Grep
Mata yang kian membulat sekarang masih setia mengamati video singkat yang ditampilkan layar smartphone milik changbin. Dunia seakan berhenti berputar, bahkan atmosfer ruangan mulai berubah.
"Koko... Ka lixxie..."
"Hah... Koko keluar dulu ya, kamu tunggu sebentar"
Kaki jenjang minho keluar dari ruang rawat jisung, dia berlari mencari sosok pria dengan setelan serba hitam itu. Tapi nihil, minho sudah kehilangan jejak.
"Sial"
Kini jari jemari minho mulai menekan nomor nomor yang ada di ponsel miliknya. Dia musti menelpon suho sesegera mungkin.
...
....
Kuku kuku jari itu sekarang mulai minho gigiti, berharap seseorang mengangkat telponnya.
"Argh! Ayolah!"
...
Dan kini minho bersyukur karna seseorang di sebrang sana mulai bersuara.
"Kenapa lin?"
"Om.. farel anu... Saya ndak bisa jelasin, saya bakal kirim vid nya aja ya om"
"A-oh.. oke"
Minho segera mengakhiri sambungan telpon nya, lalu mengirim rekaman singkat itu pada suho selaku ayah felix sendiri.
____________
Malam semakin sunyi, kini hari berganti, bisa dibilang sekarang tepat pada pukul 2 dini hari. Sedangkan pria dengan surai yang basah akan keringat itu kini tengah putus asa.
"Ahk-"
"Lepasin,, lepasin gue"
Nada suara felix kian melemah. Matanya memerah yang entah kenapa rasanya begitu sesak. Mulai meringis dan sedikit menangis, bukan karena tali yang mengikat tubuhnya terlalu ketat, lebih dari itu, hatinya mulai sakit saat mengingat changbin, apa yang sekarang terjadi pada kaka nya Sekarang?
Sumpah demi apapun felix rela mati jika harus mengorbankan nyawa kakanya, namun pemikiran pendek felix langsung terhapus kala mengingat sosok sang adik yang masih membutuhkan felix disisinya.
Gigi giginya bergetar, suara decitan dari gesekan lantai dan kaki kursi pun masih terus terdengar. Namun sekarang kian memelan kala indra pendengar felix menangkap suara seseorang yang masuk.
"Ris? Haris? Haris lepasin gue har..."
Nadanya terdengar pilu, rasanya sakit, namun bagaimana pun itu hyunjin tetap tidak bisa menolong felix.
"Sorry"
Lirihan yang pria itu keluarkan begitu pelan dan nadanya sedikit kebingungan, hyunjin tidak bisa memilih antara sahabat baik nya atau kakanya sendiri. Untuk seperkian detik kemudian, Hyunjin berbalik meninggalkan felix yang tengah meraung putus asa dengan keadaan yang di alami nya sekarang.
Namun kaki jenjang lelaki berparas tampan itu sedikit tercekat saat mendengar suara serine polisi di luar rumah sana.
"Akhirnya,, sorry ka malik..."
Felix yang tidak tau apa apa ikut mengernyitkan dahi atas apa yang dia dengar. Ruangan ini cukup dekap suara, bahkan jika kamu berteriak sekeras mungkin disana, orang dirumah tidak akan mendengar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
separate twins
FanfictionAbang nda boleh sakit sakit nde? Nanti kalo sakit Hanif gigit! Nda boleh nakal yha? -Hanif