14

2.3K 475 107
                                    

oOo

oOo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

oOo

"Tambahin air dingin." Ujar Kiel pada Rich yang sedang membuat susu di botol milik Frey.

"Udah segini?" Tanya Rich. Padahal ia dan Kiel baru pertamakali berbicara, ya memang dasarnya Kiel juga gampang berbaur dengan orang baru. Jadi percakapan keduanya nyambung selagi ditinggal Aska mandi.

"Ya itu rasain, panas apa udah pas?"

Rich memegang kembali botolnya, bingung dia. "Gak tau, menurut lo gimana? Nih pegang coba."

Kiel menghela nafas lalu ia mengambil botol susu ditangan Rich. "Udah, sana kasihin tuh bocil bentar lagi ngamuk."

"Iya." Rich nurut saja dan langsung menghampiri Frey yang sedang menonton film kartun. Anak itu dari tadi rewel, menangis terus sampai Aska tak boleh jauh-jauh darinya.

Untung saja Rich datang membawa hadiah yang sudah ia janjikan, bentukannya besar karena isinya mainan mobil F1 yang Rich beli lima tahun lalu dan miniatur lego Ferrari F1 racer seharga 15 juta.

Tak ada alasan khusus kenapa Rich memberikan barang berharga itu, dia hanya ingin saja dan sepertinya cocok untuk Frey.

"Frey, ini susunya." Rich ikut duduk di karpet sementara Frey sendiri tidak menjawab. Dia sedang sensitif dan seperti malas berbicara.

"Kenapa nangis terus?" Tanya Rich, ia memegang kaki kecil Frey. "Ngomong dong, curhat sini. Lagi galau?"

"Lagi minum susu!" Jawabnya, sedikit membentak Rich.

"Oh iya ya lagi minum susu, Om bego banget."

Kiel yang mendengarkan hampir saja tersedak, bisa-bisanya berbicara seperti itu. Pantas Aska kadang emosi menghadapi Rich.

"Kalau mobilnya dibawa lagi boleh?" Rich memegangi mainan mobil yang memang ukurannya besar karena bisa dikendarai oleh Frey.

"Kenapa?" Frey melepaskan dot nya, ia langsung terduduk siaga satu takut Rich kembali membawa mobil itu. "Punya Pey."

"Kalau nangis terus nanti mobilnya mau Om bawa lagi loh." Jawab Rich.

"Gak nangis!"

Rich tertawa pelan ia mendudukkan Frey di pahanya. "Frey, yang kecil itu gak boleh dinaikin. Bolehnya dielus-elus aja ya? Kalau yang gede boleh."

"Iya."

"Di sayang sayang ya?"

"Iya."

Rich menciumi tengkuk leher Frey, mencium aroma bayi yang bercampur dengan aroma milik Aska. Rasanya candu sekali, memeluk Frey serasa memeluk Aska.

Rich tidak suka anak kecil, tapi Frey dan Lula pengecualian mulai sekarang.

"Makasih Om." Ujar Frey, ia tersenyum lalu memeluk Rich erat dan bertanya, "kalau pie nya mana?"

Askarich Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang