KD 6 [Aku Donat?]

34 5 1
                                    

Matanya mengerjap, secara perlahan terbuka menampilkan netra merah mudanya saat sebuah cahaya terang mengganggu tidurnya. Indra pendengarannya menangkap suara bising. Kendaraan? Di mana dia sekarang?

Begitu matanya terbuka sempurna dia dikejutkan dengan pemandangan jalan raya yang sangat ramai. Tetapi, sepertinya ada yang aneh di sini. Dia seperti berjalan, melayang dan kedinginan terkena hembusan angin. Dia tidak merasa menggerakan kakinya sedikit pun. Ada apa dengan tubuhnya?

"Aaaaa ... turunkan akuuuu! Jangan makan akuu!" Teriakan sesuatu berhasil mengagetkannya yang sedang melamun panjang.

Begitu menolehkan kepalanya, pemandangan yang dilihat pertama kali membuat matanya melotot sempurna. Sebuah donat berukuran raksasa berteriak saat sebuah tangan putih mengambilnya dari dalam kotak.

Dia mengedarkan pandangannya ke arah lain dengan raut panik. Di sekelilingnya terdapat beberapa donat raksasa yang mempunyai mata, tangan, dan juga kaki. Sangat menakutkan meski eskpresi mereka mendung.

Deg

Seketika dia teringat sesuatu, dengan kilat matanya melirik ke bawah. Detik itu juga maniknya membola dengan bibir terbuka.

"A-aku jadi donat?"

"Aku berub—"

Perkataannya terpotong saat dirasa tubuhnya melayang, ia berontak keras. Tahu sekali bahwasannya akan menjadi korban selanjutnya. Dia masih ingin hidup.

"Lepaskan aku!" pekiknya, walaupun pasti tak akan terdengar oleh manusia tersebut.

"Tolong akuu ... !!" pintanya kepada donat lain yang berada di bawah. Mata bulat mereka menyorot sedih.

"Maaf kawan. Mungkin saja sebentar lagi giliranku."

"Itu benar."

"Selamat tinggal."

"Tidakk ...!!"

Tin! Tin!

Bug!

Tubuh bulatnya terlepas dan terlempar dari genggaman tangab manusia yang merasa terkejut dengan suara keras yang mengejutkannya. Tubuhnya terbalik beberapa kali mencium panasnya aspal yang terbakar surya. Dia berhenti di dekat sebuah benda tinggi berwarna hijau yang mengeluarkan bau busuk dari dalam sana.

"Awssh ... ini sakit sekali," ringisnya tanpa merubah posisi.

Telinga kecilnya berkedut mendengar pembicaraan kedua manusia yang tak jauh darinya. Terakhir dia bisa mendengar ucapan permintaan maaf yang ditujukan untuknya.

Pelan dia berbalik memposisikan tubuhnya berdiri. Tubuh yang kotor penuh debu juga kerikil kecil. Sangat jelek dengan beberapa lecetan.

Tak ingin bertemu kembali dengan manusia-manusia lainnya. Dia mengais diri memasuki lorong panjang selokan besar yang sangat lembab.

"Rasanya tubuhku mati rasa," gumamnya diselingi ringisan untuk ke sekian kalinya.

"Kenapa tubuhku berubah menjadi donat? Aku manusia biasa, aku tak memiliki sihir apa pun!"

"Setelah ini aku harus ke mana? Di sini tidak aman untukku."

"Apa ini balasanku karena menjatuhkanmu donat?"

"Semoga saja di depan sana ada suatu tempat yang aman. Aku lelah sekali."

Kaki pendeknya melangkah melewati lorong panjang temaram. Matanya melirik ke sana ke mari merasa ada sesuatu mengawasinya.

Sshhhh

Begitu berbalik ke belakang, dia membola terkejut melihat makhluk hitam legam panjang yang memiliki banyak kaki juga gigi taring yang sangat menakutkan.

"Lariiii ....!!" Berlari terpontang-panting menghindari kejaran kelabang itu di belakangnya.

"Mau ke mana kau?" Kelabang raksasa itu mendesis menakutkan.

"Tidak! Jangan kejar aku!!"

Srekk!

"Awshh ... tidakk! Lepaskan tanganku!" teriaknya keras saat tangan kirinya ditarik oleh kelabang tersebut membuat tangannya yang lembut patah dan terlepas dari tubuhnya.

"Nyamnyamm ... tidak akan! Tubuhmu sangat harum dan lezat. Jangan harap kau bisa kabur dariku, hahaha." Kelabang itu tertawa puas setelah berhasil menelan potongan tangannya. Gigi taringnya sedikit berwarna hijau terkena glaze dari tubuh donat.

"Toloooongg!!" Teriakan donat yang kesakitan saat bagian tubuh lainnya ikut dimakan.

Kelabang itu tampak sangat menikmati kunyahan demi kunyahan sembari memejamkan mata. Ini kesempatan dirinya untuk kabur.

Dengan kakinya dia menendang wajah kelabang yang terpejam itu hingga terjengkang menabrak dinding lorong.

"Ah, sial!" Kelabang itu meringis merasakan panas pada area wajahnya.

"Ini kesempatanku untuk lari," gumam donat lantas berlari kencang membawa tubuhnya yang koyak. Tangan kirinya putus dan bagian kanan tubuhnya rusak digigit kelabang semakin menambah penampilan buruknya.

~•●•~

To Be Continue

Kutukan Donat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang