15

2.7K 498 151
                                    

oOo

oOo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

oOo

Killian hanya bisa menatap Aska sang teman sekaligus rekan kerja. Zain bercerita banyak hal kemarin sore dan salah satunya tentang Aska yang tengah mencoba membuka hatinya untuk Rich, yang statusnya adalah mantan sepupu Killian.

Killian tak mau banyak berkomentar, tapi ia masih tidak percaya saja. Rich? Yang benar saja dengan anak itu?

"Dulu anaknya pengusaha batu bara lo tolak ya?" Ujar Killian seraya meminum kopinya. Dia mencoba mengingat suatu hal. "Sama anak artis senior tuh siapa ya, terus ada lagi pengusaha apa tuh namanya?"

"Diem." Balas Aska. Ia sudah tau respon Killian akan seperti ini, wajar sekali menurutnya.

"Ya gimana ya," Killian menghela nafasnya. "Richard banget nih? Ya tau sih dia lebih kaya dari siapapun, tapi beneran tuh bocah pilihan lo?"

"Gak gitu." Aska mulai merasa kesal, ia pun berdecak. Entahlah si Zain ini sudah ngomong apa saja pada Killian, pasti ada yang di tambah-tambah kan. "Ini tuh baru pemanasan."

"Hah?" Killian tampak bingung. "Jadi beneran?"

"Belum, kenal aja belum lama. Ini tuh lagi nyoba-nyoba aja gitu." Tangan Aska mengusap leher belakangnya, tanda sedikit malu tentang pembicaraan ini. "Kata Zain siapa tau cocok."

"Gue tau banget tuh bocah kayak gimana, jadi sorry aja nih kalau gue banyak nanya. Soalnya udah hafal sama kelakuannya." Kata Killian. Sungguh ia teringat bagaimana kurang ajarnya Rich padanya, tidak pernah di sapa. Apalagi setelah bercerai, Killian begitu disudutkan.

Rich pemarah, pergaulannya agak bebas, hura-hura terus dan yang Killian tau Rich banyak terkena masalah. Entah itu menyetir sambil mabuk atau semena-mena pada orang, Killian tau. Itu kenapa ia harus memastikan lebih detail lagi pada Aska.

"Ya gue pikir lo perlu tau dia lebih dalam lagi sih." Killian menatap mata sipit Aska lalu tersenyum. "Tanya, masih main perempuan gak? Contohnya itu."

Aska tertawa pelan, "kan gue bilang masih nyobain. Gue juga udah bisa nerawang gimana kehidupan dia sebelum kecelakaan, itu kelihatan jelas banget. Adiknya sering cerita dan malah tiap hari nyuruh gue hati-hati."

"Tapi Rich juga kan udah tau masa lalu gue kayak apa, udah ada Frey pula." Aska memainkan sendok makannya. "Dulu gue berharap dia mundur setelah tau gue udah ada anak dan pernah menikah, tapi nyatanya enggak. Dia malah gencar sekarang deketin anak gue."

"Sebenarnya gak mau ikut campur. Cuma ya mau bilang, pelan-pelan aja." Killian mengusak rambut milik Aska lalu tersenyum dan berdiri. "Nanti lagi ngomongnya, gue kerja dulu."

Aska mengangguk, ia pun membuka HP-nya. Sang Tante, adik dari Ibu Aska mengirimkan foto Frey. Anak itu tengah bercanda dengan suami si Tante.

Tantenya yang dulu membantu Aska sampai lulus kuliah. Aska sudah tak punya orangtua, nenek kakek pun tak ada. Mereka semua sudah tiada, ditambah lagi Aska kurang dekat dengan saudara dari Ayah ataupun Ibunya. Jadi ia hanya bertumpu pada Tante yang begitu baik hati.

Askarich Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang