CHAPTER 05

2.3K 244 6
                                    

Minim cahaya, pengap, dan sulit bernafas. Itulah yang kini Karina rasakan saat dirinya terkurung di sebuah ruangan. Perasaannya bercampur aduk dengan rasa sakit di kakinya, belum lagi ikatan tali yang juga mengikat kencang kedua pergelangan tangannya membuat Karina semakin sulit bergerak. Berteriak kencang untuk meminta pertolongan tidak bisa Karina lakukan karena ada sebuah kain yang menutup rapat mulutnya.

Gelap. Karina sangat membenci hal itu, kegelapan kali ini membuatnya kembali merasakan kenangan buruk yang terjadi di masa lalunya yang seolah terjadi lagi untuk kedua kalinya dan lebih menakutkan.

Bertahun-tahun Karina berusaha melupakan kejadian mengerikan itu, namun saat ini ingatan akan kejadian hari itu terulang kembali.

Saat itu Karina berusia tujuh tahun, terlalu kecil untuk menjadi saksi bisu pembunuhan sadis.

*** Flashback

"Karina!"

"Shuhua!"

Karina, Heejin, Shuhua. Tiga sekawan yang besar bersama di panti asuhan tengah bermain petak umpet, Heejin yang menjaga sedangkan Karina dan Shuhua bersembunyi di tempat mana saja sekitar lingkungan panti asuhan.

Sayangnya baru beberapa menit Shuhua sudah kalah karena dirinya ditemukan dengan cepat oleh Heejin di balik pohon besar di halaman panti asuhan yang menjadi tempat persembunyian andalannya.

"Kena kau!"

"Ah, bagaimana kau bisa tahu aku ada di sini? Padahal aku sudah mencari tempat yang terbaik dis ini." Shuhua menghentak-hentakkan kakinya dan merasa kesal pada Heejin.

" Shuhua menghentak-hentakkan kakinya dan merasa kesal pada Heejin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa dulu, Jeon Heejin."

Usai Heejin menyombongkan diri ia pun bersama Shuhua mulai mencari Karina yang entah bersembunyi dimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai Heejin menyombongkan diri ia pun bersama Shuhua mulai mencari Karina yang entah bersembunyi dimana.

"Karina!"

"Yu Karina!"

Dua gadis cilik itu terus meneriaki nama Karina untuk memberitahunya bahwa permainan ini telah selesai karena jam sudah memasuki waktu makan malam, namun tidak ada sahutan maupun Karina yang keluar dari tempat persembunyiannya.

Di dalam gudang yang terletak di belakang panti asuhan Karina tengah bersembunyi di dalam sebuah lemari kayu usang, ia dengan bangga dan yakin bahwa Heejin temannya itu tidak akan bisa menemukannya dengan mudah di sana sehingga Karina tetap bertahan di tempat persembunyiannya.

"Aku sungguh tidak tahu!"

"Kau selalu berbohong untuk menyembunyikan kebenarannya! Katakan padaku di mana bayi perempuan yang kini sudah berumur tujuh tahun itu!"

"Ada banyak bayi perempuan berumur tujuh tahun di panti asuhan ini."

"Jangan pura-pura tidak tahu maksud kedatanganku di sini!"

"Sungguh, aku tidak---"

"Aaaaa!!!"

"Dasar wanita tua tidak berguna! Cepat katakan di mana anak itu atau nyawamu akan aku habisi!"

"Aku tidak tahu---"

Door!!!

Di dalam lemari, Karina menyaksikan semuanya dengan jelas meski melalui celah lemari. Saat orang itu menempelkan ujung pistolnya pada pelipis ketua panti asuhan dan saat orang itu benar-benar menembak kepala wanita paruh baya tidak berdosa itu.

Suara tembakan yang terdengar jelas itu sontak membuat Karina menutup rapat telinganya serta kedua matanya, dan tubuh mungil gadis cilik itu gemetar hebat saat melihat cairan kental berwarna merah pekat mengalir deras dari pelipis kepala wanita paruh baya yang sudah terkapar tidak berdaya di lantai itu.

"Nyonya Choi..." Karina segera membungkam mulutnya sendiri dengan telapak tangannya.

"Suara itu?"

"Ada apa, Tuan? Suara apa yang kau dengar?"

"Aku mendengar sesuatu dari dalam lemari kayu itu, apa mungkin..."
Saat pria bertopi hitam itu merasa curiga dan mulai mendekat dan siap membuka lemari itu, namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat mendengar teriakan-teriakan.

"Karina!"

"Karina! Kau di mana?!"

"Yu Karina!"

Di dalam lemari kayu yang gelap Karina menangis tanpa suara dengan telapak tangan yang terus membungkam mulutnya sendiri, semua itu membuatnya takut, sangat takut. Bahkan untuk keluar dari tempat persembunyiannya ia tidak mampu karena begitu lemas dan tidak berdaya.

"Tuan, apa yang kita lakukan dengan mayat wanita tua ini?"

"Bawa dia, kita akan membuangnya tapi tidak di daerah ini. Ayo, cepat bawa dia dan pergi dari sini sebelum ada yang mempergoki kita!"

Keadaan semakin gelap saat gudang tersebut di tutup dan meninggalkan Karina sendirian di dalam lemari kayu yang usang itu, bersamaan dengan suara samar-samar yang meneriaki namanya, gadis cilik itu sudah memejamkan kedua matanya dan terkulai lemas.

Flashback End ***

"Hei, Yu Karina. Buka matamu."

"Ini aku, Hyunjin."

"Semuanya sekarang baik-baik saja, tidak ada yang perlu kau takuti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semuanya sekarang baik-baik saja, tidak ada yang perlu kau takuti."

"Sudah tidak ada kegelapan di sini."





Still Into You : Karina Jeno ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang