Pencarian VI

66 15 7
                                    

Pandangan Yola teralihkan oleh Irina yang berdiri dari mejanya. Dia melihat sekeliling, Yola yakin Irina pasti sedang mencari keberadaan dirinya. Yola melambaikan tangannya, Irina menoleh dan bergegas menghampiri Yola.

"Toilet." Irina memberi kode saat sudah di dekat Yola, kemudian melambai ke arah Hanand yang baru disadarinya ada di sebelah Yola.

Yola bergegas mengikuti Irina.

"Yola, gila. Mahesa, dia memintaku menemaninya mampir ke rumah. Katanya udah lama ga pulang. Sekalian nganter aku pulang katanya." jerit Irina.

Yola setengah mendengarkan karena pikirannya masih ke Julia bersama Yardan, belum lagi dia khawatir Julia akan bercerita pada keluarganya bila Yola masih menari. Orang tuanya tahu, dan mengizinkan dia tetap menari walau banyak syarat, hanya saja Yola tak tahu apa yang akan diceritakan Julia pada keluarganya.

"Eh, terus gimana?" tanya Yola. "Kamu kan bawa mobil, Rin. Kalau aku gampang tinggal grab. Atau mau titip mobil di kosku?" tawar Yola.

"Tadi aku bilang sama Hesa kalau aku bawa mobil. Dia yang ga bawa. Dia nebeng temennya." Irina semakin bersemangat.

"Nah, kesempatan emas. Gaskan saja!" jerit Yola balik.

Mereka berdua lompat bareng sambil bergenggaman tangan, memang aneh, kelakuan dua gadis dimabuk asmara. Eh engga. Irina saja sih, tapi Yola turut senang atas temannya.

"Siapa yang bilang mau move on. Udahlah Rin, berhenti sama para laki-laki yang kamu kencani sebagai pengganti Mahesa. Seriuslah dengan dia." Yola agak berbisik, berharap tidak sepenuhnya didengar Irina karena takut dia tersinggung.

Irina terdiam sejenak, terlihat agak goyah. "Yola, aku cuma pulang bareng Hesa. Ga kencan bareng dia. Hesa ga suka aku. Kami hanya teman."

"Maybe it's time to make a move? Beri Mahesa sinyal, Rin. Kalau setelah itu memang tidak direspon. Barulah ambil keputusan lain. Aku mendukungmu, Rin." Yola berusaha meyakinkan Irina.

"We'll see after this." ujar Irina. "By the way, kamu kenapa kok malah mojok sama siapa itu, Hanand ya? sampe ninggalin aku." protes Irina.

Giliran Yola yang salah tingkah. "Iya, Rin. Awalnya mau ambil minum, eh ternyata Hanand part time di sini, sekalian nanya lowongan, eh acara sudah dimulai. Ga enak kalau lewat-lewat." jelas Yola.

"Katanya mau gebet Kak Yardan kok udah sama Hanand aja." lanjut Irina lagi.

"Haduh ga ada yang bener itu. Lagian sama Hanand juga ga deket banget. Kebetulan aja." sahut Yola. "Udahlah, Rin. Kita samperin teman-teman dulu terus sana kamu balik sama Mahesa. Semoga lancar."

"Maaf kamu jadi pulang sendiri, Yo" Irina terlihat sangat tidak enak dengan temannya.

"It's okay. Yang penting inget PJ" Yola mengedipkan matanya.

Irina menyenggol lengan Yola pelan saat mereka berjalan keluar toilet.

Yola menghampiri Jemy dan Jonah yang sedang berdiri di area minuman dengan Mahendra. Hanand masih berjaga di sana.

"Kak Mahen" Yola berlari menghampirinya, disusul Irina. "Kak aku udah liat videonya. Keren banget. Makasih udah bikin aku jadi keren." katanya terengah. "Berkat bantuan Jemy dan Jonah juga" Yola mengalihkan perhatiannya pada dua laki-laki itu.

Mereka tertawa. "Aduh Yola. Formal banget sih. Malah kita yang seneng kamu udah bikin tugas kami jadi lebih mudah. Terima kasih sudah terlibat dalam video ini ya. Akhirnya konsepku terwujud" kata Mahendra.

"Berkat aku juga kak" Irina nimbrung.

"Iya, makasih Irina." balas Mahen.

"No worries, Yola." sahut Jemy.

Finding My Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang