Beomgyu kehilangan kendali lagi. Ia menangis cukup keras sampai membuat Renjun sedikit kesulitan untuk menenangkannya, tapi tidak kunjung berhasil. Karena kehilangan seluruh tenaga, Beomgyu berakhir jatuh pingsan. Lucas yang sudah kembali pun, akhirnya turun tangan, membawa pemuda mungil itu untuk diistirahatkan di kamar. Di sisinya, Renjun duduk, mengusap surai temannya dengan hati-hati.
Lucas hanya memandangi Renjun dalam kebisuan. Ingatannya pun bergulir, di mana ia sempat menemui Taehyun sebelum temannya masuk lift. Taehyun terlihat lebih mengerikan sejak insiden di kantor polisi dua bulan lalu. Temannya mengeluh kalau ia sangat lelah dengan semua yang mereka alami. Rasanya lelah dan sakit, tapi Taehyun tidak bisa menunjukkannya, tidak tahu ingin mengadu kemana.
"Mereka sama-sama sakit," ucapnya kemudian.
"Aku tahu," balas Renjun mengiyakan. Tanpa disadari, setitik cairan bening mengalir dari bola matanya yang indah. "Kemana Taehyun?"
Lucas menghela napas panjang, ia mendekat dan menyeka pipi sang kekasih dengan ibu jari. "Ke kantornya. Mau kemana lagi dia?"
"Kita harus lakukan sesuatu. Mereka tidak bisa seperti ini terus."
"Kita harus beritahu Jeno terlebih dulu," saran Lucas. Ia sendiri tak tahu harus bagaimana, dan setidaknya dengan memberitahu Jeno yang selalu berkepala dingin, berharap bisa menemukan solusi untuk masalah Taehyun dan Beomgyu.
ㅡ❁ㅡ
"Kau disini? Kau bilang tidak akan ke kantor."
Taehyun bersikap acuh saat Yeonjun, Wakil Direktur sekaligus teman dekatnya itu berceletuk dengan nada menyebalkan saat mendapati dirinya memasuki ruang kerja. Tidak mengenakan kemeja, jas ataupun dasi seperti biasa. Taehyun datang mengenakan kaos hitam rumahan dan jaket kulit berwarna coklat, tidak mengucap sepatah kata, hanya duduk sambil memeriksa berkas yang tersusun di atas meja.
Choi Yeonjun berdecak. Ia sudah tahu pasti Taehyun bertengkar. Lelaki tampan dengan tubuh tinggi dan paras rupawan bak pangeran itu masuk ke ruang kerja Taehyun tanpa mengetuk pintu, ambil tempat duduk di kursi yang berhadapan dengannya. "Jangan kerja kalau pikiranmu tidak fokus. Bukannya menyelesaikan pekerjaan, tapi malah kau semakin mengacaukannya nanti."
"Diamlah." Taehyun akhirnya membuka suara, walau tak memandang si lawan bicara. Ia hanya membalikkan berkas tanpa membacanya dengan benar. Yeonjun benar. Pikirannya tidak mengarah ke pekerjaan, melainkan fokus pada kesehatan Beomgyu. Ia berusaha mencari cara agar pasangannya kembali sehat seperti sedia kala.
Yeonjun pun menyandarkan punggungnya, "Aku dapat kabar dari temanku. Ada pengobatan yang cocok untuk Beomgyu," katanya. Bola mata Taehyun yang semula menunduk langsung mengarah ke wajahnya, fokusnya dengan cepat tertarik ketika menyebut nama pemuda itu. Yeonjun pun mengulas senyum, "Di Jepang, lebih tepatnya. Istri temanku itu kecelakaan dan divonis lumpuh selama beberapa tahun, tapi setelah menjalani perawatan di sana, dia sudah bisa berjalan lagi."
Mendengar itu, Taehyun langsung menutup berkasnya. "Kau tidak sedang bercanda, kan?" katanya dengan tatapan penuh selidik. Yeonjun memutar bola matanya dengan malas. "Aku serius, bodoh." Ia pun meraih ponsel dari balik saku jasnya lalu melempar benda pipih itu ke atas meja sang Direktur dengan asal. "Itu tempatnya. Kau bisa cari tahu sendiri."
Setelah melihat isi ponsel Yeonjun, Taehyun pun menuliskan tempat itu ke selembar kertas. Akan ia bicarakan ini dengan Beomgyu nanti. Pemuda itu pasti senang mendengar berita ini. "Terima kasih," katanya singkat lalu mengembalikan ponsel tersebut ke pemiliknya.
Yeonjun hanya berdehem pelan sambil memasukkan ponselnya ke saku. "Jadi kau mau bekerja hari ini?"
"Ya, aku sudah sampai disini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Only You - Taegyu ✅
Hayran Kurgu#Sequel dari Special Gift ✐Beomgyu berusaha menjadi pasangan yang terbaik untuk Taehyun. Dia tahu itu. Dia sangat diistimewakan, begitu didambakan, begitu dicintai. Sejak mereka menikah, Taehyun diperlakukan bagai Raja. Beomgyu memujanya seolah tida...