"Tidak, kau tidak mau mencobanya dengan berkencan denganku", Kim Bum menghela memberi jeda atas pertanyaan sendiri yang lebih membuat dia sendiri tegang, daripada So Eun yang mendapatkan pengakuan, "atau tidak, kau tidak akan menamparku jika aku mencium mu lagi", lanjutnya dengan tatapan harap bercampur debaran hebatnya.
Entahlah, ini kali pertama bagi Kim Bum menyatakan perasaan dan mengajak seseorang berkencan dengan serius dari hatinya.
"Tidak, kau dilarang mencium ku"
Oh So Eun, kejujuran mu terkadang sangat menyedihkan bagi orang lain.
"Kau tidak berpikir aku akan menyukaimu hanya karena kau mengajakku ke tempat seperti ini, bukan?"
So Eun berdecak, si pendiam yang kejam namun selalu jujur.
"Jangan tersinggung. Tapi aku memang tidak pernah tertarik untuk berteman, apalagi berkencan dengan siapapun"
Dalam satu menit So Eun berhasil merubah raut harap Kim Bum menjadi patah hati yang berat.
"Dan lagi, aku tidak mau bukan karena mu. Tapi karena diriku sendiri", So Eun melanjutkan dengan sedikit penjelasan bahwa ada sesuatu dalam dirinya yang dengan keras melarang dirinya berteman, terutama terikat emosional romansa dengan seseorang.
Dirasakan Kim Bum bahwa So Eun menarik pelan tangannya dari wajahnya. Dalam patah hati tak terduga itu segera Kim Bum menahan tangan itu untuk tetap bersemayam di kulit wajahnya.
"Karena mereka?" Tukasnya dengan jelas. Merasa tak terima ditolak karena kesalahan orang lain. Namun So Eun enggan untuk menjawab, juga tidak tertarik untuk menceritakan apa yang terjadi padanya kepada Kim Bum.
"Orang lain yang menyakitimu, aku juga harus ikut menebusnya?" Kim Bum melanjutkan protes dengan keyakinannya mengapa So Eun tidak tertarik untuk kehidupan semacam itu karena terserang trauma berkaca dari hubungan kedua orangtuanya, mungkin.
So Eun menggeleng, menarik paksa kedua tangannya dari Kim Bum, "bukan itu intinya" jawab So Eun, "ku rasa saat ini yang penting kita khawatirkan adalah nilai mu, bukan alasanku", lanjut So Eun yang bahkan tidak tertarik untuk membahas pengakuan dan perasaan Kim Bum, yang sulit dia percaya namun bisa saja jujur.
So Eun segera menggadang-gadang untuk mengalihkan pembicaraan. Bahwa seharusnya Kim Bum mengerti, So Eun belum cukup menyukainya untuk bisa berkencan dengan pria itu.
"Daripada sibuk mencari pacar, kenapa kau tidak sibuk belajar dan mengejar nilai mu?"
Mendengar itu, Kim Bum menghela napas menyadari bahwa benar, So Eun sama sekali tidak terpikir untuk memikirkannya. Atau sepertinya So Eun memang tidak menyukainya sama sekali.
Dengan dalam Kim Bum menarik napas, "baiklah", jawabnya yang sedikit mengejutkan So Eun bahwa Kim Bum mulai terlihat menghormati keputusan orang lain. Tidak mau memaksakan kehendak hanya karena berpikir sesuatu atau seseorang itu cukup baik baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FIXER
FanfictionKIM BUM-KIM SO EUN The Fixer She's a fixer with no one to fix her. She's a fighter with no one beside her. She's a lover who won't love herself. She fixes the lonely, fixes the broke. She's a heartbreak away from a horrible place. Buried in bandag...