CHAPTER 12

1.7K 208 5
                                    

Sebenarnya Jeno dan Karina berencana akan pulang ke Korea Selatan setelah sehari bermalam di kediaman Jaehyun dan Rose, namun berhubung ini pertama kalinya bagi Jeno dan Karina datang berkunjung ke Australia bersama, maka mereka berdua memutuskan untuk berkeliling kota sekedar berjalan-jalan ataupun membeli beberapa buah tangan yang di rasa menarik.

Karina secara diam-diam tersenyum senang saat Jeno menggenggam erat telapak tangannya sembari berjalan beriringan, kini mereka tengah berjalan di depan jejeran toko cinderamata.

"Beruntung aku menyimpan uang di tabungan pribadiku sendiri, jika tidak maka kita tidak bisa menghadiri pesta kelahiran putri Kak Jaehyun dan Kak Rose." Jeno menoleh pada Karina yang berjalan di sisinya.

"Putri mereka sangat cantik juga menggemaskan, jika dia sudah dewasa aku yakin dia akan menjadi pujaan banyak pria." Sahut Karina membalas tatapan Jeno.

Jeno menarik Karina masuk ke dalam salah satu toko cinderamata yang menjual berbagai aksesoris yang sangat unik dan juga antik, Jeno berniat ingin membelikan sesuatu untuk Karina.

"Karina?" Panggil Jeno.

Karina yang tengah mengedarkan pandangannya ke sekeliling toko hanya menyahuti panggilan Jeno dengan deheman tanpa mau menoleh padanya.

"Mengenai anak Kak Jaehyun dan Kak Rose, kau ingin juga tidak?" Tanya Jeno setelah Karina berpindah posisi sedikit mendekat padanya, kini posisi Karina berada tepat di belakang Jeno.

Karina menoleh pada Jeno sekilas lalu kembali fokus memperhatikan aksesoris-aksesoris cantik yang ada di hadapannya. "Maksudmu?" Tanyanya.

"Kita memiliki anak." Jawab Jeno.

Mata Karina terbelalak hebat saat mendapat jawaban mengejutkan dari Jeno itu. "Memiliki a-anak? Aku? Kau? Denganmu?"

Jeno yang semula berada di belakang Karina kini telah berpindah posisi menjadi berdiri tepat di sisi Karina, memperhatikan wajah jelita Karina dari samping dengan senyuman tipis.

"Tentu saja, aku kan suamimu. Bagaimana jika kita punya anak laki-laki? Pasti paras tampan yang aku miliki menurun padanya." Ujar Jeno seraya menyingkirkan helaian rambut yang menutupi sebagian wajah Karina.

Jeno tahu kalau Karina sengaja berusaha menutupi pipinya yang merona dengan helaian rambut panjangnya itu.

Karina mengambil satu langkah menjauh dari Jeno, pipinya benar-benar panas dan juga jantungnya menjadi berdetak tidak karuan akibat ulah Jeno barusan. "Kau ini bicara apa? Hentikan halusinasimu, ayo cepat beli sesuatu dari toko ini lalu kita pulang."

"Tunggu dulu, aku belum selesai bicara padamu." Jeno menahan Karina yang hendak pergi dengan memegang kedua bahunya lalu sejurus kemudian Jeno memutar badan Karina agar menghadapnya.

"Apa lagi yang ingin kau bicarakan?" Tanya Karina tanpa berani membalas tatapan dalam Jeno, kepalanya terus ia tundukkan ke bawah.

Jeno tersenyum melihat tingkah Karina yang terlihat begitu menggemaskan, "Itu hanya gurauan, jika kau menganggapnya serius pun tak apa." Ujar Jeno yang sukses membuat Karina mendongakkan kepalanya menatap Jeno dengan membelalakkan matanya.

"Oke. Itu tidak lucu sama sekali. Aku ingin keluar toko saja untuk mencari udara segar, berada di dekatmu membuatku sesak."

"Kau... Silahkan belilah sesuatu. Aku tunggu di luar saja."

Saat Karina beranjak pergi meninggalkan Jeno di dalam toko, sudut bibir Jeno terangkat membentuk sebuah senyuman tipis.

***

"Jeno, apa tidak menjadi masalah besar jika kau meninggalkan keluarga Lee?" Tanya Karina pada Jeno yang duduk disisinya sembari menikmati es krim rasa vanilla cokelat.

Still Into You : Karina Jeno ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang