Came Back At Birthday

6.8K 546 40
                                    

Sekarang sudah sebulan.

Tidak ada telepon dari Daniel.

Tidak ada juga SMS, BBM, atau LINE dari Daniel.

Eriska, Mila dan Rerey selalu ada setiap sekelabat ingatan tentang Daniel melewati pikiranku. Mereka ada setiap aku menangis karena ingat Daniel pernah memboncengiku keliling sekolah pas nunggu anak-anak lain kerja kelompok, dan mereka ada saat aku menangis karena mendengar lagu Thinking Out Loud yang pernah Daniel nyanyikan untukku.

Sesekali, Daniel sering mengomentari update Path-ku. Dan aku juga sering melakukan hal yang sama. Memberi love, memberi stiker... sering. Tapi cuma sebatas itu komunikasi kami berdua.

Kadang ketika Daniel komen-komen dengan kata-kata manis dan terkesan flirting, aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan perasaan melambung tinggi yang kurasakan. Aku mengingatkan diriku bahwa Daniel cuma becanda, Daniel cuma berusaha baik... dan semua ini udah selesai.

Pagi ini, aku bangun dengan rambut acak-acakan dan pipi agak ileran. Baju bekas ngampus masih menempel di badan. Oh, gue semalem kecapekan banget.

Masih setengah sadar, aku mendengar iPhone-ku berbunyi di dalam tas. Intro A Thousand Miles terdengar disambi getaran. Dengan gerakan setengah mengambang, aku meraih tasku yang terlempar asal ke dekat kakiku dan merogohnya.

"Halo?"

"Happy birthday to you... happy birthday to you... happy birthday, happy birthday... happy birthday to you!"

Aku terperanjat. Lagi-lagi lupa bahwa hanya ada satu orang dengan lagu pengiring A Thousand Miles di ponselku.

"Selamat ulang tahun ya, Jessica! Semoga lo semakin sukses, makin cantik, dan bisa ngeraih mimpi lo!"

Daniel...

"Lo adalah orang terbaik yang pernah gue kenal. Lo adalah seseorang yang berkesan banget dalam hidup gue. Gue seneng banget pernah kenal lo... dan pernah menyayangi lo. Happy birthday ya, Jess!"

Daniel... ini Daniel...

Aku tersenyum kecil, dan mengangguk. "Iya, makasih ya! Pagi-pagi lo nelepon gue, ngucapin gue... gue pikir lo lupa ultah gue!"

Daniel tertawa. "Gak mungkin gue lupa, Jess!"

Aku tersenyum. Sesuatu merasa menggelitik perutku--mungkin kupu-kupu seperti kata mereka--. Dia gak lupa ulang tahun gue...

Daniel menutup teleponnya dengan alasan buru-buru berangkat ke kampus. Aku mengangguk dan mengiyakan, karena aku juga ada jadwal jam 9.

Aku mandi dengan air dingin sambil menyenandungkan lagu-lagu kecil.

Setelah selesai mandi, aku mengecek HP dan ada tiga video masuk ke dalam private chat LINEku. Aku membukanya satu-satu.

Eriska mengirim video dirinya sedang joget-joget setres dengan lagu Shake It Off, dan terakhir mengacungkan tulisan Happy Birthday Jessica (dengan tulisan 'Mila' yang dicoret-coret).

Mila mengirimkan videonya menciptakan lagu sendiri buatku dengan Ernest, pacarnya, bermain gitar di sebelahnya.

Rerey mengirimkanku video stop-motion yang menceritakan cewek kecil berkuncir (itu aku) berjalan santai. Lama-kelamaan dia mulai besar, SMP, SMA sampai kuliah. Terakhir, dia berhenti di depan sebuah kue, dimana ada seorang cewek berkacamata (itu Rerey) keluar dari kue besar itu sambil membawa tulisan Happy Birthday. Terakhir, Rerey memegang tulisan 'Happy Birthday Jessica Iskandar!' dan ada tulisan kecil dibawahnya: 'salam buat Ludwig'. Kampret -_-

Breakeven: A Sad Opening StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang