MALU

10 2 3
                                    

“Ingatkan aku untuk tidak selalu bergantung pada perasaan, aku takut jika salah melangkah dan membuatku jatuh terlalu dalam ”

-Accapella



-(CHAPTER 5)-

••••

Capella dan Tiwi sedang berada di toko buku untuk mencari novel keluaran terbaru. Sebenarnya Capella malas untuk keluar rumah namun Tiwi memaksa untuk mengantarnya mencari novel.

"Udah belum Wi? " tanya Capella yang sudah mulai bosan

"Bentar sabar napa,gue lagi nyari.Lagian novelnya disimpen dimana di umpetin kali ya, gue kesana kemari kaga ada " ucap Tiwi sedikit kesal karena tak menemukan buku yang di carinya

"Otak lo pake dong.Buat apa tuhan nyiptain mulut? Lo tanya ke mba² tuh "

"Lupa " Tiwi yang cengengesan dibalas dengan tatapan horor Capella, sudah satu jam dirinya menunggu makhluk ini di toko buku.

"Permisi mba, mau nanya buku yang judulnya PENAKLUK HATI dimana yah? "

"Owh buku itu? Udah sold out kak, soalnya tadi pada banyak yang nyari buku itu"

"astagahhh, mba kenapa ga ngasih tau? "

Mba mba itu heran dengan memasang muka malas, kenapa anak ini terlihat seperti bukan anak sekolahan.

"kakaknya kan gak nanya " jawab penjual itu dengan nada datar

Tiwi yang frustasi akhirnya menghampiri Capella dengan muka lesu seperti aura keputusasaan.
"Eh kenapa lo,muka lo jelek di lemes²in gitu " tanya Capella pada Tiwi yang mengerucutkan bibirnya

"Lemes ga di semangatin ayang hua canda deng. Bukunya udah sold masa.Yaudah balik aja yu? " ajak Tiwi pada Capella yang masih mematung dengan perasaan seperti ingin mencakar muka temannya itu

"kita udah satu jam disini dengan mudahnya lo bilang BALIK YU " nada Capella menegas hingga para petugas disana melihat mereka seperti keterkejutan.

"Gue ga bilang gitu,gue bilang YAUDAH BALIK AJA YU "

Tiwi seperti memiliki kepribadian ganda menurut Capella, dirinya pintar namun terkadang tidak bisa memahami hal sekecil ini. Bagaimana bisa manusia ini menjadi temannya? Rasa kesal dalam diri Capella semakin memuncak

"ITU SAMA AJA TONOOOO!! "

"Ssttt, Capella jangan brisik! "

Ditengah perdebatan itu. Tiba tiba tangan Tiwi menarik Capella dan menyuruhnya untuk tidak bersuara.Jari Tiwi menutup mukut Capella memberi isyarat untuk tidak bersuara. Mata Tiwi seakan menangkap sesuatu,tatapan Tiwi seolah melihat maling yang sedang mengendap-endap dirumah nya.

"Lo kenapaaaa?! "bisik Capella dengan masih tetap merasa kesal pada Tiwi

"Sstt. Gue sumpel juga mulut lo.Mau lo? "

"Iya kenapa Tiwi?! "

"Liat tuh, bukannya itu si Dolanan itu kan? "

Mata Capella meneliti seseorang yang di arahkan tangan Tiwi padanya. Ntah mengapa Tiwi bisa refleks membawa Capella untuk bersembunyi, padahal harusnya biasa² saja.

"Itu Jonathan bukan dolanan.Tapi ngapain disini? "

"Eh ampela, dia kesini ya pasti cari buku masa cari bahan matrial "

"Iya gue tau, tapi masa bisa pas²an sama kita? Padahal tadi siangkan baru aja ketemu pas di sekolah "

"Geer kan lo? Lo pasti mikirnya dia ngikutin lo ya? Halah otak lo udah kebaca " Tiwi menggoda Capella dengan senyum jailnya, memang sahabatnya ini kadang selalu benar meski banyak salahnya.

Baru beberapa saat Capella melihat Jonathan tiba² ada seorang wanita dari belakang yang merangkul tangannya."bebas ya beli apa aja? " ucap wanita itu.

Sedikit terdengar percakapan mereka oleh Capella dan Tiwi, mungkin karena suasana toko buku tidak terlalu ramai pada sore itu. Capella yang melihat itu meremas tangan Tiwi yang langsung di pukul oleh sang empu.

