Dingin, satu kata yang bisa minho rasakan saat tangannya menyentuh tangan mungil milik jisung. di genggamnya sesekali diusap kepipi, tangan jisung masih terasa sangat dingin. beberapa kali minho mendengar jisung terus bergumam.
"ka lixxie... ka lixx.... ka..." suara yang sangat parau itu masih terdengar menembus gendang telinga minho
genggaman tangan minho semakin mengerat, kini tangan putih dingin itu menyentuh pipi hangat minho "koko disini hanif, koko disini" lrih minho sedikit pedih untuk didengar, bahkan cahaya bulan yang menemaninya seakan ikut merasakan minho sekarang.
minho tidak tau kemana suho pergi, yang jelas tadi dia berpamitan pada minho hanya untuk sekedar mengabari felix soal kondisi adiknya yang semakin parah. namun sudah hampir dua jam pria paruh baya itu masih belum memunculkan ujung hidungnya didepan minho sama sekali.
minho mendesah gelisah, mengigit bibir bawahnya keras "gue.... gue takut.." gumam pria dengan kaos putih tipisnya. "gue takut hanif gak bisa tangguh lawan penyakitnya.. gue belum sanggup buat kehilangan dia" minho tidak bisa bohong dengan pikirannya, dia sangat khawatir
"ka lixxi... ka......"
____________
"BANGSAT!!"
BRUGH!
Pemuda dengan paras tampan itu langsung terkapar dilantai, terpental sedikit jauh saat pukulan keras yang lolos didaratkan pria jangkung dengan dada yang kembang kempis.
Hyunjin hanya bisa terdiam sambil menyeka ujung bibirnya yang sedikit berdarah. Sakit, jujur pukulan yang dilayangkan mark sangat keras.
"Lo dikasih kerjaan ga pernah becus! Bisa nya apa si!?"
Suara lantang mark mampu membuat Hyunjin menundukan kepalanya. Tak tanggung-tanggung pria dengan jaket kulit berwarna gelap itu menendang perut Hyunjin keras.
"Uhuk..."
Hyunjin semakin meringkuk, tangannya meremat keras perut yang sekarang terasa nyeri. Hanya bisa menahan ringisan disela ujung kuku mark menusuk dagunya. Kepala hyunjin sedikit ditarik hingga netranya menatap pupil mark dengan muka yang merah padam.
"Gue udah baik sama lo, dan ini cara lo balas budi?"
Suara rendah tertahan itu, mampu membuat hyunjin meringis ngeri. Hyunjin hanya bisa bungkam seribu bahasa, yang bisa dia katakan hanya "maaf ka"
SRAK!
Hyunjin masih tetap diam saat mark memukulnya kembali dengan membabi buta, bahkan hyunjin rasa dia hampir kehilangan kesadarannya. Ini hanya masalah kecil namun mark susah untuk dikendalikan.
"Gue ga mau tau, lo harus bawa farel besok, atau lo ga akan bisa lihat cewek lo lagi"
hyunjin hanya bisa meringkuk dan terus terbatuk, bibirnya penuh dengan cairan merah pekat. Samar samar hyunjin melihat siluet mark dan sekawanan nya menjauh dari gedung kosong ini.
Hembusan nafas yang entah itu hembusan nafas lega atau pasrah, namun rasanya dia bersyukur saat melihat mark selaku kaka kandungnya semakin menghilang, dia terkapar lemas dengan luka lebam dimana mana.
Badannya lemas, hanya bisa terkapar sembari menatap atap gedung yang sudah mulai rapuh ditaruhnya tangan diatas dahi, hingga netrnya menangkap siluet seorang pemuda yang menatap kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
separate twins
FanfictionAbang nda boleh sakit sakit nde? Nanti kalo sakit Hanif gigit! Nda boleh nakal yha? -Hanif