Dara mengajak Fani ke kantin saat bel istirahat berbunyi. Rangga udah gak
keliatan batang hidungnya sebelum pelajaran di mulai. Padahal Rangga termasuk siswa yang gak pernah bolos. Dihubungi pun gak ada balasan.Dara menarik tangan Fani menuju kantin, Fani dengan langkah gontai mengikuti langkah Dara yang cepat.
"Lo kaya belum makan satu abad aja."
"Lo udah tiga taun di sini masih belum ngerti aja, nasi goreng bang jali cepet banget abisnya." Dara langsung memesan dua nasi goreng. Dan menyuruh Fani mencari tempat duduk untuk mereka berdua. Saat ini keadaan kantin sekolah sudah ramai. Tempat duduk juga sudah jarang yang kosong.
"Rangga kemana yaa Fan?" Tanya Dara di sela-sela kegiatan mengunyahnya.
"Tau tuh, gue telfon juga gak di angkat lagi." Gerutu Fani
"Lo pura-pura lupa apa emang amnesia?" Fani dan Dara di kagetkan dengan gebrakan meja yang mereka pakai. Fani menghentikan makannya, melirik jengkel orang yang sedang berdiri di sebelahnya, seperti sudah dengan bosan dengan ulah Tania, Fani melanjutkan makannya tanpa menghiraukan ucapan Tania. Saat ini semua mata tertuju pada meja Fani. Tapi dengan cepat tangan Tania menapuk sendok Fani hingga terjatuh. Fani kesal, rasanya amarahnya sudah sampai ubun-ubun.
"Lagi-lagi lo yaa, apa ga bosen cari masalah terus?" Bentak Fani pada Tania sembari berdiri menantang. Fani sama sekali gak takut, biarpun kalah jumlah dari Tania, Fani membusungkan dadanya melawan. Tania berlima sedangkan Fani hanya berdua dengan Dara.
Ceritanya Tania gak rela kalo cowok yang dia sukai yaitu Rangga selalu berdekatan dengan Fani dan Dara. Padahal sudah jelas mereka bertiga bersahabat. Bagi Tania, Fani dan Dara hanya menggoda Rangga agar selalu bersama mereka. Tania hanya bergerak menyerang Fani dan Dara kalau tau Rangga sedang tidak di dekat mereka. Dan Rangga memang acuh tak acuh mengetahui Tania menyukainya. Padahal Fani dan Dara selalu menjadi korban Tania.
"Ya lo masalahnya budek banget. Gak pernah denger omongan gue tau gak!" Bentak Tania gak mau kalah. "Jauhin Rangga, keganjenan banget sih lo berdua tuh." Tania dan teman-temannya memandang rendah Fani dan Dara.
Dara yang masih duduk menarik-narik baju Fani, mengisyaratkan gak usah ngeladenin Tania lagi. Tapi Fani masih berdiri membusungkan dadanya gak gentar sedikit pun melawan Tania dan teman-temannya. Masalahnya Fani sama sekali gak salah. Hak orang dong mau berteman dengan siapa aja. Apalagi Rangga tidak ada hubungan apa pun dengan Tania. Rangga nya aja cuek aja. Cuma Tania aja yang over.
"Kasian banget gue sama lo, ngejar-ngejar Rangga tapi Rangga nya aja gak suka sama lo. Ayo Ra." Tandas Fani lalu menarik Dara pergi menjauh dari Tania. Tapi dengan cepat teman-teman Tania menghadang jalan Fani dan Dara. Fani bertambah kesal, membalikan badannya menghadap Tania, menoyor bahu Tania keras.
"Heh bego, tanya langsung sana sama Rangga, Rangga suka ga sama lo." Fani berteriak kesal. Suasana kantin semakin memanas. Semua yang ada di kantin tidak sedikit pun memalingkan tatapan dari Tania dan Fani. Mereka ingin tau apa yang terjadi di antara mereka. Beberapa anak yang sudah mengetahui duduk masalahnya berbisik satu sama lain, membicarakan Tania. "Kalo mau lo Rangga gak deket lagi sama kita ya gak bisa lah bego!" Fani kesal sudah naik pitam.
