1 2

124 14 3
                                    

Hari ini Changbin harusnya pergi terbang ke canada, hanya saja dia berfikir kembali, apa lebih baik jika dia ikut ke bandara saja? hatinya dari tadi tidak enak rasa, sedari tadi dia terus menelpon papa, karena cuaca yang di perkirakan sedang tidak baik, sebaiknya penerbangan di batalkan saja. 

dan jauh di sana jisung sangat menantikan hari ini, tubuh mungil nya itu memeluk erat minho, kaki kakinya di lilitkan di pinggang yang lebih tua. Bukan tanpa alasan, jisung ketakutan karena dari tadi petir menyambar dengan keras nya.

"Ko... Takutt"

Cicit si manis dengan tangan yang terus mencengkram kemeja Minho. Minho dengan tangan besarnya itu memeluk jisung erat, di dekaplah kepala yang lebih muda ke arah dada minho, menaruhnya disana sembari mengelus lembut.

"Ada koko disini, jangan takut dong, itu tuh ada superman lewat, hanif suka superman engga?"

"Engg.. ndak ah ndak suka itu jahat, bikin anif takut"

"Siapa bilang? Superman itu orangnya kuat, saking kuatnya dia gapernah ngeluh buat berhenti lawan jahatnya kehidupan"

Jisung menatap Minho dari bawah, Matanya bercahaya mendengar perkataan Minho yang terlihat dewasa dan berwibawa.

"Sama kaya hanif, kuat, ngga pernah mengeluh"

Minho menatap nanar indah milik Jisung dan tersenyum, karena pria di pelukannya itu kelewat seperti bayi. Kalau saja dunia berkata lain, bisa saja jisung manis ini hanya bisa memeluk lutut di panti asuhan.

"Janji sama koko ya? Janji harus kuat?"

Jisung mengangguk dengan perkataan yang susah dicernanya. Namun tatapan nya teralih, jisung meremat kemeja minho dengan keras, dan sedikit meringis.

"Nngg... Koko..."

"Sakit?"

Minho mengusap perut Jisung

"Kuat,, Hanif kuat, kuat"

Minho bergumam dan terus mengelus perut Jisung dengan apik, minho juga sekuat tenaga menahan air bening itu agar tidak meluncur tanpa izinnya, menengadah tidak mau melihat jisung yang kesakitan, bahkan dalam hatinya berdoa, meminta tuhan untuk menguatkan Jisung.

"Kamu masih masa pemulihan, jangan takut ya"

Jisung mengangguk sembari terus menggigit bibirnya menahan rasa sakit yang teramat di bagian perut.

Tes

...

"Ko..."

"Koko?.."

"Koko anip engga sakit, koko anip minta maaf koko"

"Koko anip suda engga sakit"

"Koko jangan nangis, anip minta maaf ya?"

Benar, kali ini Minho tidak bisa benar benar menahan air itu. Semua tumpah di malam ini, malam sepi yang penuh harap. Meski bukan adik sendiri rasanya tidak boleh seperti ini, dunia benar benar tidak adil, pada jisung yang semuda ini?

"Koko gak nangis, koko seneng, bahagia, kamu sembuh nip"

"Ndaa, ollang kalo nangis itu air matana keluar"

Jari jemari kecil jisung menggapai pipi minho dan mengusap lembut pipi itu, menghilangkan jejak air mata yang mengalir.

"Anip aja kuat, bisa sembu masa koko menangis? Jangan yha? Suda, anip kan disini, hehe nanti main salju yha sama koko?"

Minho mengangguk berhenti menangis dan kembali memeluk jisung dengan sedikit terkekeh karena perkataan jisung yang terkesan meniru dirinya.

"Nanti, kita main salju sama kak lixxie ya? Hanif udah siap buat pulang?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

separate twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang