03. Kedatangan Tamu

1K 179 7
                                    

"Saya tidak tau kalau nona akan datang kemari," ujar Zenith.

[Name] tak sadar ketika di depan nya saat ini sudah ada teh dan banyak camilan. Zenith sendiri merasa bahwa [name] sedang terlarut dalam lamunan, entah apa yang di lamunkan seorang duchess. Mungkinkaha pekerjaan, atau malah hal lain.

"Ah, begitulah. Aku kemari lagi setelah menyelesaikan pekerjaan ku." [Name] berusaha menunjukan senyum terbaik nya. Dia merasa bahwa diri nya tidak boleh memperlihatkan bahwa rasa lelah itu nyata.

"Apa pekerjaan nona sedang menumpuk sekarang?"

"Ugh, tidak bisa mengelak karena fakta."

"Yah .... memang benar sih, tapi beberapa hari kemarin aku juga sudah mencari asisten, jadi pekerjaan ku akan menjadi lebih mudah kedepan nya. Kau tidak perlu mengkhawatirkan itu Zenith."

Anastacius tengah memikirkan sesuatu di luar, tepat nya saat ini dia duduk di bangku halaman rumah, entah apa yang akan menjadi cara selanjutnya agar [name] tak lagi menemui anak nya.

Anastacius sesungguh nya akan lebih percaya apabila [name] merupakan orang yang terbuka dan lemah lembut. Padahal gadis itu memang tidak membutuhkan kepercayaan orang lain selain Zenith dan Pelayan setia nya.

"Benar, bagaimana bisa aku percaya bahwa dia orang baik?" Sedari tadi lelaki itu terus-terusan bergumam tidak jelas.

. . .

"Nona [name], ada yang ingin bertemu dengan anda." Kepala pelayan yang tak pernah berinteraksi dengan [name], tumben sekali ia datang kepada sang gadis. Bahkan meminta sendiri untuk menyapa tamu.

"Baiklah, kau boleh pergi." Banyak kemungkinan yang terjadi apabila tamu tersebut merupakan kerabat dekat ayah nya. Bisa saja dia bertanya-tanya tentang pernikahan, keturunan, dan hal-hal tak penting yang membuat waktu nya sia-sia, hal itu bisa menyebabkan menumpuk nya pekerjaan.

"Ugh, aku paling benci pekerjaan yang menumpuk." Gadis berumur 29 tahun ini memiliki prinsip kuat. Dia tak akan membiarkan pekerjaan nya terlalu lama menumpuk, bahkan satu hari pun.

Namun, jikalau tamu itu tak ada sangkut paut nya dengan sang ayah, maka kemungkinan besar hanyalah klien yang hendak mengajak bekerja sama dengan nya.

Cklek.

Sembari membenarkan kancing gaun pada pergelangan tangan, [name] meminta Belle untuk mengunci ruang kerja serta kamar tempat nya beristrirahat. Tak hanya itu, Belle juga di percaya untuk menjaga beberapa tempat tersembunyi pada kediaman Barienth.

Walau masyarakat menyukai duchess, bukan berarti seluruh pelayan pada kediaman itu juga menyukai duchess. [Name] sudah tahu tabiat dari para penjilat/penghianat saat ayah nya masih menjadi duke.

Bahkan justru bocor nya rahasia keluarga Barienth, tak lain dan tak bukan adalah karena pelayan lain.

"Hahaha, Mante, [name] adalah keponakan terbaik yang ku sayangi. Dia mengurus wilayah perkotaan ini dengan sangat baik. Tapi sayang sekali, dia masih menjadi perawan tua hingga saat ini." Indera telinga nya tanpa sengaja menangkap pembicaraan yang tak lain berasal dari ruang besar tempat menerima tamu.

"Sial, Paman Helois!" Ingin berdecak kesal dan mengusir orang tersebut, akan tetapi [name] sendiri juga tak bisa mengusir keluarga count tanpa alasan tertentu.

Menarik nafas dalam-dalam, gadis itu bersiap mengumpulkan kemampuan berakting serta sandiwara di depan kerabat nya, walau tau itu takkan berhasil, sebab dia benci bersandiwara.

Hold Me Tight | Anastacius x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang