Limabelas: Friendship and Punishment

394 64 0
                                    

Haiii~

part baru, disini bakal lebih dijelasin identitas Yohan dan alasan kenapa dia bisa jadi human. Bacanya pelan pelan aja, Ares khawatir bahasanya belibet atau kurang memahamkan.

Jangan lupa tinggalkan jejak

_._._

"Apa maumu, Yohan?"

Sebuah pertanyaan yang sudah Yohan duga akan diterimanya.

Hazen berbaring di rumput kotor dengan darah yang masih menetes meski tidak sederas sebelumnya. Energinya hampir sepenuhnya kembali. Tapi wajahnya pucat dan dia tahu dia tidak bisa pulih seperti sebelumnya. ini kedua kalinya dia berkorban demi menyelamatkan Renji.

Yohan masih berdiri, menatapnya kedalam mata berkristalnya.

"Kupikir kamu tahu alasanku ada di sini," jawab Yohan sambil menarik tangannya keluar dari saku saat dia duduk di sebelah Hazen.

"Meminta maaf?" Hazen mendengus.

"Tidak. Aku tidak mengharap maafmu. Apa yang aku lakukan padamu di masa lalu tidak bisa dimaafkan." Yohan mengakui. Dia menatap lembut temannya yang berbaring lemah.

Dia menyesal. Sungguh. Dan dia tidak menyalahkan Hazen yang tidak mau memaafkannya. Dia adalah seseorang yang membuat Hazen melakukan tugas peri guardian dengan kelemahan anggota kerajaan. Dia tahu pasti berat bagi Hazen untuk bertahan di dunia asing ini.

"Kamu mengkuinya, huh? Memang seorang teman sejati. Sepertinya kamu sudah belajar bagaimana menjadi orang yang baik. Tapi aku tidak ada waktu untuk membicarakan masa lalu. Aku punya tugas penting untuk dilakukan," kata Hazen mencibir. Dia menumpukan tangannya ke tanah untuk membantu tubuh lemahnya bangun.

"Tunggu!" Yohan menarik tangan Hazen dan membuatnya duduk kembali.

"Tolong tinggalkan Mahen sendiri. Kumohon."

Yohan memohon padanya. Untuk kali kedua. Masih untuk Mahen.

.

.

*Flashback begin

"Tolong aku, Hazen. Kumohon," kata Yohan sambil berlutut.

Hazen yang bingung hanya berdiri diam. Dia tidak tahu harus mengabulkan permintaan Yohan atau mengabaikannya. Tapi dia tidak mau temannya kecewa dan sedih. Jadi dia hanya menganggukkan kepala tanpa tahu konsekuensinya.

Yohan bangkit lalu memeluk Hazen erat, membuat temannya itu memukul-mukul bahunya.

"Yohan, lepaskan aku."

Yohan nyengir dan melepaskan pelukannya. "Maaf, aku terlalu senang. Kamu benar-benar temanku," katanya.

.

Yohan dan Hazen bersembunyi di balik semak-semak untuk menghindari penjaga gerbang yang pasti mencegat mereka. Tidak seperti Yohan yang sudah bebas, Hazen belum diizinkan keluar wilayah kerajaannya. Setelah dirasa aman, mereka mengendap-endap keluar dan menuju hutan.

"Yohan, siapa gadis yang membuatmu jatuh cinta?" Tanya Hazen tiba-tiba. Yohan mengelus lehernya, gugup.

"Sebenarnya bukan gadis, tapi anak laki-laki."

Hazen mengerutkan kening mendengar jawaban temannya itu. Dia melirik Yohan yang tersenyum manis sambil menatap langit.

'Apa yang dia pikirkan sekarang?' Hazen penasaran.

"Yohan, kenapa kamu butuh bantuanku?" Tanya Hazen lagi, menatap Yohan ingin tahu.

"Entah. Tapi peri yang aku temui kemarin berkata kalau aku harus membawa temanku dari kerajaan lain."

"Jadi, di mana kita akan bertemu dengan peri yang membuatmu jatuh cinta?"

"Aku tidak akan memberitahumu." Yohan menyentil kening Hazen dan tersenyum pahit.

"Ck. Aku kan cuma mau tahu." Hazen cemberut dan mengelus keningnya.

Di sisi lain, senyum Yohan menghilang. Hazen tidak tahu kalau sebenarnya Yohan jatuh cinta pada anak laki-laki, benar-benar anak laki-laki manusia, makhluk lain dari sisi lain dunia mereka.

Mereka akhirnya sampai di depan gua di tengah hutan. Hazen mulai merasa mual karena takut. Dia menarik lengan Yohan untuk mendapat perhatiannya.

"Yohan, apa kamu yakin ini tempatnya?" Tanya Hazen sambil memberikan tatapan bahwa dia tidak nyaman dengan tempatnya berada sekarang.

"Tentu. Aku akan masuk duluan," katanya namun menggandeng tangan Hazen.

Hazen merasa semakin takut ketika melihat peri berjubah hitam berdiri di ujung gua. Dia mengenalnya: peri dari kerajaan Embezzle. Hazen tidak bisa melihat wajahnya karena dia menudungkan jubahnya.

"Yohan..." Hazen mencengkeram lengan Yohan. Dia mulai berpikir tentang betapa gilanya Yohan memiliki hubungan dengan peri Embezzle. Mereka adalah peri paling licik di dunia peri.

Meski begitu Yohan mendekatinya dengan Hazen di belakangnya.

"Pangeran Yohan, aku tidak menyangka kamu cukup berani untuk datang lagi." Si Penjaga Embezzle tertawa sarkastik. "Dan selamat datang Pangeran Hazen."

Ketika Yohan mendekat selangkah, Hazen merasa tubuhnya membeku. Dia berusaha bergerak namun gagal. Seolah seseorang memakunya di tempat.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Tanya Yohan.

"Kau sudah melakukannya." Penjaga Embezzle menyeringai.

Yohan tidak mengerti apa yang dimaksudkannya, namun ketika dia berbalik, dia menemukan Hazen terkapar tidak sadarkan diri. Matanya melebar lalu berlutut di samping Hazen. Dia menyadari ada yang aneh dari temannya itu: rambut Hazen yang semula hitam dengan strip berwarna coklat berubah menjadi pirang.

"Hazen, kamu kenapa? Hey, bangun! Hazen!" Yohan terus memanggil dan menepuk pipi Hazen yng tidak bergerak sedikitpun.

"Kamu mengorbankannya untuk mendapatkan cintamu. Menarik, kan? Dan saran dariku, Pangeran Yohan. Pergilah sebelum para peri Cermin mencari pangerannya yang menghilang. Dan kurasa Kerajaan Api juga tidak aman bagimu. Kau telah melaggar aturan."

*Flashback ended.

.

.

Hazen tertawa ketika mengingat Yohan hanya memohon untuk Mahen. Dia bahkan tidak peduli dengan keselamatan temannya.

"Apa kamu tahu apa yang terjadi setelah kamu meninggalkanku, Yohan?" tanya Hazen, menatap jendela di atasnya dimana tuannya sedang tidur.

"Kamu menjadi peri penjaga. Maaf."

"Bukan hanya itu. Kamu tahu apa yang telah kamu lakukan? Kamu merubah takdir seseorang," dan tugasku untuk menjadikannya seperti semula, lanjut Hazen dalam hati.

Yang terjadi sebenarnya setelah Yohan pergi adalah peri Embezzle itu membawanya pulang. Hazen memulihkan keadaannya selama beberapa waktu sebelum diturunkan ke dunia manusia untuk menjaga seseorang dengan tetap memiliki sifat anggota kerajaan. Hazen harus menjaga seseorang yang tempatnya diambil Yohan dan membantunya merebutnya kembali.

"Aku hanya ingin dicintai," gumam Yohan.

Hazen tertawa sinis. "Bagaimana dengan orang lain yang juga ingin dicintai?"

Yohan tidak pernah berpikir sampai kesana. Dia hanya memikirkan dirinya dan obsesinya.

"A-apa maksudmu?" Yohan tersentak. Namun dia tahu pasti apa yang Hazen katakan. Dia hanya tidak mau mengakui bahwa dia telah melakukan kesalahan fatal.

"Renji adalah takdir Mahen. Renji adalah seseorang yang seharusnya mendapatkan cinta Mahen. Kamu merubah takdir mereka. Kamu membunuh cinta sejati Mahen."

"Aku tidak akan melakukan hal mengerikan itu. Aku tidak akan membunuh."

"Ya. Kamu akan. Kamu hidup di dunia manusia menggunakan waktu hidup Renji. Kamu mengambil tempatnya di dunia. Kamu mencuri sesuatu yang harusnya menjadi miliknya."

_._._

Creating Our Own Destiny (hoonsuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang