Jika apa yang Anastacius katakan mengenai sang ayah itu benar, maka sudah hampir 30 tahun kebohongan itu baru terungkap.
"Belle, tolong siapkan lentera untuk ku."
Sebelum nya dia juga sudah memeriksa semua ruangan pada kediaman Barienth, tiada yang terlewat satu pun, dan hasil nya pun nihil.
"Jangan mendekati ruangan bawah tanah!"
Seolah ucapan itu terngiang dan membuat [name] semakin yakin kalau ada sesuatu yang sengaja di sembunyikan.
"Apa perlu saya temani, nona?" Tawar Belle pada sang majikan.
"Tidak perlu, tapi aku minta tolong pada mu Belle, jaga kamar ku, jangan biarkan siapapun memasuki nya!"
"Saya mengerti, nona." Ruangan bawah tanah sudah pasti berbahaya. Mana mungkin seseorang menyembunyikan sesuatu tanpa halangan, terlebih kunci nya sudah ada pada tangan duchess [name].
Tanpa berbicara lagi, [name] menenteng lentera di tangan kanan, dan untuk berjaga-jaga dia membawa pisau yang di masukan pada saku celana.
Selain demi keamanan, [name] perlu waspada pada ranjau-ranjau ruangan bawah tanah. Mengingat saat kecil pernah terkena ranjau di rumah paman nya.
"Lebih baik aku berhati-hati dari pada memunculkan masalah baru."
Memasukan kunci dan memutar sampai pintu ruangan menuju bawah tanah terbuka.
Nampak satu saklar lampu yang mungkin saja sudah mati sebab ruangan ini tak begitu di pedulikan.
Satu persatu lencana menyorot meja berdebu, benar-benar hanya debu ke abu-abuan yang ada."Apa ruangan ini benar-benar kosong?" Biarpun gelap, [name] berhasil menyinari dan meneliti ruangan itu se rinci mungkin.
"Tombol hitam?" Mendekati tombol pada pintu. Nampak asing dan berkilau, jika tidak di perhatikan secara seksama, maka umum nya orang tak sampai bisa menemukan tombol di balik pintu.
Tik.
Selang 1 detik setelah menekan tombol itu, [name] berjongkok untuk menghindari anak panah yang tertuju pada nya. Itu di nama kan ranjau otomatis.
"Sudah ku duga, tidak mungkin akan semudah membalik telapak tangan ...."
Setelah tombol di tekan, meja berdebu tadi bergeser, berganti menjadi meja berwarna ungu tua yang penuh dengan berkas-berkas lama.
Data pengambilan anak dari panti asuhan, sesuai dengan perkataan Anastacius.
[Name] di ambil dari panti asuhan ketika usia nya belum menginjak 1 tahun. Duke mencari orang yang mirip persis dengan nya, rambut merah, mata ungu, hidung mancung, kemudian tinggi seorang gadis yang tak terlalu pendek, semua itu sudah ia perjuangkan demi martabat dan nama baik Barienth.
Selama [name] masih kecil ia selalu merasa sulit untuk hidup. Selalu mendapat pukulan, ejekan, kekangan, tuntutan, dan hal-hal yang sudah di tentukan semenjak dia di adopsi.
"Kenapa harus aku orang yang mirip dengan nya ...." Sunyi dan gelap, suasana yang sangat mendukung untuk menangis.
Terakhir kali gadis itu menangis ialah ketika berada di pemakaman sang ayah. Tahu bahwa tangisan nya waktu di pemakaman adalah sia-sia.
Bahkan pada berkas panti, tertulis jelas [name] memiliki penyakit jantung keturunan, penyakit jantung keturunan membuat [name] mudah kelelahan dan sering menghabiskan waktu di kamar.
. . .
2 bulan berlalu begitu saja, tiada hal indah atau baru yang terjadi. Anastacius tanpa sadar selalu menunggu sosok gadis yang setiap minggu selalu datang ke kediaman nya.
"Apa kau merindukan si aneh itu, Zenith?" Anastacius dari kejauhan melihat Zenith tengah menyirami taman kebun bagian depan.
"?"
"Barienth"
"Oh, maksud ayah Nona [name]?"
"Ya, memang nya siapa lagi yang memiliki marga aneh seperti itu," gumam nya.
"Sebenarnya saya juga khawatir pada Nona [name], sudah 4 surat saya kirim kan, tapi tidak ada yang di balas .... apa nona benar-benar baik-baik saja ayah?" Zenith menatap bunga mawar dengan tatapan sendu.
"Entahlah, aku tidak tau ini hal baik atau buruk. Seharusnya aku merasa tenang kan, sudah tidak ada pengganggu ..... tapi kenapa saat ini aku merasa sedikit gelisah, seperti orang bodoh saja." Anastacius melamun sambil menyeruput kopi nya.
Ting tong....
Hampir saja kopi nya tumpah sebab Anastacius menaruh cangkir itu sembarangan.
"Barienth ???" Anastacius berlari secepat kilat menuju gerbang.
"Permisi, saya hendak mengirimkan surat."
Ternyata bukan orang yang dia tunggu. Aneh nya Anastacius merasa kecewa.
"Tidak-tidak, sejak kapan aku!?" Ketika Anastacius menyadari kekecewaan nya, berusaha menghilangkan bayangan wajah sang gadis dari benak nya.
"Pak, ini surat nya jadi di terima?" Pengantar surat bingung melihat tindakan aneh Anastacius, agak mirip orang tak waras.
"Bapak nya kenapa dah?" batin pengantar surat.
"Ehem .... mana surat nya?"
Setelah di berikan dan pengantar surat itu pergi dari kediaman Anastacius. Lelaki bertubuh jangkung itu tak sabar melihat isi nya. Sepeti menerima surat cinta saja.
Anastacius, aku berhasil menemukan semua bukti-bukti di pungut nya aku dari panti asuhan. Sampaikan maaf ku pada Zenith karena mungkin membuat nya khawatir ....
Anastacius masih pada pertengahan surat, namun lelaki itu merasa marah, marah sebab membaca tulisan [name], "Aku juga, dasar sialan"
Dan mungkin kau juga menunggu ku. Tapi tenang saja, aku melewati banyak hari untuk mengunjungi panti asuhan itu, kemudian aku juga menghadap yang mulia untuk mengobrol lebih lanjut.
Sejujurnya aku sangat berterima kasih pada mu, aku benci menulis ini, tapi berkat mu aku bisa menemukan kebenaran. Terima kasih, Anastacius.
Aku baru bisa datang ke kediaman mu 1 minggu lagi. Setelah itu akan ku ceritakan semua nya.
From : [Name] Barienth
"Untuk apa dia menceritakan nya pada ku?"
"Dasar aneh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight | Anastacius x reader
RomanceAnastacius x reader Setelah Anastacius dan Zenith pindah ke kota meninggalkan kerajaan. [Name] jadi lebih sering mengunjungi rumah mereka, sebab rumah mereka sendiri memang berada dekat dengan tempat tinggal duchess [name]. [Name] selalu membawakan...