Lima belas

5K 408 19
                                    

Ketika jam makan siang Doni dan Rangga meninggalkan kantor. Dua pria itu pergi ke warung makan terdekat yang harga menu makanannya murah tapi enak. Warung makan langganannya Doni, letaknya di pojok gedung kantor tempat mereka kerja. Doni kadang makan siang di situ, dia bilang murah tapi rasanya enak. Padahal menurut Rangga biasa saja.

Lebih enak makanan Ricky meski hanya menu sederhana. Uhh rangga jadi teringat pemuda itu, masih terbayang penampilan Ricky tadi pagi, pemuda itu makin hari tampak makin ganteng dan gemesin, wajahnya manis, putih mulus tanpa noda hitam dan jerawat, pakaiannya sangat rapi, aroma tubuhnya semerbak wangi. Yah ...maklum, Ricky anak perbankan, dia pasti dituntut berpenampilan menarik. Namun, hal itu membuat Rangga jadi gelisah tidak tenang, jadi gak enak makan. Apalagi pria yang bernama Rivel itu menaruh hati pada pemuda manis itu. Rangga jadi kepikiran, ingin rasanya datang ke kantor bank xxx untuk nyulik Ricky supaya tidak perlu dekat-dekat dengan pria bernama Rivel itu.

"Rangga! bengong aja, cepat ambil makananmu," kata Doni, ia berdiri di samping Rangga dengan sepiring nasi dan lauk yang baru saja ia ambil dari etalase makanan.

Dengan gerakan malas, Rangga bangkit berdiri lalu mengambil makan siangnya. Hari ini tidak ada bekal makan siang untuknya, Ricky kesiangan, untuk Bella saja Ricky hanya sempat bikin telur dadar. Sejak ada Ricky di rumahnya, Rangga hampir tidak pernah repot mengurus keperluan Bella dan dirinya sendiri, semua seakan sudah beres di tangan Ricky. entah kenapa Ricky tak pernah terlihat kerepotan, padahal Rangga sudah sering melarangnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah, karena dia juga kerja, tapi Ricky tak mau mendengar, dia bilang melakukan semuanya dengan senang hati.

Setelah selesai mengambil makanan, Rangga kembali duduk, satu meja dengan Doni, mereka duduk saling berhadapan. Tak lama datang pelayan warung datang mengantar dua gelas es teh.

"Sambil makan, sekarang tolong katakan siapa itu Ricky? Dari kemarin aku penasaran sekali dengan satu nama itu." Kata Doni sambil menyuapkan satu sendok nasi ke mulutnya sendiri.

Rangga tak langsung menjawab, pria itu tampak sedang berpikir sebelum menjawab pertanyaan temannya.

"Siapa Ricky?" Doni tak sabar menunggu jawaban dari Rangga.

"sebelum aku jawab pertanyaanmu itu, aku mau bertanya lebih dulu. Dari mana kamu kenal Rivel?"

Doni berhenti mengunyah. "Rivel siapa?"

Rangga mendesah. "Orang yang menjemputmu kemarin sore."

"Oh ... namanya Rivel. Dia orang yang menabrakku beberapa hari yang lalu."

"Jadi sebelumnya kalian tidak saling kenal?"

"Ya tidak ... aku bahkan baru tahu namanya darimu."

Rangga terdiam, lalu menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku, siapa Ricky? Apa maksud pembicaraan kalian kemarin?"

"Ricky itu seseorang yang tinggal bersamaku, dia sepupu dari kekasih adikku," jawab Rangga.

"Ricky itu cowok kan?"

"Iya."

"Tapi kalian bersitegang seolah orang yang bernama Ricky itu seorang gadis."

Rangga terdiam.

"Tunggu ... tunggu ... jadi selama ini orang yang sering membawakan bekal makan siang untukmu adalah cowok yang bernama Ricky itu?"

Rangga mengangguk.

"Jadi selama ini yang aku pikir adalah seorang wanita dekat denganmu ternyata dia cowok?"

Rangga kembali mengangguk.

Doni menatap tak percaya temannya, mulutnya melongo, hampir saja makanan yang tersisa di dalam mulutnya jatuh ke piring.

MAMA KITTY-KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang