repub ─ 00

12.7K 1.1K 85
                                    

Seoul; South Korea.

"Aku datang untuk mengambil Mark."

Orang itu; Jaehyun,─ berucap kelewat santai, seperti tidak merasa bersalah sama sekali atas kalimat yang baru saja meluncur bebas dari belah bibirnya, membuat sang lawan bicara; Taeyong,─ berbalik menatapnya tajam.

"Kau punya istri sah bukan? Minta saja anak padanya. Kenapa ingin mengambil putraku?" Tanya si manis; sinis.

Jaehyun bungkam. Pertanyaan Taeyong barusan sukses membuat si dominan mengulum bibir; tersenyum getir.

"Kau sudah tau jawabannya bukan? Kenapa masih bertanya?" Sahut Jaehyun dengan suara bergetar lirih.

Taeyong menyeringai. "Mark bukan anakmu. Anakmu sudah mati 3 tahun yang lalu. Aku sendiri yang meng-aborsi nya, sesuai dengan keinginanmu waktu itu."

Mendengar itu tubuh Jaehyun membeku. "Kau tau? Bercandamu itu tak terdengar lucu sama sekali," ucap Jaehyun sambil tertawa miris; menahan air mata yang sudah mendesak dan menumpuk pada sepasang iris hitam miliknya.

"Dan sayangnya aku sedang tidak bercanda, Jung," sahut Taeyong; cepat.

Tepat ketika Taeyong selesai dengan kalimatnya, seorang bocah laki-laki kecil berlari riang; memeluk erat kaki Taeyong.

"Bubu!" Pekiknya girang.

Taeyong menundukkan kepalanya; beralih menatap mata bulat milik si gembul kesayangannya itu sambil mengelus lembut helaian rambut hitam sang putra.

"Mark menunggu di dalam kamar dulu, oke? Bubu sedang ada tamu," Pinta Taeyong; mencoba memberi pengertian pada anak semata wayangnya itu.

Si bocah mengangguk lucu; menyetujui permintaan sang ibu. Sepasang kaki kecilnya berlari lincah sebelum tubuh gempal tersebut menghilang dibalik sebuah pintu berwarna putih.

"Kau masih ingin mengucapkan omong kosong? Bagaimana mungkin kau mengatakan bahwa Mark bukan putraku? Anak itu bahkan mewarisi seluruh wajahku!" Sergah Jaehyun; tak terima.

Taeyong memutar bola matanya malas. "Lalu apa? Sekalipun Mark  anakmu, aku tak akan pernah menyerahkan dia padamu. Dia putraku!" Tegas Taeyong.

Jaehyun menyeringai. Ia mengambil langkah lebar guna mempersempit sisa jarak diantara dirinya dan Taeyong.

"Jika membuatmu menyerahkan Mark padaku adalah suatu perkara yang terdengar mustahil, maka membuatmu hamil dan melahirkan 'Mark lainnya' tentu bukan sesuatu yang sulit bukan?"

Plak!

Tanpa ragu Taeyong menghadiahi pipi berisi milik Jaehyun dengan satu buah tamparan keras. Wajah tampan pria dominan itu tertoleh kesamping dan memerah dengan seketika.

"Katakan, dimana kau ketika aku tidak mempunyai tempat bernaung sehabis diusir dalam keadaan hamil besar? Kemana kau pergi ketika orang-orang mengatakan Mark anak haram?"

"Aku tak memiliki suami dan Mark tidak punya ayah. Jadi enyahlah sebelum aku memanggil pihak keamanan untuk mengusirmu secara paksa dari sini!"

Blam!

Pintu unit apartemen Taeyong tertutup dengan keras tepat di depan wajah Jaehyun. Pria itu akhirnya memutuskan untuk pulang dengan kecewa karena gagal membawa pulang Mark.

─ to be continued

note; buat pembaca lama, alur Dear M Ngel ubah yaa. biar lebih rapi aja kkkk. happy reading, jgn lupa feedback nya xixixi :)

𝐃𝐞𝐚𝐫 𝐌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang