8 : Another Chaotic Day 🤯😵‍💫

543 67 1
                                    

sekitar 2 bulan haruto menetap di rumah untuk masa pemulihannya, tidak ada pekerjaan kantor, jalan-jalan, oh yang tentunya hal itu membuat si Watanabe muda di kecewakan karena orang tuanya yang tidak bisa mewujudkan keinginan Junghwan untuk pergi bermain bersama mengunjungi taman bermain. Masih dalam mode merajuknya, Junghwan bermain sendiri di pinggir kolam dengan mainan-mainannya yang dibiarkan berserakan padahal ibunya sudah berkali-kali memberitahu untuk tidak sembarangan meletakan mainannya dimana-mana. Tapi anak itu sama sekali tidak mendengarkan dan sekarang Junkyu sudah masa bodo karena anak itu susah di beri tau, ia sudah repot di rumah tidak mau ambil pusing dengan kelakuan anaknya yang sungguh menguji kesabarannya. Ah lupakan lah untuk mengurangi watak kerasnya itu, nyatanya anak ini memang harus di kerasi.

Haruto di lain sisi menyadari atmosfir di rumah ini yang tidak mengenakan, sungguh kalau haruto mau ia ingin sekali membawa Junghwan berjalan-jalan walau ia hanya bisa duduk di kursi roda. Tapi Junkyu sendiri sangat menentang hal itu, Junkyu tidak mau Haruto terus-terusan memenuhi semua keinginan Junghwan sementara dia sendiri tidak memperhatikan kondisinya yang belum mumpuni. Akhirnya mereka berdua berakhir saling mendiamkan karena tidak ada yang mengerti satu sama lain.

Sudah ada niat ingin meminta maaf tapi kata gengsi itu masih melekat di diri Haruto, Haruto masih mempertanyakan dirnya yang dikatakan Junkyu terlalu memanjakan anak. Menurutnya ia memanjakan Junghwan dalam batas yang masih normal kok.

Saat semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing pelayan rumah Watanabe yang bernama Bibi Lim itu datang menghampiri Haruto, dari raut wajahnya sepertinya ia datang membawakan kabar.

"Tuan, Sekertaris anda berkunjung kemari bersama anak dan istrinya"

Tidak biasanya sekertarisnya itu mengunjungi rumahnya selain untuk urusan kantor.

"Tolong bantu saya ke depan bi"

Mendapat perintah tuan nya Bibi Lim menarik tuas rem roda dan mendorong kursi roda itu ke ruang tamu di depan.

Di ruang tamu Jaehyuk dan Asahi istrinya duduk tenang menunggu Haruto, pengecualian untuk Jeongwoo, Bocah itu sibuk membuka satu persatu toples makanan yang memang dijamu untuk mereka, jangan tanya bagaimana Jaehyuk saat ini, ia hanya bisa menepuk jidatnya lelah melihat tingkah Jeongwoo. Asahi justru mengambil video anaknya itu dari awal mereka berangkat. Setiap tingkah konyol Jeongwoo akan Asahi abadikan untuk disimpan siapa tau bisa dijadikan bahan ledekan saat Jeongwoo besar nanti.

"Jeongwoo.... nak.... sudah jangan di acak-acak nanti makanan nya basi"

"Pwah....nanti beli yang sepwerti ini yhaa"

Dengan mulut penuh makanan Jeongwoo bersuara, semakin uring-uringan saja Jaehyuk, Asahi pun puas sekali tertawa melihat kelakuan Jeongwoo. Dan pada saat itu pula Haruto pun tiba bersama Bibi Lim. Jaehyuk menyenggol kepala Jeongwoo memberitahunya untuk segera berhenti makan. Ia pun menyuruh kedua orang di sebelahnya berdiri dan mengucapkan salam.

"Selamat sore sajangnim, maaf kami berkunjung kemari pada saaat anda sedang beristirahat"

"Oh tidak apa-apa, saya senang anda sekeluarga repot-repot kemari haha....silahkan duduk"

Posisi mereka duduk mengitari meja kaca ditengah-tengah, Jaehyuk duduk di sofa single tepat di samping posisi Haruto. Asahi dan Jeongwoo duduk bersebelahannamun bocah itu lebih memilih di pangku mamanya.

"bagaimana kabar anda? apa sudah diperbolehkan dokter untuk terapi motorik?"

"Untuk rasa ngillu masih sering-sering terasa, apalagi kalau saya terlalu lama dalam posisi duduk. terkadang kaki saya langsung kebas. Terapi nanti akan dijadwalkan minggu depan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Random story of Watanabe familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang