Sinar matahari perlahan masuk menusuk mata jisung, sudah hampir seminggu hari dia berbaring terus diranjang rumah sakit.
Samar samar dia mendengar suara seorang laki laki yang sepertinya tengah mengobrol.
"Iya, sorry ga ngabarin"
"Lo kok mau sih? Padahal kegiatan kampus Lo banyak banget no"
"Ya namanya juga temen, harus saling bantu, lagian farel Banyak bantu gue dari dulu, masa gue engga"
"Farel? Siapa?"
"Felix, elah" Minho menopang sikunya dijendela yang terbuka sedikit lebar.
"Ko... Koko..." Nada yang begitu lirih cukup menusuk gebdang telunga minho
"Ahh Hanif udah bangun tuh, udah dulu ya, kalo ada apa apa nanti gue kabarin lagi" Minho segera mematikan telpon nya, mendekati jisung yang masih menatap kearah dia.
Minho mengusap Surai hitam milik jisung yang masih berbaring"Iya kenapa? Hanif pusing? Mau minum? Laper engga?"
Jisung mengangguk pelan "mau Mimi" matanya berbinar menatap Minho.
Minho sedikit terkekeh mengambil secangkir air yang tentu saja untuk jisung. Ruangan ini cukup luas. Jendela besar selebar dinding menghadap kearah kota yang berada dibawah.
"Nih, abis ini makan ya? Terus minum obat" surai hitam itu Minho usap dengan penuh kasih.
"Mau main"
"Mimi obat baru main? Deal?" Minho tatap pupil indah milik jisung yang sedikit berembun.
.....
Jam dengan warna yang senada dengan dinding putih bersih itu menunjukan pukul 08.45. Hari ini tujuan lelaki dengan tubuh yang masih berbaring diatas kasur itu hanya akan pergi menuju rumah sakit kartini tempat dimana jeongin dirawat.
Mengerjapkan mata sebelum akhirnya benar benar terbuka, felix beranjak dari atas kasur, rasanya ingin terus tidur, namun perutnya berkata tidak.
"Mr. lixxie? Lapar??"
Felix hanya mengangguk singkat, netra nya fokus pada makanan yang begitu banyak diatas meja.
"Saya yang buat, saya harap kamu suka" ujar pria dengan kata kata yang kurang mantap itu.
Felix kembali mengangguk lalu langsung melahap banyak makanan disana, sedang chan hanya memperhatikan felix.
Felix lihat pakaian nya sedikit kacau, sepertinya chan memasak ini dengan susah payah "ngapain disitu? Sini ikut makan"
Chan yang merasa terpanggil sedikit menaikan alisnya, lalu menatap felix dengan jari yang menunjuk diri sendiri.
"Iya,, sini makan bareng, lagian ini juga buatan ka chan"
Chan girang, tentu perutnya tidak bohong jika dia mau ikut melahap makanan itu.
__________
"Piu piuuu"
Ponsel genggam itu masih minho mainkan, matanya masih terfokus pada lempengan itu, dia tengah membaca sesuatu.
"Baru kali ini gue lihat aura orang warnanya item..." Gumam nya pelan
"Koko... Main ini, ini ini" jisung dengan paras manis nya itu menunjuk tunjuk arah sebuah mobil mobilan kecil.
Minho tersenyum dan memainkan mobil mobilan itu dari belakang jisung, yang kini tengah duduk dipangkuan minho.
"Ngueeng .... Brum brumm..." Ujar minho yang dibalas tatapan marah jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
separate twins
FanfictionAbang nda boleh sakit sakit nde? Nanti kalo sakit Hanif gigit! Nda boleh nakal yha? -Hanif