Tania jadi makin kesal mendengar perkataan Fani barusan. Secepat kilat tangannya menyambar pipi kiri Fani. PLAKKKK. Tangan Tania mendarat keras di pipi Fani. Pipi Fani memerah. Fani mengelus-elus pipi sembari tersenyum sinis pada Tania. Dara menghampiri Fani, mengecek keadaan sahabatnya.
"Udah deh capek gue ngadepin lo. Pergi lo jauh-jauh dari muka gue!" Dara mendorong keras Tania hingga hilang keseimbangan. Teman Tania dengan cepat menahan tubuh Tania agar tidak jatuh.
Kini pertengkaran sesungguhnya di mulai. Dara menjambak rambut Tania. Tania juga gak mau diem aja, kedua tangannya menjambak rambut Dara. Fani di kerumuni empat teman Tania. Mereka semua saling jambak, tarik, dan tampar. Beberapa detik kemudian terdengar teriakan dari luar kantin.
"Berenti, apa yang kalian lakukan!" Teriak Pak Teguh berlari mendekati pusat keramaian. Semua aktifitas berhenti mendengar teriakan Pak Teguh selaku guru BK. Rambut Dara acak-acakan akibat perbuatan Tania, rambut Tania juga gak kalah acak-acakannya. Sedangkan Fani, rambutnya acak-acakan dan lengan bajunya sobek, sehingga kulit nya yang putih terlihar jelas.
***
Setibanya di kelas Rangga kaget melihat baju Fani yang sudah robek. Rangga dengan cepat membuka jaketnya, lalu memakaikannya di bahu Fani. "Baju lo kenapa Fan?" Tanya Rangga. Rangga duduk di depan meja Fani. Fani sibuk dengan hp nya. Tidak terlalu menghiraukan pertanyaan Rangga.
"Gara-gara pacar lo!" Dara marah-marah pada Rangga yang gak tau apa-apa. "Harusnya lo dari dulu bertindak tegas sama Tania, sekarang dia makin menjadi-jadi."
"Pipi lo juga merah Fan, itu juga kerjaan Tania?" Tanya Rangga terlihat khawatir pada Fani. Rangga sudah mengerti maksud dari pacar lo kata Dara pasti Tania. Pasalnya Rangga tidak punya pacar dan kedua sahabatnya selalu meledeknya berpacaran dengan Tania.
Fani meletakan hp di sakunya lalu mengangguk, mukanya cemberut memandang Rangga. "Selesein urusan lo sama Tanian Gah. Kasian tuh liat rambut Dara sampe banyak yang rontok." Ujar Fani sambil mengelus-elus rambut Dara.
"Sorry semua salah gue. Secepatnya akan gue selesein." Rangga terlihat sangat bersalah kepada kedua sahabatnya.
"Terus lo dari mana sih, kenapa telfon gue gak di angkat." Tanya Fani penasaran.
"Gue ada urusan mendadak, sorry yaa gak ngabarin lo." Rangga berdiri lalu berjalan ke mejanya yang terpisah dua baris ke belakang dari meja Fani dan Dara.
"Urusan apa Gah, ceritain woy." Kata Dara matanya mengikuti kepergian Rangga. Fani kembali sibuk dengan hp nya. Rangga mengisyaratkan Dara untuk tidak bertanya lagi dengan telunjuk yang di tempelkan pada bibirnya. Dara langsung mengerti dan diam. Langsung pura-pura ingin tahu apa yang sedang Fani lakukan dengan hp nya.
"Arga? Lo mau jalan sepulang sekolah?" Dara kaget melihat chat Fani dengan Arga. Lalu melirik Rangga. Mengatakan dengan matanya. Gimana nih Gah.
"Pelanin suara lo." Ujar Fani dengan suara yang berbisik. Karna beberapa anak di kelas saat ini kaget mendengar Fani mau jalan sama cowok.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
FANISA
Teen FictionMenceritakan gadis remaja kelas 3 SMA yang mulai jatuh cinta pada cowok yang di nilai jelek oleh kedua sahabatnya. Fanisa namanya. Dari cinta pertamanya ini Fani pelan-pelan belajar cinta. Bagaimana rasanya terbang karna cinta. Dan bagaimana rasanya...