KOPI

5 0 0
                                    

"terkadang kebodohan yang kita lakukan adalah sebuah ungkapan dari
perasaan "

-Accapella

                       (CHAPTER 7)
                                •••

Matahari yang menyengat membuat Capella berkeringat. Hari ini cuaca memang terasa sangat panas. Untungnya dia sudah memesan sebuah taxi untuk mengantarnya pulang.
Jangan tanya Tiwi kemana,anak itu seperti kilat yang sudah pasti bertemu muklas kekasihnya. Lagi lagi Capella pulang sendiri, sebenarnya sih Dendi si ketua kelas sudah mengajak Capella untuk pulang bersama. Oh ya, Dendi si murid baru yang so cool dan narsis. Entah apa maksudnya mengajak Capella pulang bersama,itu tidak penting.

Lampu lalu lintas itu menyala berwarna merah membuat taxi yang di tumpangi Capella dan pengendara lainnya ikut berhenti.Seorang pengendara motor yang pas berada di samping jendela Capella,membuatnya sekilas ikut melirik.

"Oh shit!" umpatnya

Pria yang masih memakai seragam sekolah dan helm yang tidak tertutup itu mampu membuat Capella menerjap beberapa kali, siapa lagi pelakunya kalo bukan Jonathan yang selalu membuat hatinya dugeman.

Motor itu melaju ketika warna lampu itu berubah menjadi hijau, melewati mobil yang Capella tumpangi. Sebuah senyum jahil terbit di wajahnya. Melihat motor pria itu bergerak, membuat raganya seolah tertarik untuk mengikutinya.

"Ikutin motor itu pak " ucapnya.

Motor itu berhenti di sebuah kedai kopi yang sedikit agak jauh dari sekolah.Setelah melepas helm, cowok itu bergegas masuk sedangkan Capella hanya diam memperhatikan dari dalam mobil.

"Sampe mba " suara supir taxi itu membuat Capella mengalihkan pandangannya.

"iya ya, makasih ya mas "

Dirinya turun dan mengendap-endap seperti maling.Menunggu si pemilik motor itu keluar dari sana. Ntah sudah 15 menit terasa lama bagi Capella, dirinya tak sabar melihat Jonathan lagi. Namun pria itu tak kunjung keluar.

"Lama banget dah, bisa bisa mateng gue disini " cuaca panas membuatnya haus dan mungkin Jonathan tidak akan sadar bahwa dirinya di buntuti cewek cantik sepertinya, gengsi juga kalo dia benar² kegeeran.

Capella mulai masuk ke kedai kopi itu dan berusaha tetap tenang, namun matanya bisa mengabsen semua kegiatan disana. Tidak terlalu ramai, dan tak menemukan orang yang di carinya. Heran, dia melihat lagi keluar.

"motornya ada, orangnya ilang.Yakali gue salah liat " matanya mulai menerjap beberapa kali, menetralisasikan pikiran serta penglihatannya.

"Dehidrasi nih kayanya gue "

Sembari mengamati,dirinya berjalan ke arah dua orang barista yang sedang membuat pesanan. Lelah juga dirinya mengikuti orang itu, pantas saja pekerjaan mata-mata di bayar mahal.

"mas cappuccinonya satu " ucap Capella pada seorang barista disana.Barista itu kemudian berbalik dan betapa terkejutnya Capella.

"Loh Jonathan, ngapain disini? "

"Lo sendiri ngapain? " tanya Jo balik,dirinya seolah selalu di pertemukan dengan wanita ini.

"y yaa, gue beli kopi "

Otak Capella tidak sinkron dengan mulutnya, dirinya sedikit gugup dan belum siap. Namun dia harus tetap bersikap tenang.

"Yaudah aku tunggu disana " ucap nya lagi

Ada banyak hal yang terlintas dalam pikirannya. Kenapa Jonathan bekerja?dia kan punya mobil, motor di depan pun motor antik yang siapapun pasti tahu harganya sangat mahal. Karna ayah Capella juga memiliki motor yang sama seperti itu,dan harganya memang fantastis.

Hello Mr Deep VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang