Rangga melirik arloji di pergelangan tangannya lalu menginjak pedal gas menambah kecepatan laju mobil. Dia sudah terlambat lima belas menit. Akibat pagi tadi dia terlambat datang ke kantor bos-nya memberikan pekerjaan tambahan, yang membuatnya jadi telat keluar kantor saat jam makan siang.
Semoga Bella tidak marah karena dia terlambat jemput. Gumam Rangga dalam hati. Biasanya Bella akan marah padanya jika ia telat jemput. Rangga bisa mengerti itu, anak lain di jam segini sudah santai atau bermain di rumah. Tapi Bella masih berada di sekolah dan sabar menunggunya.
Rangga segera menepikan mobilnya saat sudah sampai di sekitar depan sekolah TK Cendekia. Ia lalu membuka pintu mobilnya dan bergegas turun. Berjalan cepat ke arah pintu gerbang sekolah.
"Pak Rangga," sapa satpam penjaga sekolah.
"Ah iya Pak," sahut Rangga sambil memperlambat langkahnya.
"Kok telat jemput Pak Rangga?" tanya si satpam dengan wajah ramah.
"Iya Pak, banyak pekerjaan," jawab Rangga sambil senyum singkat.
"Bella masih ada kan, Pak?"
"Oh Ada, Bella lagi mainan ayunan sama Mas ganteng di sana." Menunjuk ke arah tempat bermain.
Rangga mengerutkan kening. "Mas ganteng?" Ulanganya.
"Iya, kata Bu Maya itu kakaknya Bella."
Rangga tampak bingung.
"Kalau begitu saya ke sana dulu ya Pak." Pamit Rangga kemudian bergerak menuju tempat bermain.
Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Mencari-cari sosok Bella di sana. Tatapannya berhenti ketika melihat Bella sedang tertawa riang di atas ayunan. Seseorang berdiri di belakang Bella sambil mengayun gadis kecil itu pelan.
"Papa!" Teriak Bella kala melihat Rangga berdiri tak jauh darinya. Ia melambaikan tangan sambil tersenyum lebar. Wajahnya tampak bahagia sekali.
Ricky langsung menahan ayunan supaya berhenti bergerak. Setelah ayunan itu benar-benar berhenti Bella beranjak berdiri lalu berlari ke arah Rangga, kedua lengan kecilnya mendekap tubuh Rangga. Karena tubuhnya yang masih kecil, Bella hanya bisa memeluk bagian kaki papanya.
"Pa, lihat siapa itu," tunjuk Bella ke arah Ricky yang perlahan berjalan mendekat.
Pemuda itu tersenyum manis ke arah Rangga.
"Apa kabar Mas?" sapa Ricky setelah ia berdiri tepat di hadapan Rangga.
"Ricky ..." desis Rangga. Ia memandang takjub ke arah Ricky. Satu bulan tak melihat pemuda itu rasanya kok semakin bersinar saja wajahnya.
Ya ampun .... Rangga membuang jauh pikirannya itu. Bisa-bisanya memuji wajah seorang laki-laki. Harusnya memuji wajah cantik seorang wanita. Harusnya loh ....
"Kamu kok bisa ada di sini?" tanyanya dengan wajah heran.
"Iya Mas, ada kepentingan. Terus kangen juga sama Bella, jadi aku ke sini."
"Papa, Bella hari ini gak mau ke penitipan anak," ucap Bella menyela.
"Bel, Papa harus kembali ke kantor."
"Bella mau langsung pulang ke rumah Pa ..."
"Di rumah kamu gak ada teman nanti."
"Ajak Kak Ricky pulang ke rumah kita Pa," rengek Bella, menggoyang-goyang lengan Rangga.
"Iya ... tapi Kak Ricky belum tentu mau, dia pasti ada acara lain."
"Tadi Kak Ricky sudah bilang mau"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA KITTY-KU
Ficción GeneralCERITA TENTANG RANGGA SI DUDA ANAK SATU YANG DITINGGAL ISTRINYA TANPA ALASAN YANG JELAS. SAAT KESIBUKANNYA MENGURUS ANAKNYA YANG BERUMUR LIMA TAHUN, DIA KEMBALI BERTEMU DENGAN SEORANG PEMUDA YANG TUJUH TAHUN LALU PERNAH DIKENALNYA. DAN SEJAK ITU RAN...