Lima

7.2K 611 31
                                    

Aroma harum masakan mengusik ketenangan tidur Rangga. Sejak kapan masakan tetangga harumnya bisa tercium hingga dalam rumahnya. Ahh sedap sekali, masak apa si tetangga kenapa baunya menggugah selera. Rangga perlahan membuka kedua matanya kala ia mendengar suara berisik alat penggorengan dari arah dapur. Ehh siapa yang masak? Dia masih ada di dalam kamarnya, siapa makhluk yang berada di dapur. Rangga meraih jam weker dari nakas. Pukul 06.30 ya ampun ... dia kesiangan lagi.

Ia buru-buru beranjak bangun lalu turun dari tempat tidur. Baru saja kakinya menginjak lantai yang dingin. Rangga teringat akan sesuatu.

"Ricky ..." desisnya.

Ah ... dia lupa, semalam dia membawa Ricky tidur di rumahnya. Artinya wangi masakan yang membangunkannya itu pasti Ricky yang sedang membuat sarapan di dapur.

Rangga bergegas jalan ke arah dapur. Di dapur yang tidak begitu luas itu Ricky sedang sibuk menyiapkan bekal sekolah Bella. Pemuda itu sudah mandi, dia tampak terlihat segar dengan balutan kaus longgar dan celana training warna abu-abu. Sedangkan Bella, putrinya, gadis kecil itu sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Rambutnya bahkan di kepang cantik ala French Braid. Sesuatu yang tak pernah bisa Rangga lakukan. Sudah sering belajar tapi jarinya tak cukup terampil menjalin helai demi helai rambut panjang Bella. Belajar dari mana Ricky bisa melakukan hal rumit itu? Dia itu laki-laki kenapa bisa melakukan hal yang sering dilakukan perempuan. Batin Rangga.

"Mas Rangga ..." Suara Ricky mengejutkan Rangga.

Rangga terkesiap, ia lantas melangkah mendekati ruang makan, bergabung dengan Bella yang sedang mengamati piring berisi nasi goreng bungkus telur dadar, dengan toping saus tomat, wortel dan seaweed yang dibentuk menyerupai wajah kucing.

"Ah ... kamu bangun jam berapa Ky, jam segini sudah ada makanan di meja makan." Rangga menarik satu kursi lalu duduk di samping Bella.

"Sudah biasa bangun pagi Mas, gak apa-apa, lagian semalam Bella request pesan omurice untuk sarapan dan bekal sekolahnya."

"Jangan selalu menuruti semua kemauan Bella, dia akan banyak minta nanti."

Ricky tersenyum lalu meletakkan sepiring omurice dan segelas jus depan Rangga. Membuat pria itu tertegun untuk sejenak. Biasanya jam segini dia pontang-panting menyiapkan sarapan tapi pagi ini, ketika dia bangun putrinya sudah cantik dan rapi, di atas meja makan sudah ada sarapan. Ternyata enak sekali kalau punya istri rajin seperti Ricky, tapi ehhh ... Rangga memejamkan mata, mengepalkan satu tangannya lalu memukul-mukulkan ke dahinya sendiri. Mikir apa sih ... jerit Rangga dalam hati.

"Ada apa Mas?" tanya Ricky heran melihat tingkah aneh Rangga.

"Hehehe gak apa-apa. Ini sarapan untukku ya?"

"Iya ... Mas Rangga gak mau mandi dulu?"

Rangga terdiam. Oh iya, dia belum mandi, bangun tidur langsung keluar kamar, cuci muka pun tidak. Astaga ... Rangga kemudian tertawa garing. Dia menertawakan diri sendiri.

"Kalau begitu aku mandi dulu hehe." Rangga bangkit berdiri, sebelum meninggalkan ruang makan ia menoleh ke arah Bella lebih dulu.

"Bella, apa yang kamu lakukan, kenapa liatin makananmu seperti itu?"

"Sayang mau dimakan, omurice-nya terlalu imut," sahut Bella, gadis kecil itu melipat kedua tangannya di atas meja lalu menopangkan dagunya di atas lengannya.

"Cepat makan jangan bertingkah aneh seperti itu."

"Papa yang aneh, cepatlah mandi Pa, ada bekas iler di sudut bibir Papa. Malu dilihat Kak Ricky."

Reflek Rangga mengusap sudut bibirnya sambil melirik Ricky yang tersenyum geli ke arahnya. Dasar Bella, pandai mempermalukan papanya sendiri. Rangga lantas bergegas meninggalkan ruang makan. Sebelum dia lebih malu lagi.

MAMA KITTY-KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang