18

1.9K 438 59
                                    

OOO

OOO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

oOo

Maaf kalau ada typo ya, gak aku cek lagi.

oOo

Jam dua pagi Aska belum tidur, Frey berada digendongnya karena baru saja terlelap setelah demamnya turun.

Benar, sekarang mereka berada di rumah sakit karena Frey semalaman menangis dan demam tinggi. Aska juga dokter, tapi beda cerita ketika putranya sendiri yang sakit. Sudah membeli obat tapi Aska masih merasa tak puas dengan hasilnya dan malah semakin khawatir, lalu ia pun membawa putranya ke rumah sakit.

Mana Frey hanya mau digendong oleh Aska, jadi Aska tak bisa bergantian dengan adiknya, Kiel, yang kini tidur di sofa karena tak mungkin meninggalkan kakaknya sendirian.

Aska kembali melirik jam sembari mengelus punggung putranya. Entah penampilannya sekarang sudah seperti apa Aska bodo amat, yang terpenting Frey sembuh dulu.

Aska memang sedang banyak pikiran, apalagi mengingat tentang apa yang dilakukan Killian karena ulah Rich. Ingin marah tapi Aska tak berhak menghakimi keduanya, mau dibilang bukan urusan Aska tapi Killian mengirimkan foto itu padanya. Aska jadi merasa serba salah.

Killian ingin membalas perbuatan Rich tapi lewat Aska itu rasanya agak menyakitkan. Aska paham Killian ingin melindunginya, tapi apa harus seperti ini? Apa tak bisa membalas langsung ke orangnya saja dan tak melibatkan Aska?

"Papa Papa..." Suara kecil nan serak itu membangunkan Aska dari lamunannya.

"Iya..." Aska menjawab begitu lembut. "Kenapa?"

"Minum."

Aska membawakan segelas air dan memberikannya pada Frey. Rasanya hati Aska tambah sakit melihat putranya tak sehat seperti ini. Apalagi melihat pipinya yang memerah dan matanya yang sayu, Aska tak sampai hati melihatnya.

"Mau apa lagi?" Tanya Aska.

"Bobo, kasur." Tangan mungil yang terlilit infus itu menunjuk kasur.

"Pinter, bobonya di kasur. Papa pegal soalnya Frey berat kalau digendong terus." Aska tersenyum dan menidurkan Frey pelan-pelan, Aska ikut naik lalu memeluk tubuh kecil Frey.

"Sayang Papa."

"Papa juga sayang Frey." Aska mengecup kening Frey tapi entah kenapa matanya sedikit memanas. Rasanya ingin menangis tiba-tiba tapi ia tahan sampai Frey tertidur. "Frey cepat sembuh ya."

Aska terus terisak, bahkan tenggorokannya sakit karena menahan tangis. Teringat bagaimana ia bangkit setelah kedua orangtuanya meninggal, lalu setelah itu rumah tangganya yang hancur lebur. Harus memaafkan mantan suami dan berdamai dengan kelakuannya sudah Aska lakukan walaupun awalnya terpaksa.

Masalah sepele dengan Killian juga malah membuatnya menangis dan merasa galau. Sepele memang tapi Aska terus kepikiran, mungkin karena yang berbuat seperti itu Killian yang notabenenya sahabatnya sendiri.

Askarich Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang