Di sinilah Yola sekarang. Di dalam mobil Mahendra bersama Hanand. Hanand duduk di depan, di sebelah Mahendra tepatnya. Yola di belakang karena kosnya lebih dekat sehingga akan lebih dulu sampai, sebelum apartemen Hanand. Entah kebetulan apa, Hanand yang biasanya membawa kendaraan sendiri saat bekerja hari ini tidak membawanya karena motornya sedang di bengkel. Jadilah akhirnya Mahen menawarkan diri mengantarkan adik tingkatnya itu, mumpung searah katanya.
Sepanjang jalan, Mahendra membahas tugas kuliah kemudian sesekali menanyakan Shalendra yang kata Hanand sedang mengikuti webinar animasi di apartemen. Yola sesekali mengecek handphonenya untuk mendengar kabar dari Irina, tapi nihil, tidak ada satupun pesan dari temannya.
"Yola, lain kali kalau Jemy dan Jonah random seperti tadi, jangan diladeninlah. Atau pastikan dulu mereka punya rencana apa."
Yola dalam hati terkikik gemas, Mahendra seperti kakaknya, tak henti-hentinya mengomel khawatir. Yola merasa hangat di dadanya.
"Iya, Kak. Terima kasih ya." Yola tak bisa menyembunyikan senyumnya. "Kak, ini berhenti di sini aja. Kos aku di sebelah kanan." sambung Yola lagi.
"Oh, pagar hijau itu?" Mahendra segera meminggirkan mobilnya.
"Sekali lagi terima kasih ya kak. Maaf merepotkan. Sampai jumpa lagi. Kak Mahen, Hanand, aku masuk dulu ya. Hati-hati di jalan." pisah Yola.
"Bye, Yola. Have a good rest." lambai Mahendra.
Hanand mengangguk dan melambaikan tangannya pada Yola sambil tersenyum. Yola terdiam sejenak sampai mobil Mahen bergerak menjauh. Sesaat pikirannya melayang pada Hanand yang selalu irit kata-kata tapi entah mengapa selalu ada di sekitarnya. Ia tak yakin apakah bisa dikatakan mereka saling mengenal karena sikap Hanand padanya biasa saja, berbeda dengan Shalendra yang lebih ramah dan hangat. Yah, sudahlah. Setidaknya Yola bersyukur sudah punya teman baru lagi, menyelamatkannya dari situasi yang selalu membuatnya tertekan.
Yola merebahkan tubuhnya di kasur. Pikirannya masih pada kejadian tadi. Harus dia akui, yang membuatnya tertekan saat berhadapan dengan Julia bukanlah karena Julia, tapi mungkin rasa rendah dirinya karena tak mampu sebaik Julia. Dia merasa bersalah karena menolak tawaran Julia. Belum lagi dia dikejutkan dengan kedekatan Julia dengan Yardan. Yola menghembuskan nafasnya. Lain kali saat bertemu Julia dia berjanji akan mengajak sepupunya itu minum bersama.
Minggu pagi, Yola terbangun dengan sapaan Irina di balik telepon. Dengan berapi-api dia menceritakan kemarin sebelum pulang dengan Mahesa mereka mampir beli makanan sambil ngobrol tentang kehidupan masing-masing. Hesa masih single, begitu pengakuannya. Hesa mengingat snack favorit Irina dari kecil, yang tidak banyak yang tahu. Hesa tetap hangat tapi begitu abu-abu, Irina tak bisa menebak arti pujian Hesa terhadapnya. Saat di rumah Irina ditawari menginap di sana oleh Mama Hesa karena lama tidak kumpul katanya. Irina cerita begitu bersemangat, Yola tersadar sepenuhnya setelah bangun tadi. Dia melirik jam yang menunjukkan pukul 9 pagi.
"Rin, gaskanlah. Pepet terus, kalau dia ga kasih kode, kamu aja duluan." Yola menguap. "Saranku masih sama seperti kemarin. Tinggalkan pedekatean-pedekatean kamu itu. Nanti dikira ga serius loh sama Hesa."
Yola bisa mendengar Irina yang ngedumel ga setuju katanya terlalu dini memutuskan itu karena Hesa tidak menunjukkan apapun dan Irina takut hubungan mereka berubah. Yola memandangi pantulan wajahnya di cermin. Suasana hatinya sedang baik, dia ingin jalan-jalan.
"Rin, ke toko buku yuk. Mau cari novel" ajak Yola.
"Hari ini aku ada janji sama Hesa. Kamu mau bareng kita ga?" tawar Irina.
"Hadeh, ngga deh. Nanti malah ganggu kalian. Aku pergi sendiri deh, it's okay. Have fun sama Hesa, ya Rin."
Yola bergegas mandi dan mengganti pakaiannya. Untunglah dia terbiasa pergi sendiri, walau kadang ditemani Irina atau anak kosan yang lagi lowong. Yola tiba-tiba sadar bahwa ternyata temannya tak banyak, dan dia terbiasa bepergian sendiri dari SMA. Yola memutuskan untuk jalan kaki karena sebenarnya kosannya memang sangat strategis. Dekat kampus, jadi kadang dia bisa jalan kaki atau naik motornya. Keuntungan lain karena dekat kampus adalah areanya banyak ada cafe, toko buku, atau toko-toko lain yang menyediakan kebutuhan anak kuliahan.
Yola sedang memilih novel di toko buku langganannya sampai akhirnya dia melihat ada info lowongan pekerjaan tertempel di salah satu rak buku.
Little Sunshine Bookshop
Dibutuhkan karyawan toko buku.
Syarat
Suka buku
dapat bekerja sama dengan baik
minimal SMA
Hubungi Devon (08xxxxxxxxxx) atau langsung ke Little Sunshine Bookshop di alamat Rosdale Garden No. 12.
Yola segera mencatat kontak person yang tersedia. Ok, ini sangat kebetulan. Yola merasa memenuhi syarat dan hanya perlu memastikan jam kerja saja. Dia meletakkan novel yang tadi dibolak-balik. Segera keluar toko dan berlari ke kos, mengambil motornya untuk menuju toko buku yang dimaksud.
Notes:
Hi,
entah ada yang nunggu atau ga cerita ini, tapi aku sampaikan aja hehe.
Maaf banget ga bisa update banyak dan sering, tapi setelah ini akan masuk ke masalah masing-masing sih, hanya saja belum bisa update. Bisa-bisa bakal vakum lebih dari 2 minggu karena tiba-tiba kerjaan aku deadline semua tugasnya. Aku punya cerita lain with 2Hwang, apa aku up itu aja sambil nunggu aku bisa lanjutin ini ya T_T huhu. Serius, Yola cs ini inti ceritanya uda dibikin draft tapi ngerangkai itu yang belum kelar. Sedangkan cerita satu lagi itu uda sekitar sekian chapter, tapi takut tumpang tindih karena karakternya sama. mungkin aku tuntaskan ini aja dulu. maaf kalau lama updatenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding My Happy Ending
FanfictionSemua orang tahu bahwa hidup memang ga selalu ramah. Manusia diminta terus menemukan jawaban terhadap berbagai hal dalam kehidupan, kadang manis, kadang pahit. Tidak terkecuali untuk anak-anak muda ini yang berusaha mencari jawaban terhadap eksisten...