06/Revisi

7.2K 167 26
                                    

Vote dan komennya ya. Dan follow akun aku DEWIDUWI6

Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Hera melenguh. Matanya sangat berat untuk terbuka. Sayup sayup dia mendengar sebuah suara serak seseorang. Hera yakin jarak mereka sangat dekat..... Dia dapat merasakan suhu panas orang itu. Ranjang yang dia tiduri bergerak lalu sebuah lengan memeluk pinggangnya.

" Baby?"

Hera mencoba membuka matanya, beberapa detik dia masih menatap langit langit kamar lalu hera sadar. Dengan cepat dia mendorong tubuh pria itu.....pria yang membuatnya pingsan!.

" Kenapa? Lo nggak suka gue peluk? Lo tau hera gue suka lo pingsan kaya tadi ...... karena apa? Gue bebas nyentuh lo. Baby."

"A..apa! BRENGSEK!"

hera memukul kuat pria itu, tapi dengan gerakan cepat kedua tangannya di tahan. Dalam sekejap pria itu berada di atasnya dengan satu tangan mengunci kedua tangannya yang kecil. Hera meringis merasakan cengkraman itu sangat erat.

" Jangan bikin gue marah. Atau Lo. Bakal nyesel." Peringatnya dengan tatapan tajam. Dia merunduk mengendus leher hera hingga membuat gadis itu mati kutu.

"Ap... Jangan! Please stop!"

Hera menggigit bibir bawahnya kuat. Dia tak sanggup untuk membuka matanya. Apa yang pria itu lakukan pada lehernya hingga hera tak kuasa menahan suara menjijikan itu. Hera menjerit kala tangan kasar pria itu menyentuh pahanya.

" Tolong... Jangan sentuh paha gue." Pintanya dengan suara lirih. Dadanya terasa sangat sesak. Air matanya jatuh seiring denyut jantungnya terasa sangat menyakitkan. Dia....dia baru saja di lecehkan.

Nafas pria itu terdengar memburu di telinganya. Pria itu belum juga menjauh dari lehernya namun tangan itu sudah tak menyentuh pahanya.

" Itu hukuman. Kalo lo buat kesalahan..... Hal kaya gini bakal Lo rasain."

Pria itu menjauh dari tubuhnya, dia juga melepaskan kedua tangannya. Hera langsung duduk.... menarik selimut untuk menutupi pahanya yang terbuka. Tubuhnya masih bergetar. Hera menunduk, nyalinya sudah lari entah kemana.lewat ekor matanya hera melihat pria itu menggeser tubuhnya lalu turun dari ranjang. Hera masih bersyukur karena kardigan masih melekat pada tubuhnya.

Hera memilin selimut hingga kusut. Dia tak tau sekarang jam berapa, tapi.... Dia yakin n ini masih malam. Sebab tak ada sinar yang menembus gorden di kamar ini..... Juga lampu tidur masih menyala. Kamar ini sangat remang remang tapi..... Ini lebih baik dari sebelumnya yang gelap gulita.

" Gimana kabar lo?"

Hera sontak mendongak mendongak pertanyaan itu. Pria itu...... Duduk di sofa panjang tepat menghadap ke arahnya. Pria itu duduk dengan tubuh melorot lalu kakinya terbuka lebar. Pikirannya melayang...... Lalu ucapan atasannya terlintas di otaknya.

Kamu di larang untuk berkeliaran bebas di apartemen,

Untuk itu nggak papa karena letak dapur dan kamar mandi di lantai bawah, kamar kamu juga di lantai bawah. Tapi ...jangan sekali kali kamu baik ke lantai atas.

Jadi.....maksud atasannya adalah pria itu?. Tapi....apa hubungannya dengan dia? Hera bersumpah dia tak mengenal pria itu! Melihatnya saja tak pernah!. Tapi ucapan pria itu yang mengatakan mengenalnya juga menganggap bahwa dia itu pacarnya membuat hera bingung. Apa pria itu waras?.

" Ulangin aja, lo kayaknya suka hukuman gue."

Hera tersentak. Matanya berkedip cepat ketika pria itu menghunus nya sangat tajam. Dengan pencahayaan yang redup..... Hera dapat melihat pria itu megambil sesuatu di sakunya. Sebuah bungkus rokok. Pria itu menyulut satu buah rokok lalu menghisapnya kuat, saat melakukan hal tadi tatapannya tak lepas sedikitpun dari wajahnya. Hera bergerak tak nyaman, masalahnya dia hanya memakai gaun tidur yang sangat tipis. Hera tak mau jika lekuk tubuhnya terlihat oleh mata tajam itu.

Jantungnya seakan berhenti ketika pria itu tertawa. Apa ada yang lucu? Lantas kenapa pria itu tertawa?. Suasana kamar yang dingin serta senyap membuat tawa berat itu terdengar sangat keras hingga seakan menembus telinganya. Alis hera bertaut. Merasa pria itu sangat aneh. Tentu! Sejak pria itu menampakkan dirinya.......pria itu sudah sangat aneh!.

" Jangan tatap gue kaya gitu."

Pria itu kembali menghisap rokoknya lalu menghembuskan nya hingga kepulan asap mencapainya di ranjang. Hera terbatuk berkali kali, sial! Dia sempat menghirup asapnya!. Hera terus saja terbatuk-batuk, nafasnya mulai menipis. Hera segera turun dari ranjang , dengan sedikit berlari dia segera membuka kenop pintu. Ketika dia menuruni tangga hera mendengar suara tepakan kaki lain di belakangnya. Pria itu menyusulnya.

Air matanya keluar seiring rasa sakit di dadanya. Ya Tuhan! Dia butuh air!. Saat sampai di lantai bawah......dia bergerak cepat membuka pintu kulkas. Mengambil botol air mineral lalu langsung menenggaknya.

" Ya ampun.... Dada gue sakit" lirihnya sembari mengusap air matanya yang terus saja keluar.


TBC

Selalu positif thinking ,kalo cerita aku ini bakal ada yang suka.

Fighting to me
Tertanda deas

MY BAD MASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang