Pencarian III

63 15 0
                                    

Mahendra dan dua rekannya sedang sibuk menyiapkan perlengkapan syuting saat Yola datang ke lokasi syuting. dia menampakkan dirinya malu-malu. Belum sempat dia menyapa, sudah terdengar keras suara Wirya. "Yola Candrika! Halo! Sini sini!" panggilnya.

Yola menoleh dan menatap 4 laki-laki yang sedang duduk melingkar sambil menikmati minuman. Yola mengikuti Wirya yang langsung mengajaknya duduk.

"Wah makasih banget ya sudah bersedia terlibat di video kami. Ga nyangka deh bisa kerja sama bareng." Buka Wirya.

"Aduh, ga gitu. Saya yang berterima kasih sudah diajak terlibat. Lagunya keren banget. Semoga saya bisa memenuhi ekspektasi" sahut Yola.

"Ih kok formal gitu, santai aja sama kita. Kenalin aku Wirya, semester 5 etnomusikologi, sama dengan member yang ini, Yardan. Terus ini Sabda, semester 3 jurusan Sastra Jepang, dan terakhir si bontot, Bagas, jurusan musik, baru semester 1." Wirya memperkenalkan mereka satu persatu.

Yola mengangguk, "Halo semuanya. Saya Yola Candrika, semester 3, jurusan Sastra inggris."

"Halo, Yola." Terdengar suara Mahen, diikuti oleh dua temannya yang mendekat ke arah mereka.

"Teman-teman, perkenalkan, ini Jeremy biasa dipanggil Jemy, dan di sebelahnya Jonathan, bisa dipanggil Jonah atau Jo aja. Mereka semester 3, jurusan olahraga" Mahen nyengir, kemudian lanjut "Mereka bakal bantu aku selama syuting ini. Tenang aja, mereka udah pro kok dalam pengambilan gambar"

Jemy dan Jo hanya nyengir malu. "Bisa dikit" bisik Jemy pelan.

"Kalian udah liat storyboardnya kan ya? Nah bentar lagi kita akan syuting adegan 3 dan 4 dulu. Adegan 1 dan 2-nya belakangan. Semoga semua scene bisa kita selesaikan hari ini." Mahen melirik jam tangannya. Jam 05.53 pagi. Masih bisa sarapan dulu, batinnya. "Kita ada waktu 7 menit lagi. Silakan teman-teman minum atau makan dulu" sambung Mahen.

"Yola mau minum apa?" tawar Yardan.

"Eh, air putih aja kak. Aku udah bawa. Terima kasih ya" Yola tersenyum.

"Video dancemu keren banget." Kali ini Sabda yang berusaha mencairkan suasana. Kalimatnya dibarengi anggukan Yardan, Bagas, dan Wirya.

"Wah makasih ya. Itu semua berkat bantuan teman-teman UKM sih. Ga nyangka dapet respon positif dari teman-teman lain" jawab Yola.

"Udah denger lagu kami kan, kak? Gimana?" tanya Bagas.

"Udah, bagus banget. Lagu sebelumnya juga aku suka kok. Tapi yang ini kesannya lebih dewasa gitu ya, dari lirik dan musiknya lebih melodic gitu. Eh maaf, ga bermaksud sok bicara di depan anak musik" Yola memelas, memohon ampun.

Mereka berempat tertawa.

"Ga apa, kak. Seneng dengernya!" seru Bagas.

Karena waktu sudah menunjukkan pukul 6, Mahen mengisyaratkan agar semua bergegas dan bersiap ke lokasi pertama. Scene yang akan diambil adalah scene antara Yola dengan salah satu member Reflection yang masih belum dia tahu siapa karena tidak dituliskan dalam storyboard. Yang dia tahu hanyalah dia dan member ini teman lama, mereka saling support impian masing-masing. Yang perempuan sangat senang menari, dia menari setiap saat untuk melupakan kehancuran keluarganya. Yang laki-laki senang menyanyi dan menulis lagu. Mereka berjanji akan berkolaborasi dalam karya, yang laki-laki membuat lagu dan si perempuan menarikannya.

Bagas menghampiri Yola. "Hai, Kak. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik." Bagas nyengir.

Ah, Yola mengerti. Pasangannya Bagas. "Mohon bimbingannya." Yola balas nyengir.

Mereka menuruti arahan Mahen dengan saksama. Untunglah Bagas orang yang ramah dan berusaha membuat Yola nyaman walaupun mereka sebenarnya tidak dekat. Begitu juga dengan Yola yang berusaha seprofesional mungkin saat berlakon, tak terkecuali saat mereka harus beradegan begitu dekat. Yola dan Bagas kini saling bertatapan, berhadapan, tangan Bagas di pinggang Yola.

Finding My Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang