Setelah rampung syuting, Yola kembali ke aktivitasnya seperti biasa, kuliah dan latihan dance. Yang berubah mungkin hanyalah kadang dia lebih sering bertegur sapa dengan teman barunya, entah Mahen dan kru ataupun band Reflection dan Wirya. Video musik mereka belum rilis karena masih tahap editing oleh Mahen. Oh ya ada juga yang berubah, Yola jadi sering bertemu Wirya dan Yardan, Wirya juga sering mengomentari postingannya di media sosial. Hanya saja belakangan Yola tidak begitu mengerti mengapa dia sering merasa ada yang menggeliat di perutnya saat melihat wajah Yardan yang tersenyum saat menyapanya.
Hari ini Yola latihan dance seperti biasa, tidak banyak yang datang. Yola merebahkan tubuhnya di lantai untuk beristirahat. Dia mengambil handphone-nya mengecek beberapa pesan yang masuk. Ada dari teman sekelasnya membahas tugas yang deadlinenya besok jam 6 pagi, chat di grup keluarga besar yang sengaja dia abaikan, kemudian ada chat dari Wirya. Yola segera membukanya.
Etnomusik Kak Wirya
Yola, apa kabar? besok kita rilis videonya di akun youtube Reflection.
Terima kasih, ya. Videonya keren banget loh. Besok nonton bareng yuk sambil ketemu yang lain di cafe deket kampus? Jam 5 Sore di Cats n Dogs cafe jam 5 sore. Sambil anak-anak Reflection live music juga di sana.
Yola mencoba mengingat jadwal kuliah besok, hanya ada 1 mata kuliah sampai pukul 12 siang. Okay ini aman kalau sore hari, batinnya. Dia segera membalas pesan Wirya.
Halo kak, kabarku baik. Semoga kak wirya juga ya.
Siap, aku bisa. Sampai jumpa besok.
Yola kemudian membuka instagram, scrolling timeline sambil menunggu keringatnya mengering. Tangan Yola terhenti saat melihat postingan Julia, sepupunya. Julia nampak tersenyum memegang piala, dengan caption. "Thanks God." Yola melihat komentar di sana. Oh dia juara karya tulis tingkat mahasiswa. Banyak yang menyelamatinya, salah satunya ada nama Yardan di sana. Yola mengerutkan keningnya, mereka saling kenal?
Ah Yola paham sekarang kenapa grup keluarga ramai. Pasti membahas kesuksesan Julia. Dia berencana membuka grup chat keluarga nanti saja. Perutnya tiba-tiba tak enak, mungkin dia lapar. Yola segera bangkit dan menuju kamar mandi. Hari ini Cherry tidak latihan, mungkin ada jadwal kuliah. Yola memutuskan mencari tempat makan sendirian.
Di sinilah dia, terduduk di rumah makan langganannya, dekat studio latihannya.
"Sendiri, Yo?" tanya Mbak Mirah, anak pemilik rumah makan yang juga kuliah di kampusnya.
"Ya mbak. Habis latihan dance. Aku makan mie ayam ya." pesannya.
Belum sempat dia duduk, Yola melihat Shalendra sedang duduk sendiri menikmati makannya di salah satu meja yang terletak di pojok. "Shalen." sapa Yola.
Si empunya nama menoleh. "Yola, sendiri? sini gabung." balasnya nyengir.
Yola mengangguk. "Mbak, aku duduk di sana ya." tunjuk Yola. Mbak Mirah mengacungkan jempol sambil mengedipkan matanya.
"Sendiri?"
Mereka terkekeh, pertanyaan mereka sama dan berbarengan.
"Aku sendiri. Habis latihan tiba-tiba laper." Yola menjawab pertama.
"Saat ini aku sendiri tapi ntar disusul Hanand. Dia balik ke apartemen. Bundanya dateng"
Mereka terdiam sejenak. Yola mengatur nafasnya, berusaha mengingat sejak kapan dia dekat dengan Shalendra bahkan sampai makan bareng seperti ini.
"Canggung ya, yuk temenan." Shalendra tersenyum lembut.
Yola nyengir. "Halo Shalendra, aku panggil Shalen boleh? Makasi udah membuat aku ga makan sendirian. Yuk temenan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding My Happy Ending
FanfictionSemua orang tahu bahwa hidup memang ga selalu ramah. Manusia diminta terus menemukan jawaban terhadap berbagai hal dalam kehidupan, kadang manis, kadang pahit. Tidak terkecuali untuk anak-anak muda ini yang berusaha mencari jawaban terhadap eksisten...