Kejadian satu jam lalu itu masih terbayang-bayang di pikiran Karina, membuatnya terus gemetar dan terisak meski Hyunjin telah mencoba menenangkannya.
Hyunjin membawa Karina keluar dari dalam gudang yang menjadi tempat penyekapan yang di lakukan oleh Tuan Kim, ayah angkat Hyunjin. Saat itu Hyunjin tengah mencari Tuan Kim di tempat ia biasanya bekerja karena ingin memberitahu pada beliau bahwa sang ibu, Nyonya Kim sudah di perbolehkan pulang oleh pihak Rumah Sakit. Hyunjin sengaja datang langsung ke tempat dimana Tuan Kim biasanya bekerja karena ponsel milik beliau tertinggal di Rumah Sakit.
Semula Hyunjin tidak bermaksud untuk menguping pembicaraan Tuan Kim dengan Bosnya, namun ketika Hyunjin mendengar bahwa Bos ayah-nya itu menyebut nama 'Karina' membuat Hyunjin penasaran tentang siapa 'Karina' yang dimaksud itu.
Secara diam-diam Hyunjin mengikuti kemana mobil Tuan Kim itu melaju hingga berhenti di depan sebuah Universitas, di kejauhan pula seorang wanita tengah berjalan masuk ke dalam Universitas itu. Benar dugaan Hyunjin bahwa 'Karina yang dimaksud adalah 'Yu Karina' teman bermain Hyunjin saat ia masih tinggal di panti asuhan dulu.
"Kau masih seperti yang dulu ya." Ujar Hyunjin sembari membawakan dua botol minuman dingin di tangannya, lalu ia pun duduk di sisi Karina.
"Sudahlah, Karina. Jangan memaksa agar kau bisa melupakannya dengan cepat, itu akan membuatmu semakin tertekan nantinya." Tambah Hyunjin.
Karina mengusap wajahnya kasar dan mendongakkan kepalanya yang sedari tadi terus ia tundukkan.
"Kau tidak mengerti bagaimana rasanya jadi diriku, Hyunjin. Aku tersiksa! Ingatan itu terlalu menakutkan!" Karina menaikan suaranya hingga orang-orang yang berada di taman itu menoleh pada mereka berdua.
"Ya, aku tahu itu. Tapi apa bisa kau kecilkan suaramu? Kita menjadi pusat perhatian sekarang, orang-orang beranggapan kalau kita sedang bertengkar." Ucap Hyunjin setengah berbisik sembari menyerahkan minuman dingin yang ia bawa tadi ke tangan Karina.
Karina menerima minuman dingin itu, meneguknya sedikit hingga minuman dingin rasa cokelat itu membasahi tenggorokannya lalu Karina menundukkan kepalanya lagi.
"Aku ingin sekali berkunjung ke panti asuhan untuk menemui kalian, terutama bertemu denganmu, Karina. Tapi aku selalu dilarang oleh Ayah angkat ku." Ujar Hyunjin.
Karina menengadahkan kepalanya ke atas, langit malam bertabur bintang adalah pemandangan kesukaannya.
"Tapi disini, di malam ini, aku bertemu kembali dengan teman lamaku yang sejak dulu tidak berubah. Si tegar namun aslinya sangat cengeng." Pria berbibir tebal itu terkekeh.
Tidak ada respon dari Karina mengenai ucapan-ucapan Hyunjin yang mengatakan secara tidak langsung bahwa ia rindu dan senang telah bertemu kembali dengan Karina, sebenarnya Karina juga senang bisa bertemu kembali dengan Hyunjin, namun entah kenapa mulutnya terasa kelu dan pada akhirnya ia hanya bisa diam sampai Hyunjin mengantarkannya pulang.
"Ini tidak buruk." Gumam Hyunjin.
Dengan mata yang sembab karena habis menangis, Karina turun dari mobil diikuti oleh Hyunjin yang kini berjalan di belakangnya.
Dari kejauhan terdengar suara deru mesin mobil yang kian mendekat dan berakhir berhenti tepat di hadapan Karina dan Hyunjin, pengendara mobil hitam itu langsung turun dan menghampiri mereka yang hendak memasuki gedung apartemen.
"Jeno."
"Kau dari mana saja, Karina? Aku mencarimu." Jeno sedikit menarik lengan Karina agar menjauh dari Hyunjin.
"Aku dari..." Ucap Karina pelan dan hampir seperti gumaman.
Jeno melihat Hyunjin dengan tatapan menyelidik, penuh dengan kecurigaan. Belum lagi mata Karina yang terlihat sembab dan dengan tangan dingin terus gemetar membuat rasa curiga Jeno pada Hyunjin kian menjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Into You : Karina Jeno ✓
FanfictionSeharusnya sejak awal Karina mencari tahu pasti lebih dulu mengenai seluk-beluk keluarga pria tersebut, karena saat Karina menerima jaminan itu perlahan-lahan berbagai masalah mulai menghampiri Karina. Menikah dengan pria itu sama saja seperti Karin...