Last

2.8K 135 91
                                    


Mark sedikit berlari kala memasuki ruangan Haechan. Tadi pagi ia dapat kabar dari suster bahwa Haechan kembali mengalami Shock, Mark yang saat itu baru bangun bergegas menuju rumah sakit

" Haechan-ah!"

Teriak Mark memasuki kamar Haechan, Haechan hanya tersenyum menatap Mark dari ranjang tempat tidurnya. Ia ingin bagun dari tidurnya, tapi tubuhnya benar benar lelah, sehingga Haechan hanya pasrah terbaring disana.

" Kenapa? Aku hanya mengalami shock kok...." Jelas Haechan

Mark hanya tersenyum kaku, berjalan perlahan menuju ranjang Haechan dan duduk disamping ranjang Haechan. 

" Aishh... kepanikan mu itu selalu berlebihan"

Haechan memutar matanya malas. Mark masih menatapnya khawatir, pasalnya perasaannya benar benar tidak enak, entah firasatnya saja atau bagaimana, ruangan ini rasanya benar benar sunyi dan sepi, hanya suara ICU Monitor dan detak jarum jam yang mengisi kesunyian ruangan itu. 

Haechan sedikit menggeser badannya, kemudian menepuk pelan ruangan kosong di sampingnya, Mark yang melihat hal itu menatap Haechan heran,

" Ish kemarilah... aku ingin memeluk mu!" Kesal Haechan

Mark terkekeh pelan, ia pun menurut, ikut merebahkan tubuhnya disamping Haechan dan memeluknya, membawanya sedikit mendekat kearahanya. Haechan menatap sebentar wajah Mark. Ia tidak mengerti kenapa begitu jatuh cinta pada wajah pria ini. Haechan pun tersenyum tipis, melihat betapa besarnya kantong mata Mark, ia tau setiap kali Mark pulang menjenguknya Mark akan menangis, tapi Haechan sengaja tidak membahas kantong mata Mark.

Mark juga ikut menatap wajah pujaan hatinya, tatapannya lebih sayu dan letih dari biasanya tidak berbinar seperti biasanya, pipi tembemnya pun menghilang. Walaupun begitu, senyuman Haechan masih secerah dan secantik yang biasa Mark lihat, membuat dirinya semakin sedih, karena Mark tidak tau, sampai kapan ia bisa melihat senyuman Haechan. 

Haechan menghela nafasnya, kemudian menyandarkan kepalanya pada dada Mark, mencari posisi nyaman dalam dekapan orang yang sangat ia cintai. Mark pun semakin membawa Haechan dalam pelukannya, mengelus pelan kepala Haechan. 

" Mark..."Haechan mendongakkan kepalanya, yang dipanggil pun sedikit menekurkan wajahnya sambil mengangkat dagunya pelan 

" Kau masih ingat saat aku bertanya padamu tentang jika aku pergi jauh?" Mark mengangguk pelan 

" Bagaimana dengan sekarang? Apa jawaban mu?"

Dada Mark sesak saat mendapatkan pertanyaan itu. Bagaimana cara ia menjawabnya, Mark tentu tau dan paham dengan maskud Haechan, ia menyuruh Mark untuk merelakan dirinya pergi.

" Sama..."

" Sama maksudnya?"

" Ya... sama seperti jawaban ku waktu itu, aku akan mengejarmu, kemana pun kau pergi"

" Tck... walaupun tempatnya sangat jauh?"

"Eungg...."

" Ck... egois sekali"

Haechan kembali menyandarkan kepalanya pada dada Mark, entah kenapa mendengar jawaban Mark membuat dirinya takut dan tenang disaat yang bersamaan, pria itu benar benar mencintainya. 

"Mark...." Panggil Haechan masih menyandarkan kepalanya pada dada Mark 

" Hmm?"

" Aku kedinginan...."

Mark sedikit menegakkan badannya, menarik selimut dikakinya dan menyelimuti tubuh mereka berdua. Mark pun sedikit menguatkan pelukannya untuk memperhangat tubuh Haechan.

[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck Where stories live. Discover now