[ Revisi ] Woman Titan || Shingeki No Kyojin X Reader

OOO3

|| AOT X READER ||

||Hajime isayama© Shingeki no kyojin||

[Story by: DilaAdila091]

🌻 H a p p y R e a d i n g 🌻

***

Author Pov

[Name] pun maju dan meraih sesuatu dari sakunya dan memberinya kepada Eren.

"Ini." [Name] pun memberikan sebuah kunci kecil kepada Eren.

Eren menerima kunci itu dan bertanya pada [Name]. "Untuk apa kunci ini?."Tanyanya pada [Name]

"Entahlah, Ayah ku menyuruhku memberikannya kepada mu."Ucap [Name] jujur.

"Mungkin untuk membuka sebuah benda yang ada di ruang bawah tanah milikmu."Lanjutnya.

Mereka-berlima terkejut dengan perkataan gadis itu. Bagaimana dia tau tentang ruang bawa tanah itu?. Mungkin itu yang mereka ucapkan di hati mereka.

"aku juga tidak tau untuk apa kunci itu. Kunci itu adalah wasiat yang ayahku tinggalkan."Lanjutnya lagi.

"Wasiat?, Maksudmu Aya-"Ucapan Eren terpotong oleh [Name] sambil menatap mata Eren dalam.

"Ya, kau benar Ayah ku mati oleh mereka para babi berengsek itu. "Ucap [Name] dengan wajah datar dan tangan terkepal menahan amarah nya.

"Kau-"Ucapan Eren terpotong oleh Erwin.

"Apa di luar dinding sana ada manusia?."Tanya Erwin.

"Ya." Jawab [Name] singkat, padat, dan jelas.

Mereka berlima tidak hanya empat orang yang terkejut. Awalnya Levi terkejut tapi dengan cepat dia menetralkan raut wajahnya menjadi datar kembali.

Setelah itu [Name] mengusulkan sebuah ide yang membuat mereka terkejut.

"Bagaimana kalau kita bekerja sama?, kalian bisa menanyai ku semua yang ku tau. Dan kalian bisa menjadikan aku bahan percobaan"

Hanji yang mendengar itu langsung berbinar dan menyuruh erwin untuk menyetujui perjanjiannya.

"Baiklah."Mendengar jawaban Erwin membuat Hanji bersorak senang, saat hendak berjalan kearah [Name], Hanji berhenti ketika mendengar lanjutan kalimatnya.

"Dari persyaratan ini aku ingin mengajukan keinginanku, Aku ingin kalian menjadi sekutuku untuk membalas dendam Ibu ayah dan teman temanku. Bagaimana?!"

"Baiklah"

"Oi Erw-" Ucapan Levi terputus oleh ucapan Erwin.

"Tidak salah Menyetujuinya kan Levi?!. Kapan lagi ada kesempatan seperti ini. Mungkin ini bisa di coba. "Ucap Erwin yang sedikit pelan hingga yang mendengarnya hanya dia dan Levi.

"Mungkin?. Kau meragukannya kan?!"

"Entahlah."

"Kami menyepakati persyaratan ini nona."