Creating Our Own Destiny (hoonsuk)

Delapan: Weird

dabel updet

cek part sebelumnya

Jangan lupa tinggalkan jejak

_._._

Renji membereskan meja makan sebelum mencangklong tasnya. Dia tidak punya ide untuk menyelesaikan masalah ini. Hazen benar, dia harus berpikir sebelum bertindak. Sulit baginya untuk memutuskan.

Jika dia menggunakan permintaan terakhirnya untuk membuat Jeova tidak mencintai Harfa lagi, segalanya akan kembali normal.

Jika dia memilih untuk mendapatkan hati Mahen, itu akan membuat hidupnya sempurna. Termasuk sempurna untuk menjadi kakak yang buruk bagi Jeova.

Renji mengunci pintu sebelum turun ke depan rumah. Dia ingin berjalan kaki ke sekolah. Menghirup udara segar akan membuat pikirannya segar juga. Masalah ini membuat kepalanya terasa mau meledak dan terbakar.

"Kenapa malah jadi rumit? Aku nggak bisa mikir lurus." Renji menggerutu, menendang kerikil di sepanjang jalan menuju sekolah.

"Kamu baik-baik saja?" Hazen bertanya dan melihat Renji mengacak rambut untuk kesekian kalinya. Tuannya terus bergumam dan mengacak rambutnya, lagi. Dia tidak peduli dengan siapapun yang menatapnya dengan pandangan aneh.

Beberapa menit terlewat dan Renji masih tidak merespon Hazen, membuat si guardian cemberut. Dia bosan dan kesal melihat tuannya seperti ini.

"RENJI... APA KAMU MASIH HIDUP?" Hazen memutuskan untuk berteriak di telinganya. Renji mengusap telinganya dan memelototi wajah lugu Hazen.

"Apa yang aku katakan tentang bicara denganku diluar rumah?!"

"Yeah, tapi aku khawatir kalau sesuatu telah terjadi padamu." Hazen menundukkan kepala.

"Argh, kenapa kamu nggak tinggal di rumah saja, sih?"

"Tapi aku guardianmu," kata Hazen dengan puppy eyesnya. Renji hanya menutup matanya dan menepuk jidatnya. Dia melihat sekeliling dan menemukan orang-orang menatap aneh padanya.

"Kamu udah bikin aku terlihat kaya orang gila. Terimakasih untuk itu!" Renji mendesis dan berlalu.

"Kenapa dia marah? Emangnya aku salah apa?" Hazen bergumam.

_._._