Sebelum membaca ini kalian harus membaca cerita saya sebelumnya yang berjudul BEING WITH YOU. Karena cerita ini kisah tentang Rangga dan Ricky yang merupakan tokoh pendukung dari cerita itu.
Setelah dengan penuh pertimbangan sekarang ini Rangga tak lagi tinggal bersama Ibu. Dia membeli rumah minimalis modern satu lantai di tengah kota, agak lumayan jauh dari rumah Ibu dan juga Dari tempat sekolah Bella, tapi Rangga tetap memilih di sekitar daerah itu. Selain di tengah kota dia memang tidak mau terlalu dekat dengan ibunya.
Percuma saja beli rumah sendiri jika masih di sekitar Ibu, sama saja Ibu akan tetap mengawasinya dan selalu ikut campur urusan pribadinya. Untuk sekolah Bella, tahun ajaran baru dia akan memindahkan sekolah putrinya itu. Saat ini tak apa, dia sedikit jauh mengantar Bella pergi ke sekolah.
Tak terasa sudah satu bulan Rangga tinggal hanya dengan Bella, dia kini mengurus segalanya sendiri, berperan jadi ayah serta ibu untuk Bella, mengurus semua keperluan anaknya sendiri. Apakah itu sulit untuknya? Tentu saja iya, Rangga yang biasanya dibantu oleh ibunya dan pembantu rumah tangga sekarang dia harus melakukan semua itu sendiri. Membagi waktunya untuk bekerja dan untuk mengurus Bella, meluangkan waktu untuk bermain bersama putrinya.
Libur akhir pekan yang biasanya masih bisa nongkrong di cafe bertemu dengan teman-temannya, sekarang semua itu Rangga hapus dari agenda hidupnya. Jika ada hari libur Rangga akan menggunakan waktu itu untuk pergi jalan-jalan bersama Bella.
Setiap pagi Rangga akan berkejaran dengan waktu, dia harus bangun pagi agar bisa menyiapkan keperluan sekolah Bella dan juga dirinya sendiri yang akan pergi bekerja.
Pagi ini Rangga bangun kesiangan, akibat dia begadang semalaman menyelesaikan pekerjaannya yang dikejar deadline setiap akhir bulan. Rangga mondar-mandir di dapur, menyiapkan makan pagi sederhana untuk Bella.
"Ini sarapanmu Bel, cepat habiskan, dan pakai sepatumu selesai makan." Rangga meletakkan dua roti bakar dengan telor ceplok di atas piring, serta segelas susu putih segar dalam gelas beling.
Melihat menu makanannya pagi ini, Bella mencebikkan bibir, gadis kecil itu merasa tak puas dengan makan paginya hari ini.
"Kok roti lagi sih Pa kan, bosan," keluh Bella.
"Papa kesiangan Bel, makan apa adanya jangan banyak mengeluh. Ayo cepat habiskan, Papa mau mandi dan bersiap," ucap Rangga sambil lalu.
"Mau kesiangan atau gak, setiap hari sarapan roti, kangen nasi goreng buatan Uti," grundel Bella, dia memakan roti panggang itu malas-malasan.
Rangga pura-pura tidak mendengar keluhan Bella, bukannya dia tidak peduli, tapi Rangga itu sering bangun kesiangan, makanya dia tidak sempat jika harus membuat sarapan yang butuh waktu lama untuk memasaknya. Yang penting Bella tidak terlambat sekolah dan dia tidak telat ke kantor.
Selesai mandi dan berpakaian rapi Rangga bergegas keluar kamar dan berjalan ke arah dapur yang menyatu dengan ruang makan. Rangga mendesah pelan saat melihat putrinya belum juga menghabiskan rotinya.
"Bella, kenapa kamu lambat sekali makannya? Cepat lah kita sudah telat."
"Bella gak bisa makan buru-buru Pa, kata Bu guru harus makan perlahan biar gak tersedak," kilah Bella beralasan.
"Iya, tapi disaat darurat harus bisa makan cepat," balas Rangga.
"Papa, ikat rambutku. Kata Bu Guru rambutku harus diikat biar rapi."
"Gurumu selalu protes hal yang sama. Apa kamu gak bilang sama Bu Guru Papa gak bisa kepang Rambutmu?"
"Sudah .... Ibu Guru bilang Papa harus banyak lihat youtube untuk belajar mengikat rambut."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA KITTY-KU
General FictionCERITA TENTANG RANGGA SI DUDA ANAK SATU YANG DITINGGAL ISTRINYA TANPA ALASAN YANG JELAS. SAAT KESIBUKANNYA MENGURUS ANAKNYA YANG BERUMUR LIMA TAHUN, DIA KEMBALI BERTEMU DENGAN SEORANG PEMUDA YANG TUJUH TAHUN LALU PERNAH DIKENALNYA. DAN SEJAK ITU RAN...