Chapter 2

9 2 0
                                    

Fanisa, seorang Fanisa jatuh cinta? Fani masa bodoh banget sama cinta. Gamau jatuh cinta, gamau mengenal cinta. Bukan karna Fani gak cantik atau gak ada yang suka yaa. Cuma memang karna Fani gak tertarik sama cinta aja. Adek kelas, kakak kelas, teman seangkatannya pun banyak yang suka dengan Fani. Tapi Fani bener-bener cuek nanggepinnya. Mereka yang suka dengan Fani akhirnya nyerah juga dengan sikap Fani yang jutek.

Semua terkejut dengan ucapan Fani barusan. Fani sudah yakin pasti akan seperti ini jadinya. Fani langsung bangkit dari duduknya.

"Oke, anggap aja tadi gue gak ngomong apa-apa yaa. Gue balik duluan. Bye." Kata Fani hendak berjalan keluar ruangan. Tapi langsung di tarik oleh Dara.

"Cerita Fan, siapa orangnya? Gue kenal ga?" Dara langsung menembaki Fani dengan pertanyaan.

Fani menghela nafas panjang. Fani melihat satu persatu mata teman-temannya. Mata-mata itu jelas mata ingin tahu siapa laki-laki yang membuat Fani jatuh cinta.

"Cerita Fan siapa?" Tanya Riza semakin penasaran.

"Dia cowok yang nolongin gue waktu salah jalur pendakian kemaren di ciremai. Arga namanya." Jawab Fani dengan suara pelan.

"Fan, Arga tuh sepupu gue. Bisa cowok lain ga selain Arga?" Kata Rangga tidak terima. Rangga inget banget Fani muncul berdua dengan Arga saat teman-teman yang lainnya khawatir Fani tidak ikut dalam rombongan. Saat itu Fani keliatan lemas banget, Arga dengan sabar menuntun Fani dan membawakan ransel Fani. Tapi Rangga masih gak terima kalo cowok yang di sukai Fani adalah Arga sepupunya.

"Napa sih lo. Emang suka sama orang bisa di atur yaa. Terserah Fani dong suka sama siapa." Ujar Dara memukul pelan lengan Rangga

Rangga masih ga percaya dan gak terima. Tapi seperti ada yang di tutupi oleh Rangga. Rangga tidak membalas perkataan Dara. Dia memilih untuk diam dan pura-pura menyibukan dirinya dengan HP nya.

"Yaa bagus dong, kan jadi Fani lebih gampang nggali informasi doi. Iya gak Fan?" Seru Asep pada Rangga.

Fani hanya terdiam. Pasalnya dirinya sudah tau kalo Arga adalah sepupu Rangga. Di perjalanan ndaki kemaren Arga banyak cerita tentang Rangga.

"Udah ribet amet, sekarang kita perlu bersyukur ternyata Fani masih waras, sekarang udah bisa suka sama cowok. Gue tuh dari dulu khawatir banget Fani pecinta sesama jenis. Sekarang mending lo dukung deh Gah si Fani. Lo bantu." Kata Septian menengahi sembari melirik Fani takut-takut kalo perkataannya tadi menyinggung. Fani terlihat biasa aja dengan perkataan Septian barusan. Sama seperti Fani, Rangga juga hanya diam dan masih sibuk dengan ponselnya. Melihat perkataannya gak di dengar Septian langsung menjitak kepala Rangga. "Lo ga dengerin gue? Gue lebih tua dr lu. Sembarangan yaa lu." Kata Septian kesal.

Rangga akhirnya pasrah dan mengiyakan akan membatu Fani dengan Arga. "Gue mau sahabat gue bahagian." Tutup Rangga. Kemudian bangkit dr duduknya. Rangga pamit pulang duluan beralasan sudah ada yang menunggunya di rumah.

"Emang siapa yaa Fan? Kan temen Rangga cuma kita yaa Fan." Tanya Dara pada Fani saat Rangga sudah pergi. Fani menggeleng tak tahu.

Oh iya, Fani, Dara, dan Rangga satu sekolah. Satu kelas juga. Mereka juga main bareng di sekolah. Bisa di bilang Fani dan Dara tuh bodyguard nya Rangga. Ngintil terus kemana pun Rangga pergi. Di komunitas mereka hanya Fani, Dara, dan Rangga yang masih SMA yang lain sudah kuliah. Mereka bisa kenal karna Septian kakak kelas Rangga waktu SMP, dan akhirnya Rangga ajak Fani dan Dara untuk gabung bareng. Karena saat itu ekskul pencinta alam di SMA mereka sudah bubar. Sedangkan Septian, Bima, Riza dan Asep temen nongkrong bareng di kantin kampus.

"Oke kita tutup yaa rapat kali ini. Semoga kedepannya saat kita muncak lagi gak akan kejadian seperti Fani kemaren yang pisah dari rombongan." Kata sang leader menutup perjumpaan hari ini. "Dan gue harap lo bisa lancar yaa Fan sama Arga." Ujar Bima tersenyum pada Fani. Fani membalas dengan senyumannya.

"Semoga lancar yaa Fan." Riza menyemangati sembari mengacak-acak rambut Fani. Kemudian langsung ngeluyur keluar.

Septian juga mengikuti tindakan Riza tadi, dan setelahnya membelai pelan rambut Dara "Semoga gue juga lancar yaa sama lu Ra." Senyum Septian manis pada Dara. Dara hanya cemberut mendengar perkataan Septian. Fani senyum geli melihat tingkah Septian.

Akhirnya rapat mereka selesai. Semua berhamburan keluar ruangan. Melanjutkan kesibukannya masing-masing. Ruangan yang biasa mereka pakai untuk kumpul-kumpul adalah ruangan kosong di rumah Bima.

"Langsung pulang Fan?" Tanya Dara saat Fani akan membuka pintu mobilnya.

"Gak, gue mau ke cari buku dulu." Ujar Fani menghentikan gerakan tangannya membuka pintu mobil.

"Ah bosen. Gue pulang aja deh. Duluan yaa Fan. Bye." Kata Dara tidak tertarik dengan kegiatan Fani kali ini. Dara berlari kecil mendekati mobilnya.

***

"Fan, inget gue?" Bisik seorang cowok tepat di telinga Fani. Fani terperanjat kaget dan hampir terjatuh. Tapi dengan sigap tangan cowok tadi melingkar di pinggang kecil Fani, Fani kembali berdiri tegak. Menengok ke sumber suara. Hani kaget untuk kedua kalinya. Cowok yang membisikinya tadi adalah Arga, cowok yang Fani sukai!

FANISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang