04/Revisi

7.5K 159 26
                                    

Vote dan komennya ya. Jangan lupa follow akun aku DEWIDUWI6

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.

Hera sudah memberi tahu pada kedua orangtuanya, mereka sempat kaget dia sangat cepat mendapatkan pekerjaan. Hera bilang pada mereka dia juga tak tau, mungkin ini hadiah dari tuhan karena hera mau membantu ayah dan ibunya. Waktu dia mengatakan bahwa pekerjaannya sebagai art ayah serta ibunya menentang keras....tapi lagi lagi hera meyakinkan bahwa ini jalan yang terbaik. Masalahnya gaji art ini sangat luar biasa.... Dan karena hal itu keduanya hanya bisa menyetujui keinginannya dengan pasrah.

Sekarang hera tengah mendongak, melihat bangunan yang tak lain adalah apartemen..... dan itu sangat tinggi. Sinar matahari yang sangat terik membuatnya silau ketika menatapnya. Hera tak tau seberapa tinggi namun melihat apartemen ini seperti menembus langit, dia yakin pasti bermeter meter atau lebih. Hera melangkah masuk, di depan dia di sambut oleh resepsionis. Wanita itu menanyakan keperluannya.

" Saya tidak ingin memesan kamar apartemen mba, ini kartu ....... Saya di suruh menempatinya." Ujar hera seraya menunjukan sebuah kartu sebagai tanda memiliki akses untuk masuk ke salah satu dari deretan kamar di apartemen ini.

" Baik. Mba hanya perlu naik ke lantai 13 nomor 306."

" Terimakasih."

Hera mengangguk lalu berlalu. Di pundaknya menggantung sebuah tas kecil berwarna putih. Di mana berisi pakaiannya dan beberapa alat makeup nya: lipstik, bedak tabur, serta parfum. Hera memasuki lift, menekan tombol lantai 13. Enam menit kemudian lift terbuka. Hera segera mencari pintu bernomer 306. Bermenit menit yang sangat lama akhirnya dia menemukannya. Apartemen ini terletak paling ujung..... Hera segera menekan sandi di pintu. Untungnya dia tak lupa ketika atasannya itu mengatakan deretan angka ini.

Hera menggerakkan kakinya memasuki apart ini. Kesan pertama saat melihat sekelilingnya adalah menyeramkan. Mungkin benar kata bos nya bahwa orang yang menempati apartemen ini jarang menginap. Terlihat dari lampu yang tak di nyalakan, suasananya sangat lembab dan mistis.

Ketika hera bergerak lebih dalam lagi...... Tepat di ruang tamu, hera menemukan beberapa botol kosong yang sepertinya adalah alkohol!. Bahkan ada botol minuman keras itu pecah hingga memenuhi meja, sofa dan lantai. Bukan cuman itu...... Bekas cairan itupun membasahi semuanya!. Hera menutup mulutnya. Syok melihat penampakan ruang tamu yang kacau balau.

Hera menaruh tasnya di sofa singel yang tak terkena cairan keras itu. Dengan hati hati.... Dia bergerak dengan sangat pelan menghindari pecahan kaca yang tersebar di mana mana. Keadaan yang gelap serta bau alkohol yang menyengat membuatnya harus menutupi hidungnya. Hera melangkah ke arah kaca.....lalu menyibak gordennya.

" Ya ampun... Sebenarnya apa yang orang itu lakukan? Sampai menghancurkan ruangan ini?" Gumamnya sembari memunguti pecahan beling.

Hera harus membersihkan semua ini, ya! Karena sekarang itulah tugasnya... pekerjaannya. Dia menghembuskan nafasnya lalu mulai membersihkan ruang tamu ini. 30 menit kemudian akhirnya dia selesai, sekarang jauh lebih baik.

Hera mendudukkan dirinya di sofa tepat tasnya tergeletak. Dia menyenderkan tubuhnya, matanya bergerak mengamati sekeliling. Menurut dia apartemen ini termasuk high clash, semua furniture seperti sofa, meja, televisi terlihat mewah. Apalagi view-nya sangat mengagumkan. Dari balik kaca besar itu ...... Hera bisa melihat gedung gedung pencakar langit serta berbagai kendaraan yang sangat kecil, bergerak kesana-kemari.

" Haus"

Hera menoleh ke belakang, sebuah dapur simpel. Dia bangun..... Langkahnya langsung ke arah lemari pendingin. Ketika dia membukanya, mulutnya terbuka sangat lebar. Pupil matanya membesar.

" Gila! Banyak banget... komplit lagi, bahkan kulkas di cafe kalah sama ini."

Hera berdecak kagum, berbagai macam sayuran, daging, minuman dan lainnya tertata rapi. Hera menggeleng tak percaya...... Berhubung dia haus, jemarinya mengambil satu botol air mineral.

Memeluknya lalu dia juga mengambil satu gelas. Menaruh gelas di meja pantry...... Hera menuangkan air ke dalamnya lalu segera meminumnya.

" Ah....seger banget."

" Gue bakal tinggal di sini. Sendirian?... Pasti gue bakal kesepian." Gumamnya lirih. Belum satu hari hera sudah kangen dengan ayah dan ibunya. Bagaimana dua tahun nanti? Hera tak yakin bisa melalui ini.

Hera meninggalkan dapur, mengambil tasnya lalu segara mencari keberadaan kamar yang akan ia tempati. Hera sudah di beritahu atasannya bahwa kamarnya terletak di lantai ini. Ketika netranya menangkap sebuah pintu berwarna putih.... sebelum membukanya hera memastikan tak ada pintu lain di lantai bawah ini. Setelah yakin barulah dia membuka pintu itu.

" Ini pasti kamar gue."

Sebuah kamar sederhana. Kasur yang hanya di peruntukan untuk satu orang. Tak ada yang menarik....hanya sebuah kasur dengan bed cover warna putih yang membosankan. Hera melempar tasnya ke kasur.... Di susul tubuhnya. Matanya terpejam mungkin karena kelelahan..... hera tak sadar tertidur.

~000~

"Baby?"

" I got you."

" I really Miss you."

Samar samar hera mendengar bisikan itu. Hawa panas menerpa telinganya yang sensitif. Hera masih di ambang kesadarannya, apakah itu mimpi atau nyata?. Dia bergerak pelan, sebelum sebuah mimpi menyambutnya kembali. Berjam jam hera tertidur hingga matanya mulai mengerjap ngerjap..... Beberapa detik hera terlihat bingung. Langit kamar berwarna putih memenuhi pandangannya. Matanya melirik sekitarnya lalu hera paham dia berada di apartemen. Dia kira masih di rumah orang tuanya....di kamarnya.

Hera mengambil handphone di tas..... Ketika lock screen nya terbuka, matanya membola.

" Astaga! Gue tidur atau mati?!" Umpatannya melihat jam menunjukkan pukul sembilan malam. Padahal waktu dia kesini matahari masih terik teriknya.

Terhitung 12 jam dia tidur. Saat dia berdiri tubuhnya terasa sangat sakit. Apalagi bagian perutnya......di sana terasa pegal dan kram. Seperti tertindih sesuatu yang berat. Dahinya mengernyit....... Hera meraba area perutnya. Perasaan bantal guling tak seberat itu ......tapi kenapa perutnya sangat kaku?.

Tak mau ambil pusing, hera mengeluarkan semua pakaian miliknya berserta makeup, menatanya di lemari. Makeup miliknya dia tata di tas meja rias. Hera mengambil baju..... Dia sama sekali belum mandi. Dan tubuhnya terasa sangat lengket. Baru saja tangannya hendak memegang kenop pintu.........dia teringat ucapan atasannya.

" Kamu di larang untuk berkeliaran bebas di apartemen"

Sekarang sudah malam, dan ucapan pria itu membuatnya takut. Hera tak tau pasti apa yang ada di lantai atas namun ...... Mendengar penuturan atasannya membuat hera was was.

" Nggak papa. Itu kan di lantai atas.....gue di lantai bawah. Kamar mandinya juga di lantai bawah. "

Setelah meyakinkan diri..... Lantas dia keluar. Hera yakin dia akan aman di sini, pria itu menjamin keselamatannya. Letak kamar mandi berada di samping dapur. Saat sampai dia segera masuk....... akhirnya dia bisa membasuh diri.












TBC......

FIGHTING TO ME
tertanda deas

MY BAD MASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang