Page 5

2 1 0
                                    

Mimi mau ngasih tau, kalau cerita yang mimi bikin ini sesuai dengan imajinasi mimi sendiri, no plagiat, mungkin jika ada kata/alamat/nama tokoh/nama tempat/nama sekolah/dll mohon dimaafkan.

Biasakan ngevote setiap part ya readers nya Mimi kalau tidak masuk api neraka.

***

Sudah hampir seminggu Gavin selalu mengintili kemana Orion dkk pergi. Seperti saat ini, ia mengikuti langkah kaki teman barunya ke gerbang markas TB.

"Lo ngapain anjir." pekik Bara menatap Gavin yang hanya tersenyum malu-malu.

"Bara lo gemesin banget sialan!" Gavin langsung mencubit pipi Bara hingga membuat pipi itu memerah.

"Anjing." umpatnya pelan, apakah pria ini gay? pikirnya.

"Gue ga seperti apa yang lo pikirin, gue masih normal." jawab Gavin seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Bara.

Semua anggota TB sudah mengetahui tentang Gavin soalnya sudah beberapa kali mengintili ketua mereka, awalnya mereka pikir ia seorang mata-mata tetapi ternyata Kevin memberikan jawaban kalau mereka sekelas dan sudah jadi teman? mungkin saja gitu.

"Gue masih herman sama lo." Raja menaikkan sebelah kakinya dan ditaruhnya diatas meja lalu diikuti dengan kakinya yang lain.

"HERAN." ucap orang-orang ini kompak, sedangkan Raja hanya menyengir tak berdosa.

"Nah iya itu maksud gue, gue heran aja gitu loh kalau diperhatiin baik-baik, wajah lo itu minta gue tonjok tapi sayang-" ucapnya sengaja menggantung diakhir kalimat.

"Sayang kenapa?" tanya Gavin mengangkat sebelah alisnya.

"Aku ga kenapa-napa kok sayang." jawab Raja dengan suara yang dibuat-buat seperti banci lampu merah.

Semua orang tertawa termasuk Gavin, entahlah ini sangat menggelitik perutnya.

Agra masuk kedalam ruangan bersama seorang gadis, wow.

"Pak Bos ada calon Bu Bos nih." ucapnya mengalihkan seluruh atensi mereka semua.

"Zura." pekik Orion senang yang hendak berlari menghampiri Zura. namun tatapan gadis itu menajam kala dirinya hendak berlari.

"Jangan-?"

"Lari!" sambung semua anggota.

Seminggu terakhir ini Zura sering ikut ke markas karena rengekan Orion. Ia selalu menjanjikan untuk pergi ke markas setelah memberi makan kucing yang berada dirumahnya. Awalnya Orion menolak tapi mendengar Zura bicara 'ga nurut, gue ga jadi kesini' akhirnya terpaksa lah bayi besar itu mengangguk.

Hal yang selalu Orion lakukan ketika melihat Zura adalah berlari. Tetapi Zura tidak ingin Orion nya kenapa-napa. Jadi seisi markas sudah tahu apa yang diucapkan Zura setiap baru sampai disini.

"Maaf." lirihnya sebelum memeluk tubuh Zura.

Zura membalas pelukan itu singkat lalu melepas pelukan mereka karena dia harus menyiapkan cemilan yang tadi ia beli dijalan menuju kesini.

Ia membeli martabak manis dengan berbagai rasa, jangan lupakan dengan rasa coklat+kacang itu miliknya hanya miliknya. Ia juga membeli cemilan lain yang ada diluar sana.

"Wah Bu Bos peka banget kita lagi pengen martabak manis" Ridho mencomot satu martabak rasa coklat dan memasukkan kedalam mulutnya.

"Jangan panggil Bu Bos gue ga suka" tegas Zura membuat semuanya mengangguk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang