3 : Ayah 🦋

927 110 5
                                    

Perjalanan bisnis kali ini rasanya cukup kurang di karenakan hanya ada Haruto beserta beberapa bawahan nya saja yang ikut. Ingat ini masih pandemi dan dikarenakan mereka berkunjung ke negara yang masih mewajibkan protokol kesehatan. Tentunya karena maslah kesehatan, Haruto tak mau egois hanya karena ia seorang pemimpin perusahaan ia bisa seenaknya membawa keluarganya ikut hanya untuk bersenang-senang di negeri orang. Ia berlaku demikian agar menjadi contoh ke bawahnya supaya menjadi disiplin dan bertindak tidak seenaknya.

Sore pukul 3 waktu setempat di Vienna Austria

Di dalam suit room milik Haruto terlihat pria itu bertelanjang dada dengan handuk yang menutupi kepalanya yang basah. Diketahuinya malam ini ia dan beberapa bawahan nya mendapat undangan untuk ke pesta rekan bisnisnya yang berulang tahun. Namun dari semenjak selesai mandi tadi Haruto masih kebingungan memilih setelan jas mana yang harus ia pakai.

"Sajangnim anda sudah selesai?"

Itu Jaehyuk sekertaris pribadi Haruto, pria Jepang itu meminta nya agar satu ruangan dengannya supaya ia bisa lebih mudah memantau tiap laporan dan data perkembangan yang masuk ke perusahaan.

"Bantu aku Hyung!"

"Tinggal pilih saja mana yang menarik apa susahnya?"

"Sulit! Ini semua terlalu bagus"

"Kau seorang pemimpin dan seharusnya bisa mengambil keputusan sendiri ruto-yaa kenapa hanya permasalahan baju kau jadi bingung begini"

"Aish itu berbeda, pekerjaan dengan fashion itu tidak bisa di samakan"

Jaehyuk memutar bola matanya malas. Ya tidak enaknya punya atasan yang umurnya masih muda itu karena mereka masih plin-plan. Katakanlah Haruto itu memang ahli dan pintar di bidangnya, ia cekatan dalam bekerja. Tapi saat sedang tidak menjadi bos, barulah jiwa mudanya terlihat.

"Begini saja...kau telpon saja istrimu dan minta pendapat nya"

"Kenapa tidak terpikirkan duhh"

Haruto memukul dahinya sendiri, ia merampas hp yang sedang di charge dan mencari kontak istrinya. Tak lama panggilan video call tersambung menampakkan wajah bantal Junkyu dan mata sipitnya yang silau karena cahaya dari layar hpnya.

"Ada apa memanggil malam begini"

Salah juga Haruto tidak melihat jam terlebih dahulu. Sore jam 3 di sini berarti jam 11 malam di Korea sana.

"Sayang maaf menganggu waktu tidur mu"

"Mmmm ku maafkan-... karena aku rindu kamu"

"Aku juga sangat- merindukan mu dan baby Junghwan"

"Ekhem"

Itu suara jaehyuk yang tak masih di ruangan itu, tak sengaja mendengar percakapan antara suami dan istri itu.

"Aku sepertinya juga mau menelpon istriku"

Jaehyuk langsung pergi keluar dari suit room nya, memberikan waktu privasi untuk Haruto. Padahal dia tidak berani menelpon istrinya, karena bisa-bisa di malah di amuk karena mengganggu tidurnya.

"Sayang"

"Humm?"

"Aku malam ini akan pergi ke pesta rekan bisnis ku"

"Lalu?"

"Bantu aku memilih setelan"

Haruto menggubah ke mode front cam dan sekarang ia menyorot setelan jas yang terpampang di depan hpnya.

"Kamu suka warna apa?"

"Biru"

"Memakai baju dengan warna yang kamu sukai membuat mu lebih atraktif"

"Kamu benar sayang~ terimakasih sudah membantu ku hehehe"

"Kapan kamu berangkat?"

"Setengah jam lagi mungkin"

"Setengah jam? Dan kamu belum bersiap-siap?"

"Eh itu -..."

"Sudah sana rapihkan dirimu, pergi lah tepat waktu jangan sampai rekan bisnis mu kecewa karena keterlambatan mu"

"I-iya sayang kamu tutup saja panggilan nya ya"

"Humm hati-hati dan jangan genit!"

Hei yang benar saja dia ini bucin akut mana mungkin melirik-lirik perempuan atau pria sub di sini. Ia boleh sombong karena istrinya itu yang paling sexy sejagat raya bahkan mengalahkan seorang Maria Ozawa. Rasanya Haruto semakin kangen dan tidak sabar ingin pulang ke rumah.

.

Haruto dan Jaehyuk sudah di tempat pesta, mereka sempat bertemu sebentar dengan rekan bisnisnya berbincang-bincang sedikit dikarenakan rekan nya itu juga sibuk menyambut koleganya yang lain.

Dengan segelas champagne di tangan mereka berdua berkeliling dari ball room ke halaman belakang. Ternyata lebih ramai di luar di banding di dalam ruangan, karena rata-rata di dalam ruangan berisi tamu yang sudah berumur jadinya mereka tidak begitu kuat dengan udara malam.

"Tunggu sebentar saya merasa tidak asing dengan orang itu"

Jaehyuk menunjukan seseorang dengan perawakan kurus, rambut merahnya yang klimis dan tatapan setajam elangnya.

"Itu-... bukan kah dia Kanemoto Yoshinori dari Aoyama Group?"

"Kau benar, ayo kita sapa dia"

Keduanya berjalan mendekati si rambut merah. Kanemoto Yoshinori yang merasa ada dua orang yang mendekatinya melirik langsung ke arah mereka.

"Malam tuan Kanemoto"

"Ah malam juga tuan-tuan...ada perlu apa?"

"Oh saya ingin menawarkan ajakan minum teh bersama ke anda, apa anda tertarik?"

Tawaran ini bukan berarti sekedar minum teh belaka tapi undangan ini bermaksud untuk ajakan bekerja sama.

"Hmm saya tidak akan menolak, saya tunggu kesiapan dari anda saja"

"Baik terimakasih dan maaf menganggu waktu santai anda, saya akan segera mengirim langsung undangan jamuan minum teh nya"

"Ya sama-sama tuan Watanabe~ senang bertemu dengan anda"

Setelah berpamit dengan pemilik Aoyama Group mereka kembali menikmati suasana pesta. Ya walau hanya menjadi penonton di pinggir lantai dansa, Haruto cukup terhibur melihat pasangan-pasangan yang menari dengan elegan.

Yang membuat terkejut adalah ketika alunan musik klasik tiba-tiba berganti ke musik yang hype and beat. Membuat banyak orang turun ke lantai dansa dan berdansa dengan gayanya masing-masing.

Jaehyuk yang antusias ikut terbawa orang-orang dan kini dia menjadi pusat perhatian karena cara berdansanya yang heboh. Rasanya Haruto tetap harus berada di pinggir dan mengawasi sekertaris nya itu takut ia melakukan hal yang gila.

TBC
Ayo tebak berapa umur Haruto sama Junkyu, kalau ada yg bener nanti aku up lagi malem ini.

Random story of Watanabe familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang