meneruskan gelar ayah nya. Dia hanyalah gadis kecil yang lemah."
"Dia anak yang bahkan ibu nya tidak di ketahui siapa itu."
"Ibu nya kabur dengan lelaki lain."
"Kau tahu sendiri, duke Barienth walau paras nya elok, dia memiliki kekurangan, kekurangan beliau adalah anak nya."
"Jangan sekali-sekali kau berani membuka pintu itu [name]!"
"Jauhi ruang bawah tanah!"
Plakk.
"Aku menyesal telah membesarkan mu, semakin besar kau semakin kurang ajar, memang seharusnya aku tak membesarkan mu."
"Tetaplah menjadi bayangan ayah mu sampai kapan pun itu."
Melihat [name] bergerak-gerak saat tidur, Anastacius tanpa sadar jadi memperhatikan gadis itu. Yang awal nya dia berniat membangunkan Zenith, saat ini malah melihat duchess cantik—aneh yang tengah tertidur di sebelah anak nya.
Tangan Anastacius hendak menepuk bahu [name] untuk membangunkan sang gadis sebab [name] nampak mengiggaukan suatu hal yang buruk. Di sisi lain Anastacius yang melihat [name] sangat pulas, dia hanya menaruh selimut kecil di tubuh [name] agar gadis itu tak kedinginan.
"Tunggu, ini seharusnya bukan urusan ku kan?" Anastacius melihat tangan nya lagi setelah menyelimuti [name] dengan selimut.
"Sial, apa yang salah dengan ku?" Anastacius mengacak rambut hitam nya sembari memaki yang tidak bersalah.
"Zenith, bangun, ayah sudah menyiapkan sarapan." Anas mengelus rambut Zenith, membiarkan buah hati nya terbangun dengan tetap membuat anak itu merasa nyaman.
"Ayah?" Zenith mengusap-usap manik mata nya, mencoba mencerna apa yang terjadi di depan nya, dimana dia melihat [name] tertidur dengan menggunakan selimut.
"Nona [name] tidur di sini? Sejak kapan?" Tanya Zenith tak percaya.
"Begitulah, tingkah wanita aneh ini, kalau kau mau aku bisa mengusir nya."
Zenith menggeleng.
"Jangan! Aku justru senang melihat Nona [name], ayah jangan mengusir nya ya!" Zenith berusaha memperingatkan sang ayah.
"Sebegitu berharga nya kah makhluk ini?" Anas bingung, tapi mau bagaimana lagi, kenyataan nya di mata Zenith [name] sangatlah berharga.
"Kalau gitu kita makan saja dulu, biarkan dia tidur di sini." Anas mengajak buah hati nya untuk turun dan menikmati hidangan di meja makan.
. . .
Setelah benar-benar sadar, [name] mendudukan diri di tepi kasur. Sungguh, kemarin dia benar-benar merasa kalut. Sebab 3 hari sebelum berkunjung ke kediaman Anastacius, dia bertemu dengan seseorang yang tak pernah ia temui meski itu merupakan ibu yang kata nya 'melahirkan' diri nya namun mau di suap dengan harta.
Setelah pertemuan dengan sang ibu, [name] mengunci diri di dalam kamar. Tiada satu pun pelayan yang berani mengantar makanan, mereka tak berani dengan sosok [name] yang sedang marah dan diam. [Name] menolak semua tawaran, maupun dari pihak pelayan atau pihak mana pun, hanya Belle yang berkomunikasi dengan nya saat itu, lagi pula komunikasi mereka ada batasan nya, yaitu Belle berada di luar dan [name] di dalam kamar.
Dia tak tidur selama 3 hari itu, tugas nya untung saja sudah selesai sebelum pertemuan mendadak, jikalau saat ini ada tugas menumpuk lagi, maka dia siap sebab sudah memiliki asisten yang dapat di andalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight | Anastacius x reader
Lãng mạnAnastacius x reader Setelah Anastacius dan Zenith pindah ke kota meninggalkan kerajaan. [Name] jadi lebih sering mengunjungi rumah mereka, sebab rumah mereka sendiri memang berada dekat dengan tempat tinggal duchess [name]. [Name] selalu membawakan...