"Sakit tauu! "

"Tuhkan bener dugaan gue Wi, Jonathan itu udah punya pacar " Capella yang melihat itu sudah patah hati dan kesal.Berhakkah dirinya seperti ini? Tentu saja tidak. Jonathan adalah orang lain bagi Capella, tapi mengapa rasanya sakit melihat Jo dekat dengan wanita lain?

"Diem, kita ikutin mereka " ucapan Tiwi membuat Capella melongo

"Lo mau bikin temen lo ini sakit hati? "

"Capella temanku, ya gaada salahnya kan kita mastiin. Ya itung² refresing daripada lo dirumah mulu yekan? "

"Ya refresing masa ngintilin orang pacaran?!"

"Refresing ala Tiwi itu sangat amat berbeza, jadi lo suttt diem aja "

Capella menurut aja apa perintah Tiwi padanya.Capella berpikir harusnya ia tak datang ke toko buku sore ini, mungkin dirinya tak akan bertemu Jonathan dan tak akan melihat pemandangan yang menyesakkan tadi. Dan mengapa Tiwi bersikeras untuk mengikuti mereka? Ntahlah semoga ada hari baik setelah ini bagi Capella.

Setelah beberapa saat Capella dan Tiwi mengikuti mereka dan kemudian berhenti di pinggir sebuah rak buku,yang terlihat Jonathan sedang menemani gadisnya memilih buku. Sedangkan Capella sudah memanas melihat pemandangan itu.Dan Tiwi tengah fokus memperhatikan mereka.Gadis itu kemudian memilih sebuah novel dan tanpa di duga²

"TUHKAN ADA. TADI KATA MBANYA UDAH ABIS, TAPI INI APA! "
Tiwi yang keluar dari persembunyiannya karena melihat novel yang ia inginkan ternyata masih ada, harusnya itu sudah berada di tangan Tiwi sekarang.

"CAPELLA, LIAT TUH. BENERKAN,FIRASAT GUE EMANG TUH BUKU MASIH NYISA "

Capella yang melihat itu kaget setengah mampus.Dirinya sungguh malu oleh kelakuan temannya yang satu ini.
Jonathan menatap mereka berdua dengan wajah yang kebingungan, ntah mengapa dirinya dan Capella selalu di pertemukan meski dia tak begitu mengenal siapa gadis itu.

"kakak-kakak ini kenapa? "tanya wanita yang berdiri di sebelah Jonathan dengan sopan

"Aku tuh tadi nyari buku ini, tapi katanya udah abis. Eh ternyata masih nyisa satu, padahal udah nungguin banget sampe lumutan " Nada bicara Tiwi terlihat keras namun sorot matanya seperti ketidakrelaan, Tiwi tak rela buku kesukaannya itu jatuh pada orang lain.

Sedangkan Capella hanya bisa diam tak berkutik apalagi mendekati temannya itu.

"Owh gitu, yaudah ini ambil aja. Aku bisa cari buku yang lain kok "

Mendengar itu Tiwi sangat senang.Dirinya tak sia sia datang ke toko buku selama berjam-jam.

"Beneran? makasih lohh, pacar lo baik banget Jo " Capella sontak terkejut dengan ucapan Tiwi yang spontan begitupan dengan Jonathan yang masih memasang wajah biasa saja.Bodoamat lah Tiwi seperti sok akrab yang penting ia senang mendapatkan buku yang dia mau. Sedangkan Capella hanya menahan senyum di balik rasa sakit yang harus ia terima.

"Pacar? Sorry ini adek gue "

Deggg.

••••

DEG DEG DEG.

APA YANG AKAN TERJADI SELANJUTNYA?

APA PERASAAN CAPELLA SETELAH MENGETAHUI HAL ITU?

BAGAIMANA PERASAAN KALIAN JIKA MEMILIKI TEMAN SEPERTI TIWI YANG PEKA TERHADAPMU?

DAN GIMANA REAKSI KALIAN TERHADAP JONATHAN? PASTI UDAH KEBAYANGKAN DEEPNYA KAYA GIMANA? HAHAHAH
..........

KALIAN AKAN MENEMUKAN JAWABANNYA DI PART SELANJUTNYA....

JANGAN LUPA FOLLOW, COMMENT, DAN VOTE CERITA INI BIAR SEMANGAT UPDATE DAN KALIAN AKAN MENEMUKAN KEJUTANNYA....

CERITA INI MEMUNGKINKAN UNTUK SAD/HAPPY END YAAAA......

SEMOGA KALIAN SUKAAAA..

SELAMAT MEMBACA...

SEE U..










Hello Mr Deep VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang