ELEVEN

88 10 5
                                    

Jatuh cinta memang indah bukan? Dunia pasti serasa milik berdua. Suasana hati yang selalu terasa merah muda, dan kupu-kupu yang senantiasa hinggap dalam perutnya.

Sama seperti dua insan yang kini tengah menikmati dua cup mie instan di bawah pohon, menikmati hiburan dari acara yang masih berlangsung. Sesekali mereka tertawa, ketika sang pembawa acara mengeluarkan lelucon.

Terkadang mereka masih tak menyangka bahwa kini keduanya adalah sepasang kekasih.

"Mark, aku boleh nanya?"

Yang disebut namanya kemudian menoleh, menatap wajah mungil gadis disampingnya.

"Boleh, nanya apa?"

"Emm... Kamu kenapa bisa suka sama aku?" Tanyanya gugup.

Mark tertawa, "Apa suka harus ada alesannya?"

Kini Tzuyu balik menatap Mark dari samping. Pahatan wajah yang sempurna, dengan hidung bangir dan rahang yang tegas membuat Ia terpesona pada paras tampan itu.

"Bagi aku ketika dimana ada kamu, jantung aku berdebar ga karuan. Dari situ aku sadar ada yang beda sama perasaan aku." Mark tersenyum.

"Cie aku kamu nih ceritanya." Terkejut dengan suara yang terdengar tak asing di telinganya, kedua insan itu berbalik dan mendapati Renjun bersama Haechan dan Chenle berada tak jauh di belakang mereka.

Karena merasa malu, Mark dan Tzuyu hanya saling pandang kemudian menunduk. Ketiga pria yang menciduknya kemudian tertawa.

"Starbucks bisa kali ya." Sindir Chenle

"Apaan sturbucks sturbucks, ga ada." Mark tak terima. Ia tahu maksud dari tiga orang ini yang ingin memalaknya.

"Pelit amat pak ketos." Cibir Haechan.

Tzuyu yang hanya wanita sendiri disana menahan tawa, lucu dengan pertemanan mereka. Oh apakah Arin dan Eunbi juga akan begitu?

"Congrats ya kalian. Kalo Mark nakal gigit aja tuh." Ucap Renjun sambil memeragakan gerakan menggigit layaknya singa.

Tzuyu tersenyum, "Iya makasi ya."

Ketiga pria yang berperan sebagai vokalis Dreamies pun akhirnya menjauh, membiarkan pasangan baru itu menikmati indahnya waktu berdua.

Tapi terkadang, semesta senang mempermainkan perasaan manusia. Hari yang seharusnya menjadi hari terindah, justru berbalik menjadi hari terburuk yang tak ingin diingat.

Dering yang berasal dari ponsel Mark menghentikan percakapan mereka. Dilihatnya layar yang menandakan panggilan masuk, ternyata dari Jaehyun.

"Halo kak Jae? Ada apa?"

"Mark, rumah sakit. Sekarang."

Mark yang masih belum mencerna kalimat kakak kelasnya itu mengerutkan kening, bingung.

"Taeyong..."

Barulah ketika nama sang kakak disebut Ia tersadar, kakaknya tidak baik-baik saja.

Tanpa aba-aba Mark bangkit dan berlari, meninggalkan Tzuyu yang masih kebingungan akan apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Mark seperti terburu-buru?

~~~

Sakit sekali. Bagai ditusuk ribuan belati, Ia tak menyangka mimpi buruknya akan terjadi.

Baru beberapa jam yang lalu Mark dan Taeyong berbincang dan bercanda. Tertawa bersama, bercerita tentang masa kecil mereka.

Tapi saat ini Ia dihadapkan dengan kenyataan bahwa kakak tersayangnya itu telah berpulang ke pangkuan Tuhan.

Menurut penjelasan Jaehyun, Taeyong terjatuh dari tangga dan kehilangan banyak darah. Ketika dilarikan ke rumah sakit sayangnya pria itu tak terselamatkan.

Never Enough | Tzuyu ft. Mark [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang