Dua puluh tiga

4.5K 424 32
                                    

Jika dilihat sepertinya yang baca udah agak banyak, padahal update seminggu sekali. Tapi kenapa jumlah vote-nya sedikit😀.

Luangkan waktu satu detik buat vote ya ... aku jarang banget minta vote begini, boleh kan ... sekarang aku minta vote🥺.

Happy reading and happy weekend semuanya


Pagi ini suasana ruang makan terasa hening. Rangga, Ricky dan Bella mereka sarapan dalam diam. Keputusan Ricky untuk keluar dari rumah Rangga sudah bulat. Terlihat dari koper baju miliknya berada di ruang tamu.

"Bella, sudah selesai makan?" tanya Rangga pada putri semata wayangnya.

"Sudah Pa ..."

"Tunggu Papa di depan."

Bella langsung merosot turun dari kursinya.

"Bella ini bekalmu," kata Ricky sambil memasukan kotak bekal makan siang ke dalam tas gadis kecil itu. Setelah itu Bella meninggalkan ruang makan.

"Ini punyamu Mas." Mendorong kotak makan siang ke arah Rangga lalu bangkit berdiri membereskan piring-piring yang kotor.

"Kamu sungguh mau keluar dari rumah ini?" Rangga berdiri menyusul Ricky yang sedang mencuci piring kotor di wastafel.

"Iya Mas," jawab Ricky tanpa menoleh.

"Kamu mau tinggal di mana?"

"Mas cepat antar Bella sekolah, nanti dia telat." Ricky menyambar serbet lalu mengeringkan tangannya.

"Jangan suka telat bangun pagi, siapkan bekal makan siang untuk Bella, luangkan waktu baca dongeng buat dia sebelum tidur," kata Ricky sambil menyibukkan diri.

Karena tidak tahan dengan Ricky yang tak mau melihatnya, Rangga menarik tangan pemuda itu lalu mendekapnya.

"Jangan seperti ini aku mohon," kata Rangga dengan suara berbisik.

"Lepas Mas." Ricky mendorong tubuh Rangga untuk menjauh darinya, tapi Rangga malah semakin erat memeluknya. Untuk sesaat keduanya hening dalam kebisuan, hanya terdengar suara degup jantung masing-masing.

Ricky kembali mendorong Rangga, melepas pelukan pria itu, dia tak mau hatinya goyah dan urung meninggalkan rumah ini.

"Mas Rangga harus bisa terima, aku gak bisa tinggal di sini lagi, ini demi kebaikan kita berdua. Maaf ... aku sudah berharap lebih tentang kita," ucap Ricky pelan.

Tak ada sahutan dari Rangga, bibir pria itu mengatup rapat, hanya tatapan matanya yang tak bisa menyembunyikan kesedihannya.

Tin tin!

Terdengar suara klakson mobil dari luar.

"Rivel sudah menungguku, jaga Bella dengan baik Mas ..." kata Ricky lantas melangkah ke arah ruang tamu lalu menarik kopernya keluar, meninggalkan Rangga yang berdiri mematung tanpa berusaha mencegah langkanya. Di teras ia bertemu dengan Bella, wajah gadis kecil itu sudah berlinangan air mata, Bella menangis terisak sejak tadi.

"Kak Ricky ..." panggilnya, suaranya tertelan oleh isak tangis.

Ricky langsung berlutut, lalu memeluk Bella erat.

"Bella jangan nakal ya ... baik-baik di rumah sama Papa," kata Ricky sambil membelai rambut panjang gadis kecil itu.

"Jangan tinggalin Bella Kak Ricky, nanti Bella gak punya teman main, gak ada yang masakin Bella lagi."

"Kak Ricky akan sering datang ke sini Bella, Kak Ricky gak ninggalin Bella, kita hanya gak bisa tinggal dalam satu rumah lagi."

"Kak Ricky gak usah kerja biar gak pergi jauh."

MAMA KITTY-KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang