Clara"Woyyy, ayo sini foto ber-empat. Cepet.. cepet.." Laura menarik tanganku dan menuyuruhku untuk berpose di depan kamera yang William pegang.
" Say cheeseeeee " Jessie yang berada di sebelahku membentuk tangan nya menunjukan angka dua.
"Eh eh, lagi donggg. Fotoin gue lagi ya Will sama Clara." Laura menyuruhku lagi untuk berpose, tetapi sekarang hanya berdua.
Jujur saja ini sangat panas. Sekarang aku dan mahasiswa yang lainnya sedang berada di sepan gedung fakultas setelah acara kelulusan selesai diadakan.
Tapi rasa senang ku mengalahkan segalanya. Panas pun tidak masalah sekarang. Yang jadi masalah, kemana Jeffrey? Aku tidak melihatnya sejak keluar dari auditorium. Pun saat kita semua sedang sibuk mengabadikan momen setelah kelulusan.
Lagi asiknya celingak-celinguk mencari Jeffrey, lengan ku ditarik , sekarang secara halus, oleh Catharine.
"Clar, ayo foto bareng." Caca berbicara sambil tersenyum kepadaku. Tidak berbohong, teman ku yang satu ini benar-benar seperti bidadari. Senyumnya juga manis. Aku heran kenapa sampai sekarang ia tidak mempunyai pacar.
"Ayo, ayo. William..... sini... hehehhe fotoin dong." Kataku kepada William sambil bertingkah malu-malu. Ya sapa tau si William jadi lebih rela kan untuk dimintai tolong, hehehehe.
"Yaelah, ini terakhir ya girls... udah panas banget nih. Tangan gue juga udah pegel."
Yahh ternyata gagal deh buat meluluhkan hati nya si bapak satu ini, padahal masih mau foto-foto.
Saat kita udah selesai foto-foto, dari belakang aku merasakan seseorang menepuk pundakku.
"Happy graduation, babe. You've done well. Congratulation ya..." itu Jeffrey. Dia mengucapkan selamat kepadaku sambil memberikan rangkaian bunga yang sudah tertata dengan cantik.
Belum selesai mencerna kehadiran Jeffrey yang tiba-tiba, aku juga melihat kehadiran keluarga Jeffrey dan keluarga ku.
Kenapa mereka bisa ada di sini? Tidak, aku tidak sedang membicarakan tentang keluarga Jeffrey, karena pasti mereka ingin menemani Jeffrey. Keberadaan orang tua ku yang tidak jauh di hadapanku itu membuatku bertanya-tanya.
"Bukankah kemarin mereka bilang ada perjalanan bisnis mendadak?"
Terlalu sibuk merka-nerka dalam hati, aku tidak sadar sekarang Jeffrey sedang berlutut di hadapanku sekarang.
"Clara Jeannie, I've been spending my time with you for three years now. There's no word that can describe my feeling after all those years we've spent together. But one thing I know, you are my safe place. You always give me comfort. Three years, Ra. You've been giving me happiness since then. And I wonder if I can get that forever from you."
"So, Clara Jeannie Hendrawan. In front of our families and bestfriends, I want to ask your willingness to spend the rest of my life with me." Jeffrey mengeluarkan kotak cincin dari saku celana bahannya. Ia masih menunggu jawaban dariku.
"Aku sadar kita baru lulus, Ra. Dan aku nggak meminta kita untuk segera menikah. Aku ngelamar kamu untuk nunjukin kalau aku emang bener-bener serius sama hubungan ini. Nggak masalah kalau kita nikah nya satu tahun lagi, or even dua tahun lagi. So, Ra. Let me repeat it once again." Ternyata Jeffrey sadar, kenapa aku masih belum bisa menjawab lamarannya.
"Will you marry me?"
Well, kalau itu tujuan mu, Jeffrey.. here's your answer..
"Yes, Jeff. I will.."
Setelah itu, aku hanya mendengar teriakan bahagia dari orang-orang disekitarku
Jeffrey? ia langsung memelukku di detik aku menerima lamarannya.
Ternyata, alasan hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bukan hanya karena hari ini hari kelulusanku, tapi hari ini juga akan aku ingat sebagai hari dimana Jeffrey Alexander melamar ku.
Hi, again. Chapter three is done!Gimana nih menurut kalian chapter kali ini?
Bahasanya kurang romantis gak???
Atau terlalu cringe?Tell me, yessss
BYE! SEE YOU ON NEXT CHAPTER!!
YOU ARE READING
Hati-Hati di Jalan
Fanfiction[18+] Coz every chapter has an end, right? . . . . . Start : 14 Maret 2022 End : - #10 in Jeffrey [28/03/2022] #1 in Kpoplokal [03/04/2022]