9 Sebuah Kehangatan

6.3K 402 38
                                    

"Masakanmu sangat enak sayang." Ares menerima suapan Samantha dengan antusias. Ia juga memeluk wanita yang saat ini duduk mesra dipangkuannya.

"O ya?"

"Hmmm aku suka steaknya." Ares mengunyah sambil mengecup bibir Samantha yang sedang menyuapinya.

"Makan yang banyak. Setelah ini istirahat yang cukup. Besok pagi ada meeting kan?" Samantha merapikan rambut kekasihnya dengan perhatian. Ares tersipu sendiri diperlakukan semanis itu.

"Kamu tidak ingin jalan-jalan? Semacam belanja atau membeli tas? Aku akan menemanimu, kamu bisa memilih apapun."

"Aku tidak tertarik dengan itu." Samantha menggeleng. "Daripada berbelanja, mending kamu temani aku berkuliner! Aku suka menjajal berbagai makanan."

"Benarkah?"

"Iya, jadi kamu mau berkuliner denganku?"

"Besok setelah meeting." Jawab Ares seraya mengecup dan memeluk kekasihnya mesra. Lagi-lagi ia menemukan perbedaan yang menonjol antara Samantha dan Delia.

Delia tidak pernah mau diajak makan bersama karena diet dan menjaga badan. Mereka hampir tidak pernah pergi untuk dinner romantis dan semacamnya karena hal itu. Delia lebih suka berbelanja dan membeli barang-barang mewah demi menjaga penampilan.

Sedangkan Samantha, dia selalu apa adanya. Ares terkadang juga heran, kenapa tubuhnya tetap kecil meski selalu makan dengan porsi jumbo.

"Ares, kamu tidur disini kan?" Samantha mengusap lembut dadanya sambil memanyunkan bibir.

"Perasaan kamu tidak semanja ini sebelumnya."

"Salah jika aku ingin kekasihku disini? Menemaniku?"

"Baiklah sayang, ayo tidur, aku akan memelukmu malam ini." Ares mengangkat tubuh Samantha seperti koala, lalu menggendongnya menuju kamar.

Setelah mereka sampai, Ares pun memeluknya. Mendekapnya posesif, lalu membelai rambut panjangnya agar Samantha merasa nyaman.

"Ares... " Samantha membuat guratan-guratan tak jelas dengan jari telunjuknya, diatas dada tegap kekasihnya.

"Ya?"

"Kalau Delia mau memberimu anak, apa kamu akan meninggalkanku?" Wajah Samantha berubah sendu.

Ares tersenyum ketika lagi-lagi Samantha seperti terlihat cemburu dan begitu posesif padanya. "Aku bersamamu, bukan hanya karena anak, tapi karena aku nyaman."

"Tapi andaikata Delia mau berubah dan memberimu anak? Kamu akan meninggalkanku?" Samantha mulai berkaca-kaca. "Andai kamu tahu Ares, aku tidak pernah peduli dengan uangmu, atau statusmu sebagai boss. Aku tidak pernah berpikir memanfaatkanmu untuk uang atau berbelanja seperti yang kamu tawari beberapa saat lalu." Samantha menarik nafas panjang sebelum melanjutkan perkataanya.

"Aku hanya... mencintaimu. Bisakah kamu tetap bersamaku? Jika kamu berbaikan padanya, bisakah jangan meninggalkanku? Aku tidak masalah menjadi yang kedua. Aku tau aku jahat, tapi aku terlanjur jatuh terlalu dalam dengan perasaan ini."

Samantha terisak setelah mengatakannya. Ia mengeratkan pelukannya, yang mengisyaratkan bahwa ia benar-benar takut kehilangan Ares. "Kamu adalah sosok kedua setelah mama yang membuatku sangat nyaman dan merasa aman."

Ares pun mengusap airmata Samantha, ia mengecupi bola mata berair itu dengan penuh kasih sayang.

"Kamu bicara apa? Aku bersamamu saat ini, bukan hanya tentang anak. Tapi tentang kenyamanan dan cinta. Kamu membuatku sangat nyaman dalam hal apapun. Aku tidak akan meninggalkanmu." Ares menangkap kedua pipi Samantha dan membawanya mendekat.

"Sudah sangat terlambat untuk memperbaiki hubungan pernikahanku Samantha. Semua yang aku butuhkan ada padamu. Kenyamanan yang tak pernah aku dapat, ada padamu. Kamu tidak perlu takut aku pergi. Karena saat ini, aku lebih takut jika kamu berpaling kepada pria lain selain aku."

"Kamu bodoh? Itu tidak akan terjadi!" Isaknya tersedu.

"Cengengnya sayangku, ayo tidurlah, jangan menangis lagi."

"Berjanjilah... "

"Aku berjanji sayang."

Ares kembali mengecup dan memeluknya erat disepanjang malam. Ia membelai rambut Samantha hingga wanita itu benar-benar terlelap.

"Aku tidak akan meninggalkanmu Samantha. Tidak akan pernah! Aku akan mencari cara untuk segera menceraikan Delia. Aku juga terlanjur jatuh terlalu dalam padamu."

Sembari terus mendekapnya, Ares tak sengaja menemukan sebuah buku kecil yang Samantha simpan di bawah lampu tidur. Dengan perlahan iapun mengambil benda itu dan membukanya.

Ares tersenyum ketika membaca catatan tagihan yang selalu ia takutkan selama ini. Ternyata apartemen dan mobilnya memang masih butuh beberapa kali cicilan lagi.

"Samantha jangan boros! Ingat kamu akan menjadi gembel jika tidak bisa membayar tagihan!" Tulis Samantha pada buku tersebut.

Ares mengambil ponselnya lalu membayar semua tagihan ratusan juta itu. Ares tahu Samantha tidak akan suka. Tapi Ares tidak ingin Samantha terbebani dengan apapun.

Di halaman selanjutnya, Samantha menulis sebuah catatan tabungan yang akan ia gunakan untuk memindahkan makam ibunya ketempat yang lebih bagus.

"Mama, maaf Samantha jarang mengunjungi mama. Rumah baru mama penuh dengan orang-orang jahat yang menakutkan. Samantha takut dengan preman yang ada didekat sana. Nanti saat Samantha sudah memiliki uang, Samantha akan memindahkan mama ke rumah yang lebih indah dan jauh dari kejahatan. Semangat menabung!"

Ares mencium puncak kepala Samantha setelah membaca tulisan itu. Ia pun mengotak-atik ponselnya, lalu menitahkan anak buahnya untuk mengurus segala hal yang di butuhkan untuk memindahkan makam ibu Samantha. Ares akan memindahkannya didekat makam orangtuanya.

"Kenapa kamu tidak mau menceritakan segala kepedihanmu?"

Ares kembali membuka halaman berikutnya, yang berisi cerita-ceritanya bersama tiga sahabatnya di kantor. Ia menempelkan foto-foto kecil disetiap aktifitasnya bersama mereka.

Terakhir, Ares melihat fotonya saat tertidur juga tertempel disana. Ares yakin foto itu diambil ketika Samantha merawatnya, disaat ia sakit beberapa hari lalu.

"Mama, ini Ares. Pria pertama yang membuat Samantha jatuh cinta. Pacar pertama Samantha. Dia pria baik yang membuat Samantha nyaman. Tapi dari atas sana, mama pasti tahu kalau Ares sudah beristri bukan?"

"Maaf jika aku menjadi seperti selingkuhan papa, wanita yang sangat mama benci. Tapi Samantha bisa apa? Samantha mencintainya. Dia membuat ketakutan Samantha akan dunia ini hilang."

"Mama tahu kan, disaat mama pergi dunia Samantha terasa gelap dan menakutkan. Tapi disaat Ares datang, dunia Samantha menjadi sangat hangat dan menyenangkan. Ares adalah warna di hidup Samantha saat ini. Ares juga pelindung dan tempat Samantha bersandar disaat lelah."

Ares menutup buku tersebut lalu mengembalikannya ketempat semula. Ia kembali fokus menatap wajah damai kekasihnya yang sedang terlelap.

"Aku sayang kamu Samantha, aku akan selalu melindungi kamu. Beri aku waktu sebentar lagi, aku akan segera menceraikannya." Ares membelai wajah dan bulu matanya yang lentik alami.

"Aku tahu hubungan ini adalah kesalahan. Aku akan menanggung karmanya." Isakanya perlahan.

"I love you so much!"

*****

😫😫

*****

Seducing My